Gereja Santa Maria, Kota Bukit Indah
Gereja Santa Maria yang bernama resmi Gereja Paroki Santa Maria adalah sebuah gereja paroki Katolik yang terletak di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia. Gereja ini didedikasikan kepada Santa Maria. Gereja ini berada di bawah naungan yurisdiksi Keuskupan Bandung.[1] SejarahPerkembangan umat di Cikampek telah terbentuk pada sekitar tahun 1970-an, di mana umat berkembang di daerah Dawuan. Pada saat itu, wilayah Subang hingga Karawang dan Purwakarta dilayani oleh R.P. Jacobus Corstjens, O.S.C. Pada tahun 1972, Perayaan Ekaristi dilaksanakan di Jalan Ahmad Yani, Cikampek. Pada tahun 1983, terbentuk lingkungan Santa Maria yang menaungi umat di wilayah Cikampek dan Dawuan, sebagai bagian dari Gereja Kristus Raja, Karawang. Pada tahun 1997, status lingkungan meningkat menjadi wilayah. Pada 19 Oktober 2000, Panitia Pembantukan Gereja Katolik Cikampek mulai terbentuk. Stasi Santa Maria yang juga dikenal sebagai Stasi Cikampek, didirikan pada 3 Mei 2001. Saat itu, umat di stasi ini berasal dari wilayah Cikampek dan sekitarnya. Pembentukan Dewan Pastoral Stasi (DPS) dilakukan dalam sebuah rapat di rumah Maria Haryani pada 8 Juni 2001. Pada 13 September 2002, Panitia Misa Karyawan Kota Bukit Indah (KBI) terbentuk, dengan dukungan dari pengembang kawasan KBI, PT Besland Pertiwi. Stasi ini mendapatkan pinjaman tempat ibadah pada 20 September 2002 berupa sebuah gereja temporer di sebuah gudang di kawasan KBI, Kabupaten Purwakarta. Perayaan Ekaristi pada hari Minggu mulai dilaksanakan pada 16 Februari 2003. Beberapa tahun kemudian, aktivitas ibadah dipindahkan ke gudang lain di area yang sama. Selama satu dekade, di tempat sederhana ini perayaan Ekaristi dan aktivitas pastoral lainnya berlangsung. Pada 1 Februari 2007, berlangsung penandatanganan sertifikat hibah tanah yang akan digunakan untuk pembangunan gereja. Penandatanganan ini dilakukan oleh PT Besland Pertiwi dan R.P. Lukas Sulaeman, O.S.C. Pembangunan kemudian mulai dipersiapkan, termasuk pertemuan dengan Departemen Agama dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) pada tahun 2009. Pemerintah Kabupaten Purwakarta mengeluarkan persetujuan prinsip pendirian rumah ibadah umat Katolik pada 8 April 2009. Izin mendirikan bangunan terbit pada 4 Mei 2009. Pemberkatan batu pondasi berlangsung pada 10 Mei 2009 oleh R.P. Christianus Kristianto, O.S.C. Pembangunan gereja sempat menghadapi masalah hukum terkait pencabutan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) pada 19 Oktober 2009. Menanggapi pencabutan tersebut, pihak Gereja mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Bandung. Dalam putusan yang dikeluarkan pada 15 Februari 2010, PTUN memenangkan gugatan yang diajukan sehingga pencabutan IMB dinyatakan tidak sah.[2] Beberapa hari sebelumnya, Uskup Bandung, Johannes Pujasumarta bersama dengan PT Besland Pertiwi mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Pembangunan kembali dilanjutkan yang ditandai dengan pemberkatan batu fondasi pada 16 Januari 2011 oleh Vikaris Jenderal Keuskupan Bandung, R.D. Paulus Wirasmohadi Soerjo bersama R.D. Yustinus Hilman Pujiatmoko. Bupati Dedi Mulyadi turut hadir dalam upacara peletakan batu pertama tersebut. Pada 29 April 2012, umat mulai beribadah di basement gedung gereja baru yang sedang dibangun di kawasan industri KBI. Sebelumnya, misa syukur penggunaan gudang milik Besland Pertiwi telah berlangsung pada 15 April 2012. Pemberkatan tempat ibadah ini yang baru dilakukan pada 6 Mei 2012 oleh Vikjen Keuskupan Bandung, R.D. Paulus Wirasmohadi Soerjo, dengan didampingi R.D. Yustinus Hilman Pujiatmoko dan R.D. Mikael Adi Siswanto. Misa ini juga dihadiri oleh R.P. Paulus Yoyo Yohakim, O.S.C., yang pernah bertugas di wilayah Purwakarta dan Karawang. Pada 12 Oktober 2014, Uskup Bandung, Antonius Subianto Bunjamin, O.S.C., menahbiskan gereja ini. Selanjutnya, pada 27 Desember 2014, Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, meresmikan gereja ini dalam acara ibadah Natal bersama gereja-gereja di Kabupaten Purwakarta, sebagai salah satu dukungan pemerintah daerah terhadap keberagaman dan toleransi beragama. Pada 1 Juni 2015, Keuskupan Bandung menetapkan peningkatan Cikampek dari stasi menjadi Paroki Cikampek. Hal ini diresmikan dalam Perayaan Ekaristi pada 17 Juni 2015.[3][4] BangunanPada bagian luar gereja, terdapat tulisan Ave Regina, Caelorum Decora, Virgo Gloriosa, Ave. Pada bagian depan gereja, terdapat tulisan pada pelataran dengan kata-kata O sanctissima, o piissima, dulcis Virgo Maria. Mater amata, intemerata, ora, ora pro nobis. Kata-kata tersebut merupakan bagian awal dari O Sanctissima, sebuah nyanyian pujian dalam bahasa Latin, yang syairnya berisi permohonan agar Perawan Maria Yang Terberkati berdoa bagi umatnya. Dalam bahasa Indonesia, kata-kata tersebut dapat diterjemahkan, "Wahai Yang Tersuci, wahai Yang Tersaleh, Dara Maria yang manis. Bunda tercinta, murni nirmala, doakanlah, doakanlah kami." Gereja ini juga memiliki balkon untuk dapat menampung umat dalam jumlah yang lebih besar. Gereja Santa Maria juga memiliki menara lonceng.
FasilitasPada pintu utama gereja terdapat patung pieta. Di sekitar panti imam terdapat Patung Santa Maria dan Patung Santo Yosef. Di luar gedung utama gereja, terdapat Patung Maria Bunda yang Berbelas Kasih. Patung ini diberkati pada tanggal 31 Mei 2015 dalam misa konselebrasi, dengan selebran utama Uskup Emeritus Ketapang, Blasius Pujaraharja dan konselebran Uskup Palangkaraya Aloysius Maryadi Sutrisnaatmaka, M.S.F. dan R.D. Mikael Adi Siswanto.[5]
PeribadatanGereja ini menyelenggarakan misa harian dan misa mingguan pada Sabtu sore dan Minggu pagi. Liturgi diselenggarakan dalam Bahasa Indonesia. UmatSebagian besar umat Stasi Santa Maria KBI pada awalnya merupakan perantau yang bekerja di kawasan industri dan sekitarnya. Sebelum adanya peribadatan di Cikampek, banyak umat harus melakukan perjalanan jauh ke Karawang atau Purwakarta untuk menghadiri Misa. Biaya perjalanan yang mahal sering menjadi kendala, menyebabkan beberapa keluarga harus bergantian menghadiri Misa setiap minggunya. Lihat pulaReferensi
Pranala luar
|