Gadut, Tilatang Kamang, Agam
GeografiSecara umum kondisi geografis Nagari Gadut adalah dataran, perbukitan, persawahan, dan ngarai. Luas daerah 38,45 km² PendudukGadut terkenal dengan keramahan penduduknya dan adat Minang yang masih sangat kental dijalankan dalam kehidupan sehari-hari. Pada zaman penjajahan Belanda di Kenagarian Gaduik pernah didirikan pelabuhan pesawat dan sampai saat ini masih terdapat sisa-sisa landasan pacu pesawat tersebut. Untuk mengenang tempat tersebut didirikan Monumen Pesawat Avro Anson 003 yang dibangun pada tahun 2000 dan didanai oleh Pemerintah Kabupaten Agam. Pasukuan/KlanTerdapat 10 suku (klan) dalam Kanagarian Gaduik, yaitu:
AgamaAgama Islam adalah agama mayoritas di Nagari Gadut (100%). Hal ini serupa dengan falsafah yang dimiliki orang Minang , yaitu "Adat basandi Syarak, Syarak basandi Kitabullah" (Adat bersendi syariat Islam, syariat Islam bersendi Kitabullah). Keterkaitan antara adat dan Islam sangat melekat pada masyarakat Gadut. Nagari Gadut juga merupakan suatu daerah pilot project tentang penegakan adat yang sesuai dengan ajaran agama Islam. BahasaSebagai bagian dari Sumatera Barat, orang Gadut menggunakan bahasa Minang dalam kehidupan sehari-hari dengan logat yang kental atau beberapa perbedaan kosakata dengan daerah Kota Bukittinggi seperti: Ano = dia, Cako = tadi, Miang = saja. Beberapa perbedaan kosakata diatas menjadikan ciri khas tersendiri bagi orang Gadut. Apabila seseorang berbicara dengan logat atau beberapa perkataan diatas orang-orang di daerah seputaran Bukittinggi akan dengan gampang menebak kalau orang tersebut bearsal dari Nagari Gadut. EkonomiNagari Gadut terkenal dengan produksi gabelo jala (ubi jalar) dan gabelo batang (ubi batang) yang semua adalah bahan dasar dari pembuatan kerupuk sanjai yang dijual oleh warga Sanjai yang membeli bahan bakunya dari Kenagarian Gadut. Sekarang, orang Gadut telah bisa memproduksi karupuak sanjai sendiri dan telah banyak pengusaha-pengusaha baru kerupuk sanjai dari Gadut yang sukses dan berhasil dalam menjalankan bisnis ini. Sejak dulu hingga sekarang Gadut juga masih sebagai sentra produksi bordiran walau tidak sebanyak waktu dulu. Karena saat ini anak nagari Gadut telah banyak yang beralih profesi, baik yang di pemerintahan, swasta, wiraswasta, guru, dosen, wali kota, camat, pengusaha, tentara, dan polisi.[butuh rujukan] PemerintahanWali nagariDaftar Wali Nagari Gadut[butuh rujukan]
Pembagian WilayahNagari Gadut terdiri dari 5 (lima) Jorong, yaitu:
Daftar nama Kampuang/Dusun:
Daftar nama Kampuang/Dusun:
Daftar nama Kampuang/Dusun:
Daftar nama Kampuang/Dusun:
Daftar nama Kampuang/Dusun:
PendidikanUntuk pendidikan di daerah Gadut sudah tersedia mulai dari playgroup, TK, SD, SMP, MTs, MAS dan SMA Negeri 2 Tilatang Kamang.[2] TransportasiAngkutan Pedesaan yang dimiliki orang Gaduik dinamakan Oto Mersi (Merapi Singgalang) dengan warna cat kuning pada bodi mobil tersebut. Oto Mersi menjalani rute dari Pincuran-Gaduik-Pasar Banto dan sebaliknya. Dari PASA BANTO -SAWAH DANGKA- MATO AIA -BALAI PANJANG dan sebaliknya juga mengunakan OTO MERSI KUNING.[butuh rujukan] PariwisataTempat wisata unggulan di Gaduik adalah:
Di Gadut juga terdapat tiga tempat / kolam pemancingan umum:
yang berada mulai bukik lurah s/d kandikia, tetapi pada tahun 70an lokasi tabek yang berada di Lurah dan Bukik lurah sudah mengering dan hanya ada beberapa mata air yang tinggal, dan sebagian Tabek yang berada di KANDIKIA juga sudah mulai ditimbun oleh PEMKAB AGAM dan BUKITTINGGI untuk membuat Perumahan PERUMNAS. Dan saat ini semua lokasi Tabek sudah ditimbun, tahun 2011 ini bagian yang paling ujung tabek yang di Kandikia yang berbatasan langsung dengan GULAI BANCAH ( KODYA BUKITTINGGI ) sudah ditimbun habis untuk pembangunan perumahan oleh pemilik tanah tersebut.[butuh rujukan] Pemekaran nagariNagari persiapan yang dimekarkan dan dipersiapkan untuk menjadi definitif dari nagari ini meliputi:[3][4] Referensi
Pranala luar
|