Gunung Malintang
Gunung Malintang[2] adalah salah satu gunung di Sumatera Barat.[3] Berlokasi di Nagari Ujung Gading, Kecamatan Lembah Melintang, Kabupaten Pasaman Barat. Gunung ini juga disebut Gunung Bendera oleh masyarakat sekitar. Di puncak Gunung Malintang, pada ketinggian 1.900 mdpl, terdapat sebuah danau yaitu Danau Laut Tinggal[4]. Danau ini adalah danau tersembunyi dan belum dikenal banyak orang di Sumatera Barat. Danau Laut Tinggal diketahui keberadaannya sejak tahun 2009. Tahun 2009 peneliti dari Jerman yang bernama Dr. Renata Rabenstern dan Herwig Zahorka melakukan ekspedisi selama 6 hari bersama masyarakat setempat. Peneliti dari Jerman mengetahui danau ini dari pantauan satelit bahwa di bagian utara Provinsi Sumatera Barat terlihat ada danau yang belum terjamah oleh manusia. Mereka menemukan sebuah danau yang indah, namun tidak ada hewan ataupun ikan yang hidup di sana, belum ada penelitian lebih lanjut. Danau Laut Tinggal[5] Danau Laut Tinggal terletak di Gunung Malintang, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat. Danau ini terdapat di puncak gunung pada ketinggian 1.900 mdpl yang tersembunyi dan belum banyak dikenal oleh masyarakat. Keberadaannya baru diketahui pada tahun 2009 oleh peneliti asal Jerman, Dr. Renata Rabenstern dan Herwig Zahorka yang melakukan ekspedesi selama enam hari bersama masyarakat setempat. Pada saat itu, danau tersebut belum terjamah oleh manusia, hingga saat ini pun belum banyak yang mengetahui keberadaannya. Hanya beberapa pegiat alam bebas yang dapat menikmati keindahan danau di tengah gunung. Untuk dapat mencapai danau ini perlu menempuh perjalanan sekitar 3 jam dari Kota Bukittinggi menuju Kota Simpang Empat yang merupakan Ibukota Kabupaten Pasaman Barat. Sedangkan jika jalan dari Kota Padang perlu waktu tempuh sekitar 4 jam. Namun, perjalanannya masih panjang karena jalanan yang ekstrim untuk sampai di Desa Sitobu yang menjadi pintu masuk terdekat dari Gunung Malintang. Setelah sampai, pengunjung wajib untuk melapor pada perangkat desa sebelum melanjutkan perjalanan menuju Danau Laut Tinggal. Jarak dari desa ke danau tersebut adalah 20 km sehingga membutuhkan waktu hampir dua hari untuk mencapai danau. Tak menjadi wisata umum, danau ini cocok bagi pecinta alam dan pegiat kegiatan di alam terbuka seperti mendaki gunung dan menjelajah hutan rimba. Meskipun penuh tantangan untuk dapat menikmati danau ini, nyatanya danau ini merupakan hasil dari letusan erupsi purba Gunung Malintang pada era Kuarter. Para peneliti dari Jerman menyebutnya sebagai danau hantu karena letaknya di dalam hutan premier. Peneliti juga tidak menemukan ada kehidupan biota di dalam danau yang kedalamannya sekitar 62 meter dari bagian tengah danau. Bentuk danau hampir bulat dan sekitar 300 meter di bawah bibir kawah Melintang. Meskipun tidak ditemukan kehidupan biota di dalamnya, terdapat keanekaragaman hayati di sekitarnya. Bahkan terdapat flora langka seperti aneka jenis Anggrek Hutan, Kantong Semar (Nepenthes gymnamphora), keluarga paku-pakuan, dan talas raksasa setinggi hampir 2 meter. Tak hanya itu, terdapat juga Pandan Hutan (Pandanus tectorius) yang pohonnya dapat mencapai tinggi 10 sampai 15 meter dan daunnya menjulur sepanjang 1 sampai 3 meter. Selain flora, penelitian lanjutan yang dilakukan oleh peneliti muda dari Institut Pertanian Bogor dari Fakultas Kehutanan, Perikanan dan Ilmu Kelautan, Peternakan, Pertanian, Ekonomi, dan Kedokteran Hewan menemukan beberapa satwa terancam punah, seperti Burung Rangkong atau hornbill (Bucerotidae), dan elang ular bido (Spilornis cheela). Pranala luar
|