Funkot
Funkot (singkatan dari Funky Kota) adalah sebuah genre musik dansa elektronik asal Indonesia yang lahir pada tahun 1990-an. Musik ini merupakan gabungan dari musik House dengan tempo 160 hingga 220 bpm (ketukan per menit). Terdapat banyak sekali nama lain dari genre ini, yaitu "Hardfunk", "House Kota", "House Music", "Indonesian House" dan "Indonesian Hardcore".[8][12][13] Asal UsulMusik Funkot merupakan musik yang lahir pada tahun 1990 dan dipopulerkan oleh sebuah grup musik asal Indonesia, Barakatak yang beranggotakan 3 orang personil yaitu Aam Kecol (Aam Rama Kusumah), Didi Iphis (Die Iphis) & Yayat Bogel (Yayat English) .[6] Awalnya, Barakatak direkrut oleh Doel Sumbang, seorang musisi & penyanyi Pop Sunda. Barakatak kemudian membuat musik Pop Sunda. Namun, Barakatak memilih untuk pindah genre ke musik "House Music" setelah memutuskan untuk pindah ke Jakarta. Mereka akhirnya sepakat untuk bekerja sama dengan Produser Musik sekaligus DJ (Disc Jockey) yaitu Rony Load. Ketika itu mereka diajak pergi ke sebuah diskotek di Jakarta bernama Diskotik Zodiak. Mereka mulai mencoba mengkonsumsi obat-obatan. Pada saat itu, belum ada undang-undang anti narkotika di Indonesia. Dari situ mereka mencoba membuat sebuah musik dengan menulis lirik dan menciptakan gaya musik yang baru. Akhirnya terciptalah sebuah lagu hits legendaris yang berjudul "Musiknya Asyik" (1996). Lagu ini terinspirasi dari sensasi ketika mengkonsumsi obat-obatan (sebelumnya berjudul "Sudah On Belum ?"). Lagu ini merupakan awal mula hadirnya genre musik Funkot, dimana jenis musik ini menjadi populer di Indonesia di tahun 1990-an. Selain DJ Rony Load yang turut membantu dan bekerjasama dalam pembuatan lagu maupun album, Hana Rashinta kemudian direkrut dalam grup musik ini sebagai vokalis wanita. Dengan bergabungnya Hana, pada akhirnya menjadikan Hana sebagai anggota keempat Barakatak. Barakatak bisa dibilang sangat terkenal dan melegenda di blantika musik Indonesia sejak merilis debut album "House Music Vol. 1 : Musiknya Asyik (1996)", "House Music Vol. 2 : Maju Maju Maju (1997)" hingga album kedelapan "House Music Vol. 8 : Bandung Bergoyang (2003)". Pada tahun 2019, Barakatak kembali ke blantika musik Indonesia dan merilis mini album yang berjudul "Bergoyang Again". Mini Album yang dirilis Barakatak ini berisi lagu-lagu terbaik dan legendaris dari tahun 1996-2005. Selain lagu "Musiknya Asyik", Barakatak memiliki lagu-lagu legendaris seperti "Putri (Pura-Pura Triping)", "Awas Exstacy", "Maju Maju Maju", "Makin Asyik", "Bandung Bergoyang", "Bunga Jalang" dan "Buka Bukaan" . Pada tahun 2009, seorang DJ asal Jepang, Katsumi Takano (DJ Jet Baron), mencari musik dangdut di Youtube. Ketika sedang mencari, ia menemukan musik Funkot. Tertarik dengan musik Funkot, ia lalu pergi ke Bali dan berkenalan dengan Makoto, seorang DJ asal Jepang dan seorang pengelola sekolah musik Top Ten DJ bernama Christ yang juga berada di Bali, serta seorang DJ asal Indonesia bernama Jockie Saputra. Takano lalu belajar musik Funkot dari mereka. Takano lalu mencoba untuk mempopulerkan musik Funkot di Jepang, baik saat main sebagai DJ dengan karya-karyanya sendiri yang diramu menjadi musik Funkot, ataupun dengan mencampurkan karya lainnya dirakit menjadi musik Funkot. Oleh karenanya, Funkot kini populer di Jepang dan Takano disebut sebagai pelopor musik Funkot Jepang.[11] KarakteristikMusik Funkot merupakan campuran dari musik Funky House[12][b] dan Dangdut dengan tempo sekitar 160 hingga 220 bpm. Pada musik Funkot biasanya terdapat suara perkusi seperti cowbell, woodblock, triple bass kick yang cepat, sampel suara vokal (biasanya suara "ay!", "are you ready?", dan "one, two, three, four" ), penggunaan Amen Break yang banyak, dan synth dengan pitch yang tinggi. Kebanyakan musik Funkot merupakan hasil remix dan sampling dari musik lain yang populer di Indonesia. Remix dan sampling musik juga terdapat pada satu lagu atau bahkan lebih dari satu lagu dalam satu karya musik Funkot.[12] Menurut DJ Jet Baron, musik Funkot mirip dengan Wa Euro, sebuah genre musik yang merupakan percampuran dari J-Pop dan Italo Disco. Perbedannya terdapat pada tempo dan ritme.[15] Sub-GenreDangdut HouseDangdut House merupakan genre musik yang muncul setelah Funkot.[2] Genre ini merupakan percampuran Dangdut Koplo dan Funkot. Genre ini muncul pada tahun 2000-an ketika musik Funkot mulai kurang diminati di Indonesia khususnya di daerah perkotaan karena mulai maraknya produser musik yang memasukkan usur Funkot pada musik Dangdut Koplo. Pada genre ini, kecepatan musik sedikit berkurang dari Funkot, ditambah dengan lirik dan penggunaan synthesizer serta suara gendang yang lebih banyak dibandingkan Funkot. Suara vokal pada musik ini juga terdengar cengkok seperti pada Dangdut Koplo. Beberapa lagu Dangdut House yang terkenal seperti SMS dari Ria Amelia, Belah Duren dari Julia Perez, dan Cinta Satu Malam dari Melinda. Breakbeat KotaBreakbeat Kota (biasanya disebut dengan Breakbeat Indonesia, Breakbeat Indo, atau Indonesian Breakbeat)[16][17] merupakan sub-genre Funkot yang muncul pada tahun 2010-an setelah Dangdut House.[8] Meskipun sebenarnya, penggunaan istilah "Breakbeat" dalam genre musik seperti ini tumpang tindih dengan pengertian Breakbeat yang berkembang terlebih dahulu di negara Amerika Serikat.[c][18][19] Hampir sama seperti Dangdut House, musik ini muncul karena Funkot sudah mulai ditinggali dikarenakan adanya perubahan pada gaya musik Funkot yang dimainkan para DJ di kota sehingga terdengar tidak jelas. Perbedaan pada genre ini dengan Funkot yaitu temponya yang tidak secepat Funkot, dengan sukat 4/4 (44) dan tempo 130 bpm.[17] Genre ini sempat menjadi kontroversi, mengingat kebanyakan musik ini dibuat dengan mengambil sampel musik lain tanpa izin dan mengandung lirik yang kurang cocok dinyanyikan untuk semua umur. Seperti lagu Aisyah Jatuh Cinta pada Jamilah yang menyampling lagu Blame dari Calvin Harris dan Wrecking Ball milik Miley Cyrus. Pembuat lagu tersebut juga tidak diketahui hingga sekarang.[20][21] Lihat jugaCatatan kaki
Referensi
|