Erskine Hamilton Childers
Erskine Hamilton Childers (11 Desember 1905 – 17 November 1974) adalah seorang jurnalis, politikus sekaligus Presiden Irlandia dari Juni 1973 – November 1974. Childers menjadi satu-satunya Presiden yang meninggal saat menjabat. Sebelum menjadi presiden, Childers menjabat sebagai Tánaiste dan memegang sejumlah portofolio kementerian[1]. Kehidupan AwalChilders dilahirkan di Embankment Gardens, Westminster, London dalam sebuah keluarga Kristen Protestan[2]. Keluarganya berasal dari Glendalough, County Wicklow, Irlandia. Ayahnya bernama Robert Erskine Childers dan ibunya bernama Molly Childers[3]. Childers menerima pendidikan awal di Sekolah Gresham, Holt[4][5]. Pada tahun 1922, saat Childers berusia 16 tahun, ayahnya dieksekusi mati oleh otoritas Negara Bebas Irlandia atas tuduhan kepemilikan senjata yang bermotifkan politik. Pistol yang ditemukan dirumah ayahnya adalah pistol yang telah diberikan oleh Michael Collins .Sebelum dieksekusi, dalam semangat rekonsiliasi, Robert Childers meminta putranya untuk mencari dan menjabat tangan setiap orang yang telah menandatangani surat eksekusinya[6]. Setelah menghadiri pemakaman ayahnya, Childers kembali ke Gresham dan dua tahun kemudian ia masuk ke Kolese Trinitas, Cambrigde untuk menempuh kuliah dibidang sejarah[5][7]. KarirSetelah menamatkan pendidikannya, Childers bekerja pada badan pariwisata di Paris. Pada tahun 1931, Éamon de Valera memintanya untuk bekerja di surat kabar The Irish Press di Dublin dengan menjadi manajer iklannya[8]. Childers kemudian menjadi warga negara Irlandia naturalisasi pada tahun 1938. Pada tahun yang sama ia juga terpilih menjadi Teachta Dála untuk dapil Athlone–Longford dari partai Fianna Fáil[9]. Ia menjadi Teachta Dála hingga tahun 1973 saat ia dinyatakan terpilih sebagai Presiden Irlandia. Childers menghadiri upacara misa pemakaman mantan presiden Douglas Hyde di tahun 1949 di Katedral St. Patrick. Meskipun seorang mantan presiden, upacara misa pemakaman Douglas Hyde tidak dapat dihadiri para politikus senior karena mereka berkeyakinan bukan Protestan[10]. Childers bergabung dalam kabinet pada tahun 1951 dengan menjadi Menteri Pos dan Telegraf. Ia kemudian diangkat menjadi Menteri Pertanahan dalam kabinet de Valera tahun 1957–1959. Pada tahun 1959, Taoiseach yang baru, Seán Lamass memintanya menjadi Menteri Perhubungan dan Energi[11]. Ia menjabat hingga tahun 1969 dan seterusnya diangkat menjadi Tánaiste dan Menteri Kesehatan pada tahun 1969. Presiden IrlandiaCampaignFine Gael TD Tom O'Higgins memperoleh 11.000 suara (1%) setelah dikalahkan de Valera dalam pemilihan presiden tahun 1966; dia diperkirakan akan memenangkan pemilu tahun 1973, ketika dia kembali menjadi calon Fine Gael. Childers dicalonkan oleh Fianna Fáil atas perintah de Valera, yang menekan Jack Lynch dalam pemilihan calon presiden. Dia adalah calon yang kontroversial, tidak hanya karena kelahiran dan pendidikannya di Inggris, tetapi juga karena Protestantismenya. Namun, dalam masa kampanye, popularitas pribadinya terbukti sangat besar, dan dalam kekacauan politik, Childers terpilih sebagai Presiden Irlandia keempat pada tanggal 30 Mei 1973, mengalahkan O'Higgins dengan 635.867 (52%) suara berbanding 578.771 (48%). Menjadi PresidenChilders dilantik menjadi Presiden Irlandia pada 25 Juni 1974. Childers mengucapkan sumpah jabatan dalam bahasa Irlandia dengan sedikit keengganan. Aksen Oxbridge-nya yang sangat khas membuat pengucapan bahasa Irlandia menjadi sulit, jadi aksen itu dituliskan di papan besar secara fonetis untuk membantunya dalam hal ini. Meskipun berusia 67 tahun, dengan cepat mendapatkan reputasi sebagai Presiden yang bersemangat dan pekerja keras, serta menjadi sangat populer dan dihormati. Namun, ia memiliki hubungan yang tegang dengan pemerintahan petahana, yang dipimpin oleh Taoiseach Liam Cosgrave dari Fine Gael. Childers telah berkampanye dengan platform untuk menjadikan kepresidenan lebih terbuka dan praktis, yang dianggap Cosgrave sebagai ancaman terhadap agendanya sendiri sebagai kepala pemerintahan. Dia menolak untuk bekerja sama dengan prioritas pertama Childers setelah menjabat, pembentukan wadah pemikir di Áras an Uachtaráin, untuk merencanakan masa depan negara. Childers mempertimbangkan untuk mengundurkan diri dari kursi kepresidenan, namun tidak jadi dilakukan setelah ia diyakinkan untuk tetap menjabat oleh Menteri Luar Negeri Cosgrave, Garret FitzGerald[12]. Namun, Childers tetap terpisah dari pemerintah; sedangkan sebelumnya, Presiden telah diberi pengarahan oleh Taoiseach sebulan sekali, Cosgrave memberi pengarahan kepada Presiden Childers dan penggantinya, Cearbhall Ó Dálaigh, rata-rata setiap enam bulan sekali. Meskipun frustasi karena kewenangannya terbatas[12], anak Childers Ness yakin bahwa ayahnya memiliki peran penting dibalik layar dalam konflik Irlandia Utara. Dilaporkan bahwa mantan Perdana Menteri Irlandia Utara Terence O'Neill bertemu secara diam-diam dengan ayahnya di Áras an Uachtaráin dalam suatu kesempatan[13]. KematianPada 17 November 1974, pada saat pelaksanaan konferensi psikiater dari Sekolah Tinggi Psikiater Kerajaan di Dublin, Childers tiba tiba mengalami gagal jantung yang menyebabkan dia terbaring dan membiru sebelum tiba-tiba pingsan. Dia dinyatakan meninggal pada hari yang sama di Rumah Sakit Universitas Mater Misericordiae. Pemakaman kenegaraan Childers dilaksanakan di Katedral St. Patrick, Dublin dan dihadiri oleh mantan presiden Éamon de Valera dan para perwakilan kepala negara di dunia seperti Lord Mountbatten (mewakili Ratu Elizabeth II), Perdana Menteri Britania Raya Harold Wilson, pemimpin oposisi Britania Raya Edward Heath dan kepala negara dari Eropa dan sekitarnya. Ia dimakamkan di halaman Gereja Irlandia Derralossary Church, di Roundwood, County Wicklow. Daftar Referensi
|