Gereja Protestan Aljazair
Gereja Protestan Aljazair (bahasa Prancis: Eglise protestante d'Algérie) adalah penggabungan gereja-gereja Protestan dari denominasi Reformed dan Methodist yang didirikan pada tahun 1972 di Aljazair. Telah mendapat pengakuan secara resmi oleh pemerintah Aljazair sebagai Asosiasi Gereja Protestan Aljazair (bahasa Prancis: Association de l'Eglise protestante d'Algérie).[1] Perkiraan jumlah anggota berkisar dari 100.000 sampai 150.000 di sekitar 40 sampai 50 paroki di seluruh wilayah Aljazair.[2] SejarahProtestan telah hadir sejak masa kekuasaan Prancis di Aljazair. Sinode pertama dari gereja-gereja Reformed diselenggarakan pada tahun 1843 dan misionaris Methodis asal Prancis memulai karya misi di Béjaïa sekitar tahun 1883. Pada tahun 1914, misionaris Methodist asal Amerika memulai karya misi di Aljazair.[3] Setelah kemerdekaan Aljazair, banyak orang Kristen yang melarikan diri dan pada tahun 1970, sekolah dan properti dari karya misi telah diambil alih oleh pemerintah Aljazair.[4] PenggabunganPada tahun 1972, komunitas denominasi Reformed dan komunitas Methodist di Aljazair menggabungkan diri dalam satu tubuh gereja yang bernama Gereja Protestan Aljazair. Gereja Protestan Aljazair telah mendapat pengakuan secara resmi oleh pemerintah Aljazair pada tahun 1974 sebagai perwujudan komunitas Protestan di Aljazair.[5] De-legalisasi dan penutupan gerejaPada tahun 1990, undang-undang baru, Peraturan 90-31, disahkan di Aljazair dan mewajibkan organisasi keagamaan untuk memperbarui status mereka. Gereja Protestan Aljazair berusaha untuk melakukannya namun gagal dan kemudian pemerintah Aljazair melakukan de-legalisasi, sehingga dianggap sebagai organisasi terlarang. Pada tahun 2006, Peraturan 06-03 disahkan di Aljazair untuk mengatur tempat-tempat ibadah keagamaan untuk mendaftar dengan pemerintah dalam rangka untuk beroperasi.[6] Hal Ini mengakibatkan gereja-gereja yang ditutup untuk orang-orang Kristen dibatasi, terutama di Kabylie.[7] Re-legalisasiPada 18 Juli 2011, Gereja Protestan Aljazair diberikan status legalisasi oleh pemerintah Aljazair.[8] Hal Ini telah membuka pintu untuk dialog formal antara Gereja Protestan Aljazair dan pemerintah Aljazair pada isu-isu yang dihadapi oleh orang-orang Kristen di Aljazair, termasuk diskusi-diskusi awal reformasi dan kemungkinan penghapusan Peraturan 06-03. AfiliasiGereja Protestan Aljazair tergabung dalam persekutuan gereja, antara lain:
Lihat pulaReferensi
Pranala luar
|