Etihad Airways
Etihad Airways (bahasa Arab: شَرِكَة ٱلْاِتِّحَاد لِلطَّيْرَان, Sharikat al-Ittiḥād li-ṭ-Tayarān) merupakan maskapai penerbangan nasional Uni Emirat Arab (UEA). Abu Dhabi yang dikenal sebagai salah satu "permata dari Teluk Persia", mengalami kemajuan yang signifikan sejak ditemukannya minyak pada tahun 1958 dan kini dianggap sebagai salah satu negara terkaya di dunia dalam sumber daya alam dan membuat pemerintah UEA bersama investor swasta asing membentuk suatu kesatuan perusahaan transportasi udara yang bernama Etihad (Persatuan) yang berdiri pada bulan Juli 2003 dan kini Etihad dikenal sebagai salah satu maskapai paling berpengaruh dan memiliki penghargaan yang banyak setelah 10 tahun berdiri. Etihad Airways mengoperasikan lebih dari 1.000 penerbangan per minggu ke lebih dari 120 tujuan penumpang dan kargo di Timur Tengah, Afrika, Eropa, Asia, Australia, dan Amerika Utara, dengan armada 102[1] pesawat Airbus dan Boeing per Februari 2020. Pada tahun 2015, Etihad mengangkut 14,8 juta penumpang, meningkat 22,3% dari tahun sebelumnya, menghasilkan pendapatan sebesar US$9,02 miliar dan laba bersih sebesar US$103 juta.[2] Basis utamanya adalah Bandara Internasional Abu Dhabi. Awal Dari PendirianPeluncuran maskapai Etihad dapat dikaitkan dengan menurunnya keuntungan maskapai dan meningkatnya utang dari Maskapai gabungan di timur tengah bernama Gulf Air dan membuat suatu kesimpulan di tengah masyarakat bahwa, "negara harus segera menarik diri dari aliansi maskapai yang terus merugi", sehingga membuat Emir UEA membuat keputusan yang mengharuskan, terjadinya realisasi transportasi tanpa batas dengan didirikannya maskapai yang bernama Etihad dengan modal uang sebanyak AED 500 Juta dan sepasang pesawat A330-200 yang di pinjam dari TAM Linhas Aereas terkesan dengan keberhasilan maskapai, Etihad membuat gebrakan baru dengan memesan 5 armada baru Boeing 777-300ER dan 24 armada Airbus berbagai jenis termasuk A380, hal ini membuat eksistensi Etihad meningkat dalam rangka menjadi pemimpin pasar di timur tengah dan hal ini membuat kalangan maskapai timur tengah seperti Qatar Airways dan Emirates Airlines menjadi tersaingi. Sementara itu, sejak peluncuran nya yang sudah sepuluh tahun yang lalu,maskapai ini tumbuh dengan rata-rata yang stabil dan terus meningkat ini karena dengan dukungan dari pihak pemerintah, membuat Etihad menjadi maskapai yang mengalami pertumbuhan paling cepat dan dan pada tahun 2008, maskapai sudah mengangkut 7 juta penumpang ke 50 destinasi global dan tentunya, James Hogan sebagai Direktur Utama Etihad yang sebelumnya berkarier di maskapai Ansett Australia dan Gulf Air ini berhasil membawa Etihad sebagai maskapai yang memiliki penghargaan yang banyak dan beruntung. Pada bulan Desember 2011, Etihad mengumumkan telah mengambil 29,21% saham di Air Berlin.[3] Ini diikuti dengan saham minoritas di maskapai lain—Air Seychelles (40%), Aer Lingus (2,987%), dan Virgin Australia (10%). Pada tanggal 1 Agustus 2013, presiden perusahaan, James Hogan, menandatangani kesepakatan dengan Aleksandar Vučić, Wakil Perdana Menteri Pertama Serbia di Beograd, memberikan Etihad 49% saham di maskapai nasional Serbia Jat Airways.[4] Pemerintah Serbia mempertahankan 51% saham, dengan perusahaan Jat Airways yang diganti namanya menjadi Air Serbia.[5] Karena dampak pandemi COVID-19, sebagian besar penerbangan Etihad dihentikan antara Maret dan Juni 2020, sehingga maskapai ini membukukan kerugian operasional inti sebesar $1,7 miliar pada tahun 2020, dan lalu lintas penumpang maskapai turun 76% menjadi 4,2 juta.[6] Etihad Airways juga memberhentikan lebih dari 1.000 awak kabin dan pilot akibat pandemi. Sekarang dan Masa DepanMaskapai ini menerapkan sistem Working With ketimbang Against dalam mitra kerjasama mereka, seperti yang pernah dipaparkan oleh James Hogan selaku Direktur Utama dari maskapai tersebut, yang membuktikan bahwa dengan bekerjasama akan membentuk suatu hubungan yang baik tanpa persaingan yang ketat dan meskipun goncangan datang seperti yang terjadi beberapa waktu yang lalu seperti, krisis zona Euro, fluktuasi harga minyak, naiknya pajak, hal itu tidak mempengaruhi Etihad untuk terus berkembang dan berinovasi dalam meningkatkan layanannya di Timur Tengah. Code Sharing & Kota TujuanDestinasiPer Juni 2019, Etihad melayani 81 tujuan penumpang dan kargo di seluruh Afrika, Eropa, Amerika Utara, Asia, dan Australia dari hubnya di Bandara Internasional Abu Dhabi.[7] Hingga mengakhiri layanan ke São Paulo pada akhir Maret 2017, Etihad Airways adalah salah satu dari sedikit maskapai yang memiliki layanan penumpang ke enam benua.[8] Perjanjian codeshareEtihad memiliki beberapa perjanjian codeshare dengan beberapa maskapai seperti:
ArmadaEtihad Airways mengoperasikan armada pesawat berbadan sempit dan berbadan lebar dari empat keluarga pesawat keluarga Airbus A320, Airbus A350-1000, Boeing 777, dan Boeing 787 Dreamliner dengan total 94 pesawat per Desember 2021.[23] Per Januari 2022, armada Etihad terdiri dari pesawat berikut.[24]
Galeri
Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Etihad Airways. |