Gerakan Nasional-Sosialis
Gerakan Nasional-Sosialis (bahasa Belanda: Nationaal-Socialistische Beweging, disingkat NSB) adalah sebuah organisasi atau partai politik yang berdiri pada 1931 di Utrecht, Belanda, berhaluan kanan jauh dan berideologi Nazisme, fasisme, dan ultranasionalisme yang berasal dari Belanda. NSB dipimpin oleh seorang nasionalis radikal Belanda bernama Anton Mussert.[1][2][3][4] Para tokohSeperti halnya organisasi politik lainnya, NSB juga memiliki beberapa tokoh-tokoh penting,[1][5] antara lain:
IdeologiSebagai sebuah partai politik yang terinspirasi oleh Partai Nazi di Jerman dan Partai Fasis Nasional di Italia, maka NSB juga memiliki azas perjuangan yang prinsip politik yang sama, yaitu berpusat pada fasisme dan Nazisme sebagai ideologi utama, dan meyakini sistem pemerintahan yang otoritarianisme dan sentralistik. Seperti halnya organisasi fasis lainnya di seluruh dunia. NSB juga mengadopsi ide chauvinisme atau keunggulan akan bangsanya sendiri - dalam hal ini Bangsa Belanda sebagai sebuah bangsa yang unggul dan barhak untuk berkuasa di atas wilayah-wilayah yang menjadi koloni atau bekas wilayah kerajaan Belanda, seperti Hindia Belanda (sekarang Indonesia), Belgia, Luksemburg, dan juga wilayah koloni mereka di Amerika Selatan, yaitu Suriname yang menurut pandangan NSB harus tergabung dalam sebuah Kemaharajaan Belanda. Seperti halnya Partai Nazi, NSB juga organisasi yang menentang liberalisme, kapitalisme, komunisme, dan semitisme.[1][2][6] PerkembanganSeperti halnya Partai Nazi, NSB juga berkembang cukup pesat, khususnya ketika Fasisme menjadi ideologi yang populer di Eropa kala itu. NSB memiliki perwakilan di Kamar Pertama (Kamerfractie) Parlemen Belanda dari tanggal 15 September 1935 sampai Mei 1940 (secara formal sampai 12 September 1945). Setelah pemilihan, NSB mendapatkan dua kursi di Parlemen. Pada tahun 1937 angka itu berlipat, yaitu pada saat Pemilu Parlemen Belanda pada 1937, NSB mendapatkan sekitar 8 persen suara dan berhak atas empat kursi di Parlemen.[1] Saat Jerman Nazi melakukan invasi ke Belanda pada 10 Mei 1940 dan menjadikannya daerah pendudukan pada Perang Dunia II, pengaruh Partai Nazi semakin kuat di Belanda. Satu-satunya partai politik Belanda yang diakui oleh Jerman Nazi adalah NSB. Hal ini berdampak pada meningkatnya jumlah kader mereka secara signifikan, menjadi kurang lebih 100.000 orang, dan itu hanya di Belanda. Di Hindia Belanda sendiri kader NSB sudah menyentuh angka 12.000 orang, karena justru ternyata di Hindia Belanda banyak Orang Belanda yang mengagumi Adolf Hitler meskipun negara mereka sedang diduduki oleh Jerman.[1][5] Referensi
|