Guru (agama darmik)

Seorang guru sedang mengajar di gurukula, yaitu tempat pendidikan sekaligus asrama bagi guru dan murid.

Guru (Dewanagari: गुरु ; ,IASTGuru, गुरु ) adalah sebuah istilah dalam bahasa Sanskerta yang berarti pengajar atau pemimpin keagamaan maupun spiritual,[1][2] dan biasanya digunakan dalam agama-agama darmik, meliputi agama Hindu, Buddha dan Sikh, dan juga dalam beberapa gerakan keagamaan baru. Dalam agama-agama darmik, guru dipandang sebagai pemimpin suci yang memberi kebijakan dan pedoman, dan menemukan guru sejati sering kali menjadi syarat mutlak bagi orang yang ingin mencapai pencerahan.[3]

Guru dalam bahasa Sanskerta juga merujuk kepada Wrehaspati (Sanskerta: Brihaspati), figur suci dalam agama Hindu. Dalam mitologi Hindu, Wrehaspati merupakan guru para dewa.[4] Dalam beberapa bahasa di India, seperti misalnya bahasa Hindi, hari Kamis juga disebut Brihaspativār atau Guruvār (vār berarti hari dalam pekan).[5]

Di India dan Indonesia, kata guru diartikan sebagai "pengajar", istilah ini juga digunakan oleh murid di sekolah. Selanjutnya, dalam arti kiasan menurut Dunia Barat, guru merujuk kepada seseorang yang berkuasa karena pengetahuan/kepandaiannya dalam hal-hal duniawi.[6]

Referensi

  1. ^ "Guru". Encyclopædia Britannica. 2013. 
  2. ^ Pertz, Stefan (2013). The Guru in Me - Critical Perspectives on Management. GRIN Verlag. hlm. 2–3. ISBN 978-3638749251. 
  3. ^ Simmer-Brown, Judith (2002). Dakini's Warm Breath: The Feminine Principle in Tibetan Buddhism. Boston, Massachusetts: Shambhala Publications. hlm. 169. ISBN 978-1-57062-920-4. 
  4. ^ Walter Slaje (2008). Abhandlungen für die Kunde des Morgenlandes. Otto Harrassowitz Verlag. hlm. 157 with footnotes. ISBN 978-3-447-05645-8. 
  5. ^ "Who is Dev Guru Brihaspati, Guru of all Hindu gods?". brihaspatidham.com. Diakses tanggal 2020-03-23. 
  6. ^ Gressett, Michael J. (November 2006). Forsthoefel, Thomas A.; Humes, Cynthia Ann, ed. "Gurus in America". The Journal of Asian Studies. Albany: State University of New York Press. 65 (4): 842–844. doi:10.1017/S0021911806001872. 
Kembali kehalaman sebelumnya