Gafur Chalik
Mayor Jenderal TNI Mar (Purn.) Gafur Chalik (9 November 1941 – 6 Juni 2022) merupakan seorang purnawirawan perwira tinggi TNI Angkatan Laut dari Korps Marinir. Gafur Chalik merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut tahun 1965. Ia merupakan komandan pertama Pasukan Khusus Laut dan Detasemen Jala Mengkara. Masa kecilGafur Chalik dilahirkan pada tanggal 9 November 1941 di Pontianak.[1] Dari tahun 1962 hingga 1967, Chalik aktif bermain di klub sepakbola Persebaya Surabaya sebagai pemain penyerang. Ia sempat memperkuat kesebelasan klub tersebut dalam pertandingan sepakbola di Pekan Olahraga Nasional.[2] Karier militerSetelah lulus dari Sekolah Menengah Atas, Chalik menjalani pendidikan militer di Akademi Angkatan Laut pada tahun 1962. Ia lulus dari Akademi Angkatan Laut pada tahun 1965 dan dilantik sebagai letnan dua marinir.[3] Chalik sempat menjalani pendidikan ranger (pasukan khusus AS) di Amerika Serikat pada tahun 1970.[4] Pada tanggal 4 November 1982, sebagai respons terhadap meningkatnya terorisme internasional pada masa tersebut, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Waloejo Soegito membentuk satuan anti-terorisme ad-hoc yang dinamakan Pasusla (Pasukan Khusus Laut). Satuan ini beranggotakan 120 prajurit dari kesatuan intai amfibi (Taifib) dan komando pasukan katak (Kopaska) dan secara langsung melapor pada Asisten Operasi Kasal. Chalik, yang saat itu baru beberapa waktu menjabat sebagai Komandan Komando Intai Para Amfibi, ditunjuk sebagai Komandan Pasukan Khusus Laut.[5] Seiring dengan berjalannya waktu, satuan Pasusla mengalami perkembangan dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut yang baru Mochamad Romly meminta persetujuan kepada Panglima ABRI Benny Moerdani untuk mengubah satuan ad-hoc menjadi satuan tetap. Moerdani kemudian memberikan persetujuan kepada usulan Romly dan satuan Detasemen Jala Mangkara dibentuk sebagai pengganti Pasukan Khusus Laut. Chalik ditunjuk sebagai Komandan Detasemen Jala Mangkara dan menyerahkan jabatannya sebagai Komandan Komando Intai Para Amfibi.[6] Selama bertugas sebagai Komandan Detasemen Jala Mangkara, Chalik kembali ke Amerika Serikat untuk menjalani pendidikan perencanaan operasi gabungan (Joint Warfare Course).[4] Chalik mengakhiri jabatannya sebagai Komandan Detasemen Jala Mangkara pada tahun 1984 dan diangkat menjadi Komandan Batalyon 4/Marinir. Ia memegang jabatan tersebut hanya dalam waktu sebulan pada tahun 1984. Beberapa waktu kemudian, Chalik memperoleh promosi dan menjabat sebagai Komandan Brigade Infanteri 1/Marinir[7] dari tahun 1989 hingga 1990.[8] Dari kesatuan marinir, Chalik dipindahtugaskan ke lingkungan Akademi Angkatan Laut sebagai Komandan Resimen Taruna Akademi Angkatan Laut. Ia sempat kembali ke satuan marinir sebagai Komandan Satuan Marinir Armada Timur sebelum kembali lagi ke Akademi Angkatan Laut sebagai wakil gubernur pada awal 1990an.[8] Chalik kembali mengikuti kursus dalam bidang manajemen sumber daya pertahanan di luar negeri pada masa ini.[4] Ia menyerahkan jabatannya sebagai Wakil Gubernur Akademi Angkatan Laut kepada Djoko Pramono pada tanggal 20 November 1992.[2] Chalik dilantik sebagai Komandan Korps Marinir pada tanggal 30 November 1992, menggantikan Baroto Sardadi.[4] Selama bertugas sebagai Komandan Korps Marinir, Chalik juga sempat dipercaya untuk melaksanakan lomba triatlon di Bandar Lampung pada tahun 1993.[9] Chalik kembali menyerahkan jabatan Komandan Korps Marinir kepada Djoko Pramono pada tanggal 11 April 1994.[10] Setelah itu, Chalik diangkat sebagai Inspektur Jenderal Angkatan Laut.[11] Dua tahun setelah menjabat sebagai Inspektur Jenderal Angkatan Laut, pada bulan Januari 1996 Chalik dipindahkan ke Markas Besar ABRI untuk menjabat sebagai Staf Ahli Tingkat III Panglima ABRI untuk Kesejahteraan Rakyat.[12] Chalik mengakhiri masa jabatannya sebagai staf ahli pada tanggal 31 Oktober 1996.[13] Jabatannya sebagai staf ahli digantikan oleh Mayor Jenderal Polisi I Wayan Karya[13] dan ia pensiun dari kemiliteran beberapa waktu kemudian.[14] Riwayat Jabatan
PensiunSetelah pensiun dari militer, Chalik ditunjuk oleh Presiden B. J. Habibie sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung dan dilantik pada tanggal 13 Juni 1998.[16] Di dalam dewan tersebut, Chalik duduk sebagai anggota Badan Urusan Rumah Tangga dan Komisi Ekonomi, Keuangan, dan Industri.[17] Dewan tersebut secara resmi dibubarkan pada tanggal 31 Juli 2003[18] dan keanggotaan Chalik berakhir dengan pembubaran dewan tersebut.[19] Chalik juga berkiprah dalam bisnis hotel di Kota Balikpapan. Ia menjadi Presiden Direktur PT Grand Balikpapan. Perusahaan tersebut telah mendirikan tiga hotel di Balikpapan, yakni Grand Senyiur, Novotel Balikpapan Hotel, dan Ibis Balikpapan Hotel. Seluruh hotel tersebut dibangun diatas lahan Pemerintah Balikpapan dan menggunakan sistem BOT (build-operate-transfer) untuk jangka waktu 30 tahun, yang mana PT Grand Balikpapan akan menerima sebagian dari keuntungan hotel tersebut.[20] Atas kerjasamanya tersebut, Chalik menerima penghargaan dari pemerintah kota Balikpapan pada tahun 2019.[21] Meninggal duniaGafur Chalik meninggal dunia pada hari Senin 6 Juni 2022 pukul 09.23 WIB di Rumah Sakit Universitas Kristen Indonesia (UKI), Cawang Jakarta Timur. Jenazahnya disemayamkan di rumah duka di Komplek TNI AL yang terletak di Usman Harun Blok F8, Cawang, Kramat Jati, Jakarta Timur, sebelum dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata Blok Z No. 407 pada sore harinya pukul 16.30 WIB.[22] Wakasal Laksamana Madya TNI Ahmadi Heri Purwono yang mewakili Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono memberikan penghormatan terakhir atas kepergian Gafur Chalik di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata. Dalam upacara pelepasan dan penyerahan jenazah yang dilaksanakan di rumah duka tersebut, Aspotmar Kasal Mayor Jenderal TNI (Mar) Nur Alamsyah bertindak sebagai inspektur upacara. Chalik dimakamkan secara militer dalam upacara pemakaman yang dipimpin langsung oleh Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Mar) Widodo Dwi Purwanto.[22] Referensi
|