EpilimnionEpilimnion adalah bagian lapisan teratas pada danau yang memiliki temperatur lebih hangat atau termal, serta memiliki pH dan konsentrasi oksigen tinggi yang terlarut didalamnya.[1] Struktur FisikPropertiLapisan epilimnion berada pada danau yang bertingkat dan pada bagian atas bersinggungan langsung dengan udara, sehingga terjadi turbulensi dalam air. Turbulensi dan konveksi yang terjadi secara bersamaan akan menciptakan gelombang yang berujung pada terjadinya aerasi.[2][3] Lapisan selanjutnya yaitu Metalimnion yang merupakan lapisan bawah epilimnion yang memiliki termoklin dan terbentuk dari suhu yang berbeda antara epilimnion dan metalimnion. Suhu yang berbeda terjadi karena lapisan epilimnion bersinggungan dengan matahari dan udara secara langsung, sehingga menjadi lebih hangat. Sedangkan lapisan dibawahnya yaitu metalimnion memiliki suhu lebih dingin karena tidak bersinggungan dengan matahari dan udara. Lapisaan epilimnion dapat berubah menjadi beku selama musim dingin pada negara tertentu.[4] Perputaran dan pencampuran danauEpilimnion menjadi hangat atau dingin dipengaruhi oleh perubahan musim pada danau bertingkat, sehingga menyebabkan pergantian danau. Danau menjadi tidak berlapis apabila terjadi suhu kontinu dan nutrisi yang merata pada seluruh danau akibat tercampurnya epilimnion dan hipolimnium.[5] Terdapat perbedaan nama untuk setiap pergantian danau dalam setahun berdasarkan jumlah terjadinya pergantian. Danau membalik dalam satu kali dinamakan danau monoktik, danau membalik dalam dua kali dinamakan danau dimiktik, dan danau membalik lebih dari dua kali dinamakan polimiktik. KimiaO² dan CO² terlarut lebih tinggi pada lapisan epilimnion akibat terbukanya lapisan ke udara dan menyebabkan pertukaran gas dengan atmosfer tetap tidak berubah. Limpasan fosfor dan nitrogen yang bersumber dari teresterial menjadikan epilimnion sebagai tempat pertumbuhan alga. Selain itu, nutrisi dapat masuk ke dalam sistem danau melalui epilimnion apabila terbawa partikel tanah oleh erosi angin.[6] BiologiEpilimnion menjadi tempat bagi fitoplankton, mekar alga, dan produsen utama lainnya karena nutrisi yang besar pada lapisan ini. Selain itu, adanya fitoplankton, mekar alga, dan produsen utama lainnya menyebabkan ikan mencari makan pada lapisan epilimnion. Interaksi lainnya yaitu penggunaan lapisan epilimnion untuk rekreasi oleh manusia untuk berenang, berperahu, dan lainnya. Lalu terdapat juga interaksi tidak langsung seperti dari pengembangan lahan, limbah, dan limpasan lahan pertanian yang memberikan pengaruh terhadap sifat epilimnion.[7] Referensi
|