Gardujaya, Panawangan, Ciamis

Gardujaya
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
KabupatenCiamis
KecamatanPanawangan
Kode Kemendagri32.07.10.2011 Edit nilai pada Wikidata
Luas... km²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km²
Peta
PetaKoordinat: 7°4′45″S 108°22′42″E / 7.07917°S 108.37833°E / -7.07917; 108.37833


Gardujaya adalah desa di kecamatan Panawangan, Ciamis, Jawa Barat, Indonesia.

Sosial Budaya

Di Desa Gardujaya berpenduduk 95% suku Sunda dan sisanya beberapa pendatang dari daerah Jawa Tengah dan Jakarta. Penduduk didesa ini masih menjunjung tinggi nilai kebudayaan yang tidak bertentangan dengan agama.

Mata Pencaharian

Kondisi/kehidupan ekonomi masyarakat desa Gardujaya pada umumnya bermata pencaharian sebagai petani atau buruh tani, tetapi ada pula pegawai negeri sipil, pedagang, tukang/ahli bangunan, jasa, wirausaha di daerah sendiri dan ada pula yang ke kota-kota besar.

Hankam

Kondisi pertahanan dan keamanan di Desa Gardujaya cukup kondusip. Setiap RW mempunyai Pos Ronda dan Siskambling dilaksanakan setiap malam secara bergantian oleh penduduk setempat.

Agama dan kepercayaan

Penduduk desa Gardujaya 100% menganut agama Islam, dengan tempat ibadah agama Islam yang menyebar di tiap-tiap dusun. Terdapat juga beberapa tempat pengajian di Mesjid atau Mushola yang diadakan biasanya dua kali dalam seminggu dan setipa hari bagi pendidikan anak. Namun walaupun pengaruh agama cukup kuat, masyarakat di Desa Gardujaya masih percaya dan meyakini tentang mistis seperti kuntilanak, setan penunggu jembatan dan lain sebagainya.

Pendidikan

Sarana pendidikan yang ada di desa Gardujaya antara lain Madrasah TPA, SD Negeri, SMP Negeri, dan SMK.[1][2][3]

Blok Muhara

Adalah tempat di timur Gardujaya yang merupakan tempat bersejarah. Tempat ini menjunjung tinggi nilai adat istiadat dan gotong royong. Terdiri dari 3 RT, dan dibagi 3 wilayah yaitu muhara wetan, muhara kulon dan pamugaran/pasir bogo.

Sejarah Muhara diawali dari bermukimnya Raden Suradijaya (Buyut sura) dari kerajaan Mataram untuk mengawal raja mataram ke wilayah Galuh. Ia memutuskan untuk tinggal dan menetap. Dibamakan Blok Muhara karena ia mulai menetap pada bulan muharam dan tempat itu dikelilingi air sungai yg dibendung sehingga dinamai Muhara.

Tiap bulan muharam (sura) di muhara diadakan acara adat "bubur sura" atau sedekah bumi untuk menghargai jasa Buyut sura yang membuat "ngabebera" muhara menjadi tempat yang subur.

Kini muhara merupakan tempat termaju di Desa Gardujaya karena sarana dan prasarananya yang memadai, dengan adanya PAUD Al Barkah, Mesjid Al Barkah dan irigasi yang baik juga fasilitas jalan yang bagus dan SDM yang merata di segala bidang.

Tempat yang indah di muhara yaitu, Tando, Cekdam, Leuwi Muhara dan Gembor adalah tempat mancing yang bagus, juga di musim kemarau ada acara "tunggu mijah" yaitu mencari ikan di malam hari.

Makanan khas muhara yaitu, Opak, raginang, pais nilem, cuhcur, dan papais.

Referensi


Kembali kehalaman sebelumnya