Alexander Hamilton yang yatim piatu sejak kecil mengalami kehidupan awal yang cukup sulit. Namun, berkat kecerdesannya dan kedermawan para penduduk kota, ia berhasil meninggalkan kampung halamannya, Pulau Nevis, dan pergi ke New York ("Alexander Hamilton"). Pada tahun 1776, di New York, Hamilton yang merupakan mahasiswa King's College bertemu dengan Aaron Burr, John Laurens, Marquis de Lafayette, dan Hercules Mulligan ("Aaron Burr, Sir"), dimana Hamilton berhasil membuat mereka terkesan dengan kemampuan retorikanya dan akhirnya bersahabat dengan mereka ("My Shot"). Laurens. Lafayette, Mulligan dan Hamilton lalu saling menceritakan tujuan revolusi mereka masing-masing, sementara Burr masih dalam kekhawatirannya akan konsekuensi dari revolusi yang akan mereka lakukan ("The Story of Tonight"). Tidak lama kemudian, para putri Philip Schulyer; Peggy, Angelica, dan Eliza pergi ke kota untuk ikut memberikan pendapat mereka tentang revolusi yang akan datang ("The Schulyer Sisters"). Uskup Samuel Seabury yang loyal pada Inggris menentang revolusi tersebut ("Farmer Refused") dan Raja George III bersikeras dengan kekuasaannya yang ada di Amerika ("You'll Be Back"). Selama kampanye New York dan New Jersey, Hamilton mendapat posisi sebagai aide-de-camp George Washington walaupun sebenarnya ia lebih suka berada di lapangan ("Right Hand Man").
Dalam sebuah pesta dansa yang diadakan oleh Philip Schulyer ("A Winter's Ball"), Eliza jatuh cinta pada Hamilton, dimana Hamilton membalas perasaan tersebut dengan serius hingga ke jenjang pernikahan ("Helpless"), di saat bersamaan Angelica memendam dalam-dalam perasaannya pada Hamilton demi kebahagiaan Eliza. Setelah pernikahan mereka selesai, Burr dan Hamilton saling mengucapakan selamat atas kesuksesan mereka masing-masing ("The Story of Tonight (Reprise)"), dan ketika Hamilton pergi, Burr merenungkan kemajuan Hamilton yang sangat pesat sambil memikirkan karirnya sendiri yang lebih berhati-hati serta perselingkuhannya dengan Theodosia, istri seorang perwira Inggris ("Wait For It").
Seiring memburuknya kondisi Tentara Kontinental akibat tindakan Mayor Jenderal Charles Lee yang 'tidak berpengalaman' ("Stau Alive"), Laurens dibantu dengan Hamilton akhirnya melakukan duel dengan Mayor Jenderal tersebut ("Ten Duel Commandments"), yang pada akhirnya membuat Hamilton diberhentikan sementara dari militer oleh Washington ("Meet Me Inside"). Saat Hamilton sampai di rumah, Eliza memberitahunya bahwa ia sedang mengandung anak pertama mereka, Philip, dan meminta Hamilton untuk lebih memperhatikan sekitar dan menikmati segala hal yang telah terjadi selama ini ("That Would Be Enough"). Di saat bersamaan, Lafayatte berusaha meyakinkan Washington untuk memanggil kembali Hamilton agar dapat membantu mereka menyusun rencana untuk Pertempuran Yorktown yang terakhir ("Guns and Ships"). Setelah kembali ke medan perang, Hamilton yang percaya bahwa dirinya harus mati sebagai martir dan pahlawan dalam perang, diberi nasihat oleh Washington agar dia lebih berhati-hati dengan segala tindakannya karena apa yang dia lakukan akan diingat sepanjang masa ("History Has Its Eyes on You"). Di Yorktown, Hamilton bertemu kembali dengan Lafayatte untuk bersama-sama mengalahkan Inggris. Sementara itu, Mulligan menjadi mata-mata untuk menjebak Inggris dan membantu memenangkan pertempuran. ("Yorktown (The World Turned Upside Down)").
