Erica Baker
Erica Joy Baker[2] (lahir 1980; umur 39–40 tahun) adalah seorang insinyur dan manajer teknik di Wilayah Teluk San Francisco, ia dikenal dengan dukungannya yang terang-terangan mengenai keberagaman dan inklusi. Ia pernah bekerja di beberapa perusahaan besar, seperti Google, Slack, Patreon, Kickstarter, dan Microsoft.[3][4][5][6][7] Ia menjadi terkenal pada 2015 karena membuat spreadsheet internal yang berisi data gaji karyawan Google yang bertujuan untuk melihat perbedaan upah antara karyawan laki-laki dan perempuan.[8][9][10] Kara Swisher dari Recode menyebut Baker sebagai "women to watch" pada profilnya di C Magazine.[11] Pada 2021, nama Baker masuk ke dalam daftar 100 Women (BBC).[12] Awal kehidupanBaker menghabiskan masa kecilnya dalam perjalanan, ia dilahirkan di Jerman, sementara orang tuanya ditugaskan di sana. Ia dan orang tuanya kemudian pindah ke New Mexico, lalu ke Miami, Alaska, South California, kemudian kembali ke Alaska, Miami, kembali lagi ke Alaska, lalu ke Atlanta, New York, California.[13] Kedua orang tuanya bertugas di Angkatan Udara Amerika Serikat. Baker mulai menulis dan membuat situs web saat remaja.[13][14] KarierPekerjaan pertama Baker yaitu sebagai Pengelola Domain Windows untuk Sistem Statewide University of Alaska pada usia 21 tahun.[13] Ia kemudian bekerja di Home Depot selama setahun, disana ia melakukan operasi jaringan dan layanan dukungan desktop seluler. Kemudian, ia bekerja di Scientific Games untuk melakukan layanan dukungan desktop.[13] Baker bekerja di Google sejak 2006 hingga Mei 2015 dalam berbagai peran, peran terakhirnya yaitu sebagai Site Reliability Engineer (SRE).[15][16] Pada Juli 2015, setelah berhenti dari Google dan masuk ke Slack, Baker mengungkapkan dalam serangkaian tweet bahwa ia membuat sebuah spreadsheet internal untuk para karyawan Google untuk mengungkapkan informasi gaji mereka.[10] Berkat spreadsheet tersebut, sejumlah rekannya dapat menegosiasikan kenaikan gaji. Perusahaan Google mempunyai sistem di mana karyawannya dapat memberikan bonus kepada karyawan lainnya sebesar US$150 jika melakukan pekerjaan dengan baik, Baker melaporkan bahwa sejumlah rekannya mengirimnya bonus karena membuat spreadsheet tersebut, namun bonus dari rekannya ditolak oleh manajemennya.[9][17][18] Spreadsheet tersebut memicu diskusi mengenai perbedaan upah di Google, tidak adanya transparansi dalam penentuan gaji, dan perbedaan gender dan etnis yang mempengaruhi jumlah upah. Spreadsheet tersebut terus diperbarui hingga 2017, ketika data diperbarui, spreadsheet tersebut dilaporkan ke New York Times.[8][19] SlackSejak Mei 2015 hingga Juli 2017, Baker bekerja sebagai build and release engineer di Slack.[5][20] Pada Februari 2016, Baker, Megan Anctil, Kiné Camara, dan Duretti Hirpa menerima penghargaan TechCrunch’s Crunchies atas nama Slack sebagai perusahaan rintisan dengan peningkatan tercepat.[21] Kickstarter dan PatreonPada Juni 2017, TechCrunch dan USA Today melaporkan bahwa Baker keluar dari Slack untuk bergabung dengan Kickstarter sebagai direktur teknik di Brooklyn.[3][4] Walaupun perannya tidak secara resmi melibatkan keberagaman dan inklusi, Baker mengatakan bahwa mendorong keberagaman dan inklusi akan menjadi bagian dari pekerjaannya.[3] Namun, kemudian ia tinggal di Wilayah Teluk San Francisco dan menjadi Manajer Teknik Senior di Patreon.[6] MicrosoftPada Januari 2019, Baker bergabung ke Microsoft sebagai Principal Group Engineering Manager.[7] Pekerjaan pada keberagaman dan inklusiSetelah membuat spreadsheet yang berisi data gaji karyawan Google dan kemudian keluar dari Google, Baker menjadi advokat untuk keberagaman dan inklusi di blognya dan forum publik lainnya. Baker dan mantan karyawan Google memulai #RealDiversityNumbers di Twitter, tweet yang menggunakan tagar tersebut menuliskan pertanyaan yang ditujukan pada perusahaan-perusahaan mengenai isu-isu kecococokan budaya, usia, dan latar belakang sosial ekonomi dari karyawan dan rekrutmennya, seperti "Seberapa sering wanita dipromosikan dibandingkan dengan pria?".[22] Baker kritis terhadap pernyataan CEO Salesforce.com, Marc Benioff yang menyarankan bahwa upaya inklusi untuk minoritas etnis dan ras dilakukan terakhir, sehingga perusahaan bisa fokus pada masalah gender.[5] Ia juga mengecam seri video oleh Elissa Shevinsky, penulis Lean Out, yang menyatakan bahwa upaya Baker hanya menangani masalah keberagaman secara dangkal. Meredith L. Patterson menyalahkan komentar Baker dan menuduhnya memiliki konflik kepentingan.[23] Baker, bersama dengan Tracy Chou, Freada Kapor Klein, dan Ellen Pao, merupakan beberapa dari anggota pendiri Project Include, sebuah perusahaan rintisan yang diluncurkan pada 2016 untuk memberikan strategi keragaman dan inklusi kepada perusahaan klien.[24] Baker juga memiliki ketertarikan mengenai Genealogi.[25] Penampilan di publikBaker diwawancarai oleh Davey Alba dari WIRED di WIRED Business Conference 2016.[26][27] Pada Januari 2017, Baker menjadi pembicara utama pada konferensi Women of Color in Computing yang diadakan oleh Mills College.[28] Pada bulan Maret 2018, Baker menjadi pembicara utama di Konferensi Bond.[15] Baker juga menjadi pembicara utama untuk panel Berkeley Center for New Media dan Wall Street Journal's Women in the Workplace Forum pada Oktober 2018.[29][30] FilantropiBaker termasuk dalam dewan direksi untuk Girl Develop It.[31] Ia juga termasuk dalam dewan penasihat Hack the Hood, dan mentor teknologi untuk Black Girls Code.[32][33] Referensi
Pranala luar |