Guinea Pig (seri film)Guinea Pig (ギニーピッグ , Ginī Piggu) adalah seri film horor jagal dan berdarah-darah dari Jepang sekitar tahun 1980-an hingga '90-an. Seri tersebut memperoleh ketenaran secara negatif di ranah global karena produsernya perlu membuktikan bahwa tidak ada pemeran yang benar-benar dilukai maupun terbunuh. Menurut produsernya, Hideshi Hino, konsep orisinalnya adalah membuat adaptasi film yang berdasarkan manga karyanya. Video filmnya mendapat ketenaran di Jepang pada akhir 1980-an dan awal 1990-an ketika film keempat dalam seri tersebut (Mermaid in a Manhole) ditemukan di antara koleksi 5.763 kaset video milik pembunuh berantai asal Jepang, Tsutomu Miyazaki. Secara keliru film tersebut dilaporkan sebagai film kedua dalam serinya. Secara umum namun keliru dipercaya bahwa Miyazaki meniru adegan dari film kedua dalam salah satu kasus kriminalnya. Karena kontroversi yang terlebih dahulu melekat, seri tersebut kini tidak diproduksi lagi di Jepang. Bagaimanapun, seluruh serinya pernah diedarkan lagi dalam bentuk DVD di Amerika Serikat, Belanda, Britania Raya, dan Austria. Tahun 1991, film tersebut mendapat perhatian dari media massa ketika seorang sineas, Chris Gore bertemu aktor Charlie Sheen dan memberikannya satu kaset film tersebut. Sheen menonton Flowers of Flesh and Blood dan mengiranya sebagai film pembantaian asli, sehingga ia langsung menghubungi FBI untuk melaporkannya.[1] Seorang agen FBI, Dan Codling menginformasikan bahwa FBI dan pihak berwenang di Jepang telah menyelidiki para pembuat film tersebut, yang berkali-kali diwawancarai oleh kepolisian Jepang dan bahkan dipanggil ke pengadilan untuk membuktikan bahwa efek khusus yang digunakan (dalam film tersebut) benar-benar tipuan.[1][2][3] Film Jepang tahun 1990 Lucky Sky Diamond sering kali dikaitkan dengan seri Guinea Pig sehingga menjadi Guinea Pig: Lucky Sky Diamond, namun kenyataannya, film tersebut sama sekali tidak ada hubungannya dengan seri film tersebut.[4] FilmThe Devil's ExperimentGuinea Pig: Devil's Experiment (ギニーピッグ 悪魔の実験 , Ginī Piggu: Akuma no Jikken, a.k.a. "Unabridged Agony") diproduksi tahun 1985 sebagai film pertama. Ceritanya mengenai sekelompok pria yang menculik lalu menyiksa seorang wanita dengan cara apapun yang bisa mereka lakukan, sebagai bagian dari suatu eksperimen tentang batas rasa sakit manusia. Berbagai cara penyiksaan yang dilakukan antara lain menendang, mencakar, membuat tak sadar, menyakiti genderang telinga, melukai kulit, membakar, memberi belatung, mengeluarkan isi perut, dan menusuk dengan jarum.
Flower of Flesh and BloodGuinea Pig 2: Flower of Flesh and Blood (ギニーピッグ2 血肉の華 , Ginī Piggu: Chiniku no Hana) juga diproduseri dan disutradarai oleh Hideshi Hino pada tahun 1985, dan berdasarkan manga horor karyanya. Alur ceritanya tentang seorang pria yang memakai topi samurai (diperankan oleh Hino sendiri) menculik seorang wanita, kemudian membuat wanita tersebut tak sadar untuk dibawa ke rumahnya. Kemudian ia memutilasi wanita tersebut dan bagian-bagian tubuh tersebut dijadikan sebagai tambahan bagi koleksinya.
Efek khusus yang digunakan telah dijelaskan dalam film dokumenter tahun 1986 "Making of Guinea Pig".
