Gerson Poyk (16 Juni 1931 – 24 Februari 2017) adalah sastrawan berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal secara luas melalui karya-karyanya yang dimuat dimedia massa dan dijadikan rujukan dalam pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Dia mengawali debutnya sebagai penulis sejak tahun 1950. Atas prestasinya, dia menerima banyak penghargaan, baik sebagai sastrawan maupun sebagai wartawan.[1][2]
Kehidupan pribadi
Gerson dilahirkan di Namodele, Pulau Rote (Timur), Nusa Tenggara Timur. Pendidikan terakhirnya SGA Kristen Surabaya, 1956. Pernah menjadi guru SMP dan SGA di Ternate (1956-1958) dan Bima, Sumbawa (1958). Dia juga pernah menjadi wartawan Sinar Harapan (1962-1970). Antara tahun 1970-1971, ia menerima beasiswa untuk mengikuti International Writing Program di University of Iowa, Iowa, Amerika Serikat. Sempat mengikuti seminar sastra di India pada tahun 1982. Gerson menikah dengan Atoneta Saba, dan dikaruniai lima orang anak.
Gerson meninggal pada tanggal 24 Februari 2017 pukul 11:00 WIB di Rumah Sakit Hermina, Depok, Jawa Barat, setelah sepuluh hari terbaring menjalani pengobatan. Selama empat tahun terakhir, Gerson Poyk menderita penyakit jantung dan berbagai komplikasi yang membuat dirinya hanya dapat berbaring di ruang ICU.[3]
Karya
Cumbuan Sabana
Cumbuan Sabana merupakan sebuah novel yang diterbitkan pada tahun 1979i Kabupaten Ende, Pulau Flores. Penerbitnya adalah Penerbit Nusa Indah. Novel ini mengisahkan tentang percintaan dari pemuda dan putri bangsawan dari suku Timor.[4]
Gerson juga menulis karya berikut:[butuh rujukan]
- Hari-Hari Pertama (1968)
- Sang Guru (1971)
- Giring-Giring (1982)
- Matias Akankari (1975)
- Oleng-Kemoleng & Surat-Surat Cinta Rajagukguk (1975)
- Nostalgia Nusa Tenggara (1976)
- Jerat (1978)
- Di bawah Matahari Bali (1982)
- Requim Untuk Seorang Perempuan (1981)
- Mutiara di Tengah Sawah (1984),
- Impian Nyoman Sulastri (1988) Hanibal (1988)
- Poli Woli (1988)
Penghargaan
- Karangan yang ditulis di kelas 5 di Batutulis Bogor menjadi karangan terbaik dibacakan di depan kelas 5 SD oleh guruku bernama Sintus de Rodreques
- Aktor pembantu terbaik pada Festival Seni Drama di Surabaya 1956
- Hadiah sastra dari majalah Horison dan Sastra
- Jurnalistik Adinegoro1965
- Anugerah Jurnalistik Adinegoro 1666
- Anugerah Southeast Asia Write Award 1982
- Academy Award dari Forum Academy NTT
- Inspirator Award dari majalah Lider 20
- Anugerah Kebudayaan dari Pemerintah Indonesia
- Tahun 1985 dan 1986, dia menerima Hadiah Adinegoro.
- Tahun 1989 menerima hadiah sastra ASEAN, Sea Write Award.
- Lifetime Achivement Award dari Harian Kompas
Lihat pula
Rujukan