Gerakan PayungGerakan Payung atau Umbrella Movement (Hanzi: 雨傘運動)[1] adalah sebuah gerakan politik yang muncul selama protes-protes terkait demokrasi di Hong Kong tahun 2014.[2] Dinamakan "Gerakan Payung" karena para demonstran menggunakan payung sebagai alat perlawanan pasif terhadap polisi Hong Kong selama 79 hari pendudukan kota demi menuntut pemilu bebas, yang dipicu oleh keputusan dari Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional (NPCSC) tertanggal 31 Agustus 2014 yang mengharuskan penyaringan selektif calon Kepala Eksekutif Hong Kong untuk tahun 2017. Gerakan ini terdiri dari ribuan orang yang berpartisipasi dalam protes yang dimulai pada 26 September 2014, meskipun kelompok utama penggeraknya adalah Scholarism, Hong Kong Federation of Students dan Occupy Central with Love and Peace (OCLP). Sejak awal protes pada tahun 2014, aktivis gerakan ini telah mengeluhkan pelecehan dari lawan politiknya yang "mengkhawatirkan dan mirip dengan perlakuan terhadap para aktivis demokrasi di Tionghoa serta keluarganya". Mereka juga telah dituntut dan dipenjara selama berpartisipasi aksi-aksi protes. Referensi
|