He Never DiesGuinea Pig 3: Shudder! The Man Who Doesn't Die (ギニーピッグ3 戦慄! 死なない男 , Ginī Piggu: Senritsu! Shinanai otoko), film ketiga, diproduksi tahun 1986, menceritakan kisah tak lazim tentang seorang pria yang melukai dirinya sendiri dan terkesima saat tiba-tiba ia tidak bisa merasakan sakit apapun. Dengan penasaran, ia terus-menerus memotong bagian tubuhnya yang lain sampai akhirnya menyadari bahwa ia tidak bisa mati, dan mengundang rekan kerja ke rumahnya (menyuruhnya mengembalikan peralatan berkebun yang tajam) untuk ditakut-takuti. Saat rekan kerjanya terpaksa menyaksikan dengan rasa ngeri dan jijik, ia mengiris perutnya sendiri, kemudian memotong kandung kemihnya dan bagian usus besarnya. Akhirnya, meskipun tak terlihat jelas, ia memenggal kepalanya sendiri namun masih tetap hidup meski hanya sebagai sebuah kepala yang tergeletak di atas meja.
Mermaid in a ManholeFilm ini berdasarkan manga karya Hideshi Hino dan disutradari pula olehnya. Film keempat diproduksi tahun 1988 berjudul The Guinea Pig: Mermaid in a Manhole (ザ・ギニーピッグ マンホールの中の人魚 , Za Ginī Piggu: Manhōru no naka no Ningyo), tentang seorang seniman yang ingin menghibur diri setelah ditinggal mati oleh istrinya. Pada suatu hari ketika mengunjungi selokan di bawah jalanan di Okinawa, ia mendapati seekor putri duyung yang pernah dijumpainya saat masih kecil, ketika selokan tersebut masih berupa sungai besar. Kini puri duyung tersebut terjebak, tak bisa keluar dari selokan tersebut. Sang seniman duduk untuk melukisnya, namun si putri duyung menangis pilu. Sang seniman menyadari bahwa tubuh si putri duyung ditumbuhi bisul dan koreng, karena terlalu lama terdampar di selokan tersebut dan terjangkit infeksi. Sang seniman membawa si putri duyung ke rumahnya, dan setelah beberapa waktu, tubuh si putri duyung mulai bernanah dan berdarah. Sang seniman menggunakan darah dan nanah si putri duyung untuk melukis, namun seiring waktu keadaan si putri duyung kian memburuk dan akhirnya mati.
Android of Notre DameThe Guinea Pig 2: Android of Notre Dame (ザ・ギニーピッグ2 ノートルダムのアンドロイド , Za Ginī Piggu 2: Nōtorudamu no Andoroido) adalah film kelima, diproduksi tahun 1988, dan bercerita tentang seorang ilmuwan yang ingin menciptakan obat untuk menyembuhkan penyakit yang diderita adik perempuannya. Ilmuwan tersebut membutuhkan "tikus belanda (guinea pig)" untuk melangsungkan eksperimen. Seseorang tak dikenal mendekati ilmuwan tersebut, menawarkan suatu tubuh untuk eksperimen tersebut, yang kemudian dibeli oleh ilmuwan tersebut. Ketika eksperimen tidka berjalan dengan baik, sang ilmuwan menjadi kesal dan memotong-motong tubuh tersebut. Orang asing yang sama datang kembali dan menawarkan tubuh lainnya sehingga eksperimen masih dapat dilanjutkan.
Devil Woman DoctorMeskipun diproduksi pada tahun 1986 sebagai film keempat, Guinea Pig 4: Devil Woman Doctor (ギニーピッグ4 ピーターの悪魔の女医さん , Ginī Piggu 4: Pītā no Akuma no Joi-san) dirilis sebagai film keenam, menceritakan kisah tentang dokter wanita, diperankan oleh aktor banci asal Jepang, Shinnosuke Ikehata. Film tersebut bertutur sebagai cerita berbingkai tentang perlakuannya terhadap para psiennya (sering kali dimutilasi, dibunuh, dsb). Film tersebut disutradarai oleh Hajime Tabe dan film ini berbeda kesannya daripada film-film sebelumnya, dari horor menjadi komedi slapstick penuh kekerasan.
Slaughter SpecialGuinea Pig 7: Slaughter Special (ギニーピッグ7 惨殺スペシャル , Ginī Piggu 7: Zansatsu Supessharu) adalah film ketujuh sekaligus yang terakhir dari seri tersebut. Film tersebut mengedepankan tayangan istimewa "yang terburuk di antara lainnya", memamerkan momen-momen mengerikan dari film-film sebelumnya.
Referensi
Pranala luar
|