Eliza Acton
Eliza Acton (17 April 1799 – 13 Februari 1859) adalah seorang penyair dan penulis kuliner berkebangsaan Inggris. Ia dikenal sebagai penulis buku Modern Cookery for Private Families, salah satu buku masak Inggris pertama yang ditujukan untuk pembaca dari kalangan rumah tangga. Buku ini memperkenalkan praktik menyusun resep makanan yang diterima secara luas sekarang, yakni menuliskan daftar komposisi makanan dan memberikan waktu masak yang disarankan untuk setiap resep. Buku ini adalah buku berbahasa Inggris pertama yang mencantumkan resep kubis Brussel dan spageti. Selain itu, terdapat pula resep makanan yang dinamai Acton sebagai puding natal. Resep membuat puding natal, atau yang dulu dikenal sebagai puding prem, sudah ada sebelumnya, meskipun Acton adalah orang pertama yang menggabungkan nama "puding natal" kepada resep tersebut. Acton dilahirkan di Sussex, Inggris pada tahun 1799. Dia dibesarkan di Suffolk, tempat dia mengelola sebuah sekolah asrama khusus perempuan sebelum kemudian menghabiskan waktu di Prancis. Acton menerbitkan buku kumpulan puisinya setelah kembali ke Inggris pada tahun 1826. Buku masak pertamanya, yang ditujukan untuk keluarga dari kalangan kelