Gempa bumi Haicheng 1975
Gempa bumi Haicheng 1975 melanda Haicheng, Liaoning, Tiongkok pada pukul 19:36 Waktu Standar Tiongkok, tanggal 4 Februari. Gempa ini berkekuatan 7.0 Mw,[2] yang ditandai dengan kehancuran total infrastruktur dan properti. Haicheng memiliki sekitar satu juta penduduk pada saat gempa terjadi, yang dikenal sebagai salah satu dari sedikit gempa yang berhasil diprediksi sepanjang sejarah. Sebagian besar kota telah dievakuasi sebelum gempa bumi terjadi, sehingga hanya sedikit orang yang meninggal akibat runtuhnya bangunan; namun, banyak yang tewas karena kebakaran dan hipotermia pada hari berikutnya [3] Evakuasi yang diperintahkan oleh pemerintah Tiongkok telah dipertanyakan, apakah itu merupakan prediksi ilmiah tentang gempa bumi atau hanya sebuah kebetulan. Prediksi ini terutama didasarkan pada rangkaian gempa awal. Satu tahun kemudian, tak ada satu pun dari tanda-tanda serupa dalam gempa ini pada Gempa bumi Tangshan 1976, yang menewaskan lebih dari 240.000 jiwa. Prediksi ini kemudian mendapat pengawasan ketat oleh Seismologi dan dianggap hanya kebetulan.[4] Prediksi dan evakuasiDini hari tanggal 4 Februari 1975, para penjabat Tiongkok memerintahkan agar kota Haicheng dievakuasi, karena merasa yakin bahwa ada kemungkinan besar terjadi gempa bumi. Prediksi tersebut diduga berdasarkan laporan perubahan ketinggian air tanah dan tanah selama beberapa bulan terakhir serta laporan tentang perilaku hewan yang tidak biasa. Peringatan tingkat rendah dipicu oleh adanya peningkatan seismisitas regional (kemudian dinamakan gempa awal).[5] Baik pihak berwenang maupun warga akhirnya berada dalam keadaan siaga tinggi dan perintah evakuasi dikeluarkan karena terjadi peningkatan gempa awal.[6] Walaupun prediksi gempa bumi ini pada awalnya dikira sebagai bagian dari serangkaian peringatan palsu seperti yang terjadi pada bulan-bulan sebelumnya, termasuk satu kasus sekawanan gempa yang disebabkan oleh pengisian air waduk,[7] evakuasi Haicheng tetap berjalan dan akhirnya membuahkan hasil. Meskipun berhasil memindahkan sebagian besar penduduk Haicheng, evakuasi ini masih tidak berhasil mencegah kematian secara keseluruhan. Ketika gempa utama terjadi pada pukul 19:36, sebanyak 1.328 (ada yang mengatakan 2.041) orang meninggal,[8][9] lebih dari 27.000 orang mengalami luka-luka dan ribuan bangunan runtuh. Namun, jumlah korban tewas jauh lebih rendah dari perkiraan yaitu 150.000 orang, jika saja evakuasi tidak dilakukan.[10] Evakuasi ini merupakan satu-satunya evakuasi yang berhasil dari populasi yang berpotensi terkena dampak sebelum gempa bumi dahsyat dalam sejarah. Tanda lain dari gempa ini adalah perilaku hewan yang tidak biasa. Pada Desember 1974, tikus dan ular bergelimpangan "membeku" di jalan. Sejak Februari 1975, laporan sejenis meningkat pesat. Sapi dan kuda tampak gelisah dan terganggu. Tikus tampak "sempoyongan", ayam menolak masuk kandang dan angsa sering terbang.[11] Selain kerusakan di provinsi Liaoning dan sekitarnya, kerusakan ringan juga dilaporkan terjadi di Seoul, Korea Selatan. Gempa terasa hingga ke Primorsky Krai, Rusia dan di Kyushu, Jepang. Dalam beberapa tahun terakhir, keberhasilan prediksi gempa telah mendapat sorotan. Seismolog telah sepakat bahwa gempa Haicheng tidak dapat dilihat sebagai "prototipe" apa pun untuk memprediksi gempa bumi di masa depan, karena gempa pendahuluan yang memainkan peran besar dalam prediksi gempa ini bukanlah kejadian reguler pada setiap gempa bumi. Namun, Qi-Fu Chen, seorang profesor peneliti dari Administrasi Gempa Tiongkok di Beijing, menjelaskan bahwa gempa ini setidaknya "menunjukkan pentingnya pendidikan publik," mendorong diskusi lebih lanjut tentang perlunya membuat publik sadar akan bahaya, membuat persiapan dan rambu peringatan terkait gempa bumi.[12] Lihat pulaReferensi
|