Hambatan non-tarifHambatan non-tarif, atau Non-Tariff Barriers (NTB), dalam bisnis internasional adalah tindakan oleh suatu negara yang secara terselubung ditujukan untuk menghalangi masuknya barang impor melalui berbagai kebijakan yang bukan tarif bea masuk tanpa melibatkan pengenaan tarif atau bea masuk NTB disebut terselubung (hidden) atau tak tampak (invisible), karena sifat yang tidak kentara (non-trans-parant) dan mempersulit masuknya barang kedalam negara yang melakukan NTB itu. Menurut sistem klasifikasi yang dirincikan UNCTAD (United Nations Conference on Trade And Development), NTB terdiri atas tiga jenis. Tindakan kebijaksanaan perdagangan yang terutama diarahkan untuk melindungi pemasok impor yang bersaing terhadap pesaing asing, atau untuk memberi bantuan kepada para eksportir dalam usaha-usaha perluasan pasaran luar negeri/asingTindakan kebijakan perdagangan meliputi:
Tindakan yang dilakukan secara insidental (dari waktu ke waktu) dengan maksud untuk membatasi impor atau menstimulasi eksporTindakan insidental ini meliputi:
Tindakan yang secara konsistenPenerapannya tidak secara terang-terangan, dengan maksud untuk melindungi industri domestik, tetapi yang dengan sendirinya mempunyai dampak pada sektor perdagangan. Dalam sidang-sidang GATT (General Agreement on Tariffs and Trade), kebanyakan tindakan NTB termasuk sebagai daerah "kelabu" (gray area), yang berarti bahwa NTB adalah tidak konsisten dengan keterikatan negara pada persetujuan GATT. Yang paling sering dipakai dewasa ini adalah tindakan pembatasan ekspor secara sukarela (Voluntary Export Restraint = VER). Sesungguhnya VER adalah mahal bagi negara yang menerapkannya untuk membatasi impor. Sekalipun mahal banyak pemerintah lebih menyukai VER untuk melegimitasi instrumen GATT. Tindakan NTB yang dilakukan hampir semua negara merupakan tindakan proteksionistis dan lebih dilandasi pertimbangan kepentingan perlindungan industri domestik. Inflasi yang tinggi, kelemahan ekonomi, dan anjloknya nilai tukar mata uang merupakan sumber proteksionisme. Langkah-langkah usaha pembatasan NTB belum menunjukkan hasil konkret dan hal ini merupakan perkembangan yang tidak menggembirakan bagi kebanyakan negara terutara dunia ketiga.[1] Referensi |