Evakuasi Prusia Timur
Evakuasi Prusia Timur adalah evakuasi warga dan personil militer Jerman dari wilayah Prusia Timur dan region Klaipėda yang dilancarkan dari 20 Januari hingga Maret 1945 sebagai bagian dari evakuasi warga Jerman pada akhir Perang Dunia II. Peristiwa ini tidak sama dengan pengusiran orang Jerman setelah Perang Dunia II. Evakuasi yang telah tertunda selama beberapa bulan ini dilakukan karena ketakutan akan Tentara Merah yang sedang melancarkan Serangan Prusia Timur. Beberapa evakuasi dilancarkan atas dasar kepentingan militer dan Operasi Hannibal merupakan operasi militer terpenting yang terlibat dalam proses evakuasi. Namun, banyak pengungsi yang pergi dengan sendirinya karena mendengar laporan mengenai kekejaman pasukan Soviet terhadap orang-orang Jerman di wilayah pendudukan Soviet. Berita mengenai kekejaman Soviet (baik yang benar maupun yang bohong) disebarkan oleh rumor, warta berita dan propaganda Nazi. Meskipun telah merincikan rencana evakuasi di beberapa wilayah, para pejabat Jerman menunda proses evakuasi hingga 20 Januari, sehingga evakuasi tidak dapat dilaksanakan dengan tertib, dan pada akhirnya pemerintah kewalahan oleh jumlah orang yang ingin mengungsi. Ribuan pengungsi meninggal selama proses evakuasi akibat kepanikan, baku tembak, dan cuaca musim dingin yang buruk. Soviet menundukan seluruh Prusia Timur pada Mei 1945. Sebagian besar penduduk Jerman berhasil dievakuasi, walaupun sekitar 25.000–30.000[2][3] tewas selama serangan Soviet.[4][6][7] Pada Mei 1945, Soviet mendaftarkan 193.000 orang Jerman di Prusia Timur, tetapi diperkirakan 800.000 orang kembali setelah berakhirnya perang,[8] dan sebagian besar dari mereka pada akhirnya diusir oleh Soviet dan Polandia. Sensus Polandia 1950 menunjukkan bahwa 164.000 orang Jerman masih menetap di Prusia Timur bagian selatan.[9] Sebagian besar pada akhirnya pindah ke Jerman. Catatan kaki
Referensi
|