Segera setelah kemenangan Amerika di Yorktown, Raja George bertanya-tanya bagaimana cara Amerika yang baru lahir ini akan berhasil setelah memisahkan diri dari Inggris ("What Comes Next?"). Di saat bersamaan, putra Hamilton, Philip, dan putri Burr, Theodosia, lahir. Keduanya memberi tahu anak mereka bahwa mereka akan melakukan apa saja untuk melindungi anak tersayang mereka ("Dear Theodosia"). Tak lama kemudian, Hamilton menerima kabar bahwa Laurens telah terbunuh dalam sebuah pertempuran sesaat setelah kemenangan mereka di Yorktown ("The Laurens Interlude/Tomorrow There'll Be More Of Us"). Setelah itu, Hamilton kembali ke New York dan ikut andil dalam penulisan The Federalist Papers serta dipilih sebagai Menteri Keuangan oleh Presiden Washington yang baru saja terpilih, dimana Eliza memohon kepada Hamilton agar tetap tinggal dengannya. Sementara itu, Angelica pindah ke London bersama suami barunya ("Non-Stop").
Babak 2
Pada tahun 1789, Thomas Jefferson kembali ke Amerika setelah menjalani tugasnya sebagai duta besar AS untuk Perancis, ia mengambil posisi barunya sebagai Menteri Luar Negeri ("What'd I Miss"). Di sebuah rapat Kabinet, Jefferson dan Madison berdebat dengan Hamilton perihal proposal keuangan yang ia buat. Washington lalu menyuruh Hamilton untuk mencari sebuah kompromi agar dapat memenangkan kongres ("Cabinet Battle #1"). Eliza dan keluarganya (termasuk Angelica yang baru saja kembli dari London) kemudian berlibur ke bagian Utara selama musim panas, sementara Hamilton tetap tinggal di rumah untuk mengupayakan kompromi tersebut ("Take a Break"). Di saat itulah Hamilton memulai perselingkuhannya dengan Maria Reynolds, yang membuatnya terperangkap dalam pemerasan dari suami Maria ("Say No To This"). Hamilton, Jefferson, dan James Madison lalu membuat kesepakatan kompromi tahun 1790 disaat makan malam pribadi, mereka menukar proposal keuangan dengan penempatan ibu kota permanen negara di Sungai Potomac. Burr yang iri dengan pengaruh Hamilton di pemerintahan berharap bahwa dia memiliki kekuatan yang sama ("The Room Where It Happens"), dan pada akhirnya Burr berpindah partai politik dan mengalahkan Philip Schulyer dalam pemilihan anggota Senat, menjadikan Hamilton sebagai saingannya ("Schuyler Defeated").
Dalam sebuah rapat kabinet lainnya, Jefferson dan Hamilton berdebat mengenai apakah Amerika Serikat harus membantu Perancis dalam konfliknya dengan Inggris. Presiden Washington lalu menyetujui argumen Hamilton untuk tetap bersikap netral dalam konflik tersebut ("Cabinet Battle #2"). Setelah itu, Jefferson, Madison, dan Burr memutuskan untuk bekerjasama agar dapat menjatuhkan Hamilton ("Washington on Your Side"). Tidak lama kemudian, Washington pensiun dari kursi kepresidenan setelah masa jabatannya yang kedua, dan Hamilton membantunya dalam menulis pidato perpisahan ("One Last Time"). Raja George sangat terkejut saat menerima kabar pengunduran diri George Washington, dan fakta bahwa penggantinya adalah penandatangan Perjanjian Paris, John Adams ("I Know Him"). Adams yang menjadi Presiden selanjutnya lalu memecat Hamilton, yang kemudian membalasnya dengan menerbitkan kritik pedas terhadap presiden baru tersebut ("The Adams Administration").
Jefferson, Madison, dan Burr lalu mengonfrontasi Hamilton mengenai pemerasan dari James Reynolds, menuduhnya melakukan "[penggelapan] dana pemerintah" ("We Know"). Hamilton yang putus asa untuk menyelamatkan karier politiknya dengan membuktikkan bahwa ia hanya bernafsu dan tidak korup sama sekali, lalu mengenang kehidupannya dan bagaimana menulis telah mengubah hidupnya ("Hurricane"), tepat sebelum ia mempublikasikan perselingkuhannya dalam Pamflet Reynolds, yang pada akhirnya menghancurkan reputasinya sendiri ("The Reynolds Pamphlet"). Pamflet tersebut juga merusak hubungannya dengan Eliza, yang sebagai pembalasan dendam, membakar semua surat yang ditulis Hamilton untuknya, mencoba menghapus dirinya sendiri dari sejarah ("Burn"). Setelah lulus kuliah, Philip berusaha membela kehormatan ayahnya dalam sebuah duel dengan George Eacker ("Blow Us All Away"), yang pada akhirnya membuat ia mati tertembak ("Stay Alive (Reprise)"). Kematian Philip tersebut berujung pada perdamaian antara Hamilton dan Eliza ("It's Quiet Uptown").
Dukungan Hamilton terhadap Jefferson dalam pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 1800 ("The Election of 1800") menghasilkan permusuhan lebih lanjut antara Hamilton dan Burr, yang membuat Burr menantang Hamilton untuk berduel ("Your Obedient Servant"). Hamilton lalu menulis surat terakhirnya dengan tergesa-gesa sementara Eliza yang khawatir menyuruhnya untuk kembali tidur ("Best of Wives and Best of Women"). Burr lalu merenungi saat-saat terakhir menjelang duel, sementara Hamilton mengingat kembali seluruhnya peninggalannya, sebelum akhirnya dia membuang tembakannya. Burr lalu menembak Hamilton dengan fatal, dan menyesali tindakannya, mengatakan bahwa meskipun dia selamat, dia akan tetap akan dikenang sebagai penjahat yang telah membunuh Hamilton ("The World Was Wide Enough"). Setelah duel berakhir, Jefferson dan Madison merenungi peninggalan Hamilton, di saat bersamaan Eliza menceritakan bagaimana dia menjaga peninggalan Hamilton agar tetap hidup dengan mewawancarai para veteran perang, mendapatkan bantuan dari Angelica, menggalang dana untuk Monumen Washington, menyuarakan penentangan terhadap perbudakan, dan mendirikan panti asuhan swasta pertama di New York ("Who Lives, Who Dies, Who Tells Your Story"). Drama musikal ini ditutup dengan Hamilton yang menjabat tangan Eliza. Lalu Eliza menoleh ke arah penonton sambil menghela nafas yang penuh dengan air mata.
"Tomorrow There'll Be More of Us" – Laurens, (Eliza, Hamilton) †
"Non-Stop" – Hamilton, Burr, Eliza, Angelica, Washington, and Company
† "Tomorrow There'll Be More Of Us", perulangan ketiga "The Story of Tonight", tidak masuk Original Broadway Cast Recording dan sering dianggap sebagai adegan alih-alih lagu.[7]
‡ Sebelumnya berjudul "One Last Ride" dalam pertunjukan Off-Broadway.[8]
‡‡ Lagu lebih panjang atau berbeda dalam pertunjukan Off-Broadway
‡‡‡ Lagu "Congratulations", perulangan "Satisfied," dalam versi pendek merupakan bagian dari "The Reynolds Pamphlet" dalam pertunjukan Broadway
"Aaron Burr, Sir", " A Winter's Ball", "Story of Tonight (Reprise)", "Meet Me Inside", "Guns and Ships", "What Comes Next", "Cabinet Battle #1", "Cabinet Battle #2", "I Know Him", "We Know", "Stay Alive (Reprise)", dan "Best of Wives and Best of Women" tidak masuk daftar lagu Opening Night Playbill.
"A Winter's Ball", "Guns and Ships", "Non-Stop" "What'd I Miss", "The Adams Administration" dan "Your Obedient Servant" mengandung perulangan lagu judulnya, "Alexander Hamilton"
"Non-Stop" mengandung potongan beberapa lagu, termasuk "Alexander Hamilton", "Aaron Burr, Sir", "My Shot", "The Schuyler Sisters", "Right Hand Man", "Helpless", "Satisfied", "Wait for It", dan "History Has its Eyes on You".
Rekaman pemeran Broadway asli Hamilton dirilis oleh NPR tanggal 21 September 2015.[9] Albumnya dirilis Atlantic Records secara digital pada tanggal 25 September 2015. Album fisiknya dirilis tanggal 16 Oktober 2015.[10] Album ini juga dirilis dalam bentuk piringan hitam.[11]
Saat dirilis, album ini menempati peringkat 12 di tangga album Billboard 200, posisi tertinggi yang pernah ditempati rekaman pemeran sejak 1963.[12] Album ini memuncaki tangga album BillboardRap.[13]
‡ Blankenbuehler received a Special Drama Desk Award for "his inspired and heart-stopping choreography in Hamilton, which is indispensible to the musical's storytelling. His body of work is versatile, yet a dynamic and fluid style is consistently evident. When it's time to 'take his shot,' Blankenbuehler hits the bull's-eye."[18]