Fitri Nganti Wani


Fitri Nganti Wani (lahir 6 Mei 1989) adalah penulis berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal melalui karya-karyanya berupa puisi baik yang diterbitkan dalam bentuk buku maupun dipentaskan di berbagai panggung pertunjukan bersama seniman lain. Fitri merupakan puteri sulung dari sastrawan Widji Thukul. Kumpulan puisinya, Selepas Bapakku Hilang (PuSdEP, 2009) diterbitkan dalam format cetak dengan lampiran satu keping compact disc, dibahas di berbagai diskusi di sejumlah kota.[1][2]

Latar belakang

Fitri Nganti Wani lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 6 Mei 1989. Dia merupakan puteri sulung dari pasangan sastrawan Widji Thukul dan Siti Dyah Sujirah alias Sipon. Sejak berusia 12 tahun, Wani sudah menggemari puisi dan senang membacakan karyanya di depan umum. Setelah menempuh pendidikan tinggi, kiprahnya semakin mengarah ke dunia sastra. Pada tahun 2008, puisinya terpilih masuk dalam kurikulum Bahasa Indonesia Regional di Universities Indonesia Language Inituative (RUILI), Australia. Tahun 2013 dia berkolaborasi dengan Superman is Dead (SID) bersama adiknya, Fajar Merah, sewaktu konser SID di Karanganyar. Setelah itu, 2014, Wani ditunjuk menjadi pembicara di ASEAN Literary Festival di Jakarta. 2015 Wani berkolaborasi dengan Merah Bercerita dalam lagu Derita Sudah Naik Seleher. 2018 dia merilis cerpen Choco Jasmine. Sebagian dari ceritanya dialihkan dalam wahana bentuk audiobooks oleh Komunitas Difalitera Solo. Tahun yang sama, dia bekerja sama dengan Melanie Subono dalam Bakti Sosial Aku Kamu Kita Mereka. Sedangkan 2019, Wani berkolaborasi dengan MCPR dalam menyanyikan lagu dan pembuatan video klip Tentang Negeri.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Profil Fitri Nganthi Wani, Anak Sulung Wiji Thukul Diarsipkan 2019-11-05 di Wayback Machine. Tribun News. Diakses 31 Juli 2020
  2. ^ Anak-anak Wiji Thukul Baca Puisil di Omah Munir Diarsipkan 2023-07-22 di Wayback Machine. Nasional Tempo. Diakses 31 Juli 2020


Kembali kehalaman sebelumnya