Geosmin adalah senyawa organik dengan bau dan aroma alami khas yang dihasilkan oleh sejenis Actinobacteria. Geosmin merupakan penyumbang bau alami bit dan salah satu sumber aroma kuat pada petrikor yang terjadi di udara saat hujan turun setelah cuaca kering atau saat tanah dibongkar.[1] Dalam ranah kimia, zat ini merupakan alkoholbisiklik dengan rumus kimiaC12H22O, dan merupakan salah satu turunan dekalin. Namanya berasal dari bahasa Yunani γεω- "Bumi" dan ὀσμή "bau".
Produksi
Geosmin dihasilkan oleh bakteri gram positifStreptomyces, genus Actinobacteria dari ordo Actinomycetales, geosmin dilepaskan saat mikroorganisme ini mati. Masyarakat yang persediaannya bergantung pada air permukaan dapat secara berkala mengalami episode air yang tidak enak jika ada penurunan tajam populasi bakteri ini yang melepaskan geosmin ke dalam persediaan air setempat. Di bawah kondisi asam, geosmin terurai menjadi zat tak berbau.[2]
Streptomyces coelicolor adalah model representatif dari sekelompok bakteri penghuni tanah dengan siklus hidup kompleks yang melibatkan pertumbuhan miselium dan pembentukan spora. Selain produksi geosmin yang mudah menguap, bakteri ini juga menghasilkan banyak molekul kompleks lainnya yang memiliki kepentingan farmakologis; urutan genomnya tersedia di Institut Sanger.[5]
Efek
Hidung manusia sangat sensitif terhadap geosmin dan dapat mendeteksi geosmin pada konsentrasi serendah 5 bagian per triliun.[6]
Geosmin adalah penyebab bau lumpur pada banyak ikan air tawar komersial seperti ikan mas dan ikan patin.[7][8] Geosmin menyatu dengan 2-methylisoborneol, yang terkonsentrasi pada kulit berlemak dan jaringan otot gelap. Geosmin rusak dalam kondisi asam; Oleh karena itu, cuka dan bahan asam lainnya digunakan dalam resep ikan untuk membantu mengurangi bau lumpur.[9]
Evolusi manusia
Ada sebuah hipotesis yang menyatakan bahwa selama evolusi manusia, bahan kimia ini membantu manusia purba mencari padang rumput segar dan menemukan makanan, terutama setelah periode kelaparan dan kekeringan yang berkepanjangan.[10]
^Ventura, Marco (2007). "Genomics of Actinobacteria: Tracing the Evolutionary History of an Ancient Phylum". Microbiol. Mol. Biol. Rev. 71: 495–548. doi:10.1128/MMBR.00005-07.
Bacaan lanjutan
Bear, I.J.; R.G. Thomas (1964). "Nature of argillaceous odour". Nature. 201 (4923): 993–995. doi:10.1038/201993a0.
Bear, I.J.; R.G. Thomas (1965). "Petrichor and plant growth". Nature. 207 (5005): 1415–1416. doi:10.1038/2071415a0.