Eumenes II
Eumenes II (bahasa Yunani: Εὐμένης Βʹ; memerintah 197-159 SM) bergelar Soter yang berarti "Penyelamat" adalah raja Pergamum, putra Attalus I Soter dan ratu Apollonis dan anggota dinasti Attalid dari Pergamum. BiografiPutra tertua raja Attalus I dan ratu Apollonis, Eumenes mungkin lahir sebelum tahun 220 SM dan merupakan anak tertua dari 4 anak-anak Attalus I. Eumenes mengikuti jejak ayahnya setelah menjadi raja dan berkolaborasi dengan Roma untuk menentang pertama-tama Makedonia, kemudian ekspansi Seleukia ke arah Aegea, yang menyebabkan kekalahan Antiokhus Agung pada Pertempuran Magnesia pada tahun 190 SM.[1] Dia menolak untuk menikahi seorang putri Antiokhus III setelah menyadari raja itu akan terlibat dalam perang melawan Romawi.[2] Dia kemudian menikahi Stratonice dari Pergamum, putri Ariarathes IV (Raja Kapadokia) dan istrinya Antiochis, kemudian mempunyai putra bernama Attalus III. Perluasan kerajaanEumenes mengikuti jejak ayahnya dan membantu orang-orang Romawi setiap kali dia mampu, pertama pada Perang Romawi-Seleukia, di mana ia memberitahu mereka dengan mengirimkan saudaranya Attalus II[3] dan berpihak dengan Roma, berhasil membantu Roma mengalahkan Antiokhus III dalam Pertempuran Magnesia. Ia kemudian membantu orang-orang Romawi dalam Perang melawan Nabis di mana dia membantu baik Liga Aitolia dan Liga Akhaia untuk mengalahkan tiran Sparta, Nabis, dan terakhir pada Perang Makedonia Ketiga di mana ia membantu Roma mengalahkan tentara Makedonia dan Thrakia dalam Pertempuran Callinicus melawan Perseus dari Makedonia. Dia kemudian berperang melawan raja Bitinia, Prusias I pada tahun 183 SM, meskipun awalnya kalah, ia menerima bantuan Romawi yang berakhir dengan kemenangannya.[4] Setelah Perdamaian Apamea pada tahun 188 SM, ia menerima wilayah Frigia, Lydia, Pisidia, Pamfilia, dan bagian dari Lykia dari sekutunya, Romawi.[5] Dengan membagi Asia Kecil antara sekutu-sekutu mereka Rodos dan Pergamum, Roma memastikan bahwa negara itu tidak akan mampu untuk menjadi terlalu kuat di wilayah tersebut. Roma juga berhasil untuk memastikan bahwa Roma akan tetap terlibat dalam urusan daerah.[6] Tidak lagi disukai RomaIa kemudian tidak lagi disukai Roma setelah mereka menduganya bersekongkol dengan Perseus dari Makedonia dan akibatnya, pada 167 SM, orang Romawi membuat sebuah usaha yang gagal untuk menghasut saudaranya, Attalus II, merebut tahta Pergamum, menolak Eumenes pergi ke Italia untuk membela kasusnya.[7] Ia juga berperang dengan Pharnaces I, yang mencoba untuk meminta bantuan dari Seleukia, di bawah Seleukos IV[8] namun karena Perdamaian Apamea, menolak berpihak kepadanya. Kemudian, pada sekitar tahun 179 SM, setelah menderita kekalahan, Pharnaces menuntut untuk berdamai.[9] Ketika kesehatan Eumenes mulai melemah, saudaranya, Attalus II naik tahta sebagai penguasa bersama pada tahun 160 SM.[10] Karena putra Eumenes dan Stratonice masih kecil, tahta juga diberikan kepada Attalus II, yang juga menikahi janda Eumenes, Stratonice, pada tahun 158 SM, setelah menjadi raja. WarisanSalah satu prestasi besar Eumenes II adalah perluasan Perpustakaan di Pergamon, salah satu dari perpustakaan besar Dunia Kuno dan tempat yang secara tradisional dikaitkan dengan penciptaan perkamen, meskipun telah ada selama berabad-abad.[11] Ia juga membangun sebuah patung di Akropolis Athena.[butuh rujukan] Referensi
Pustaka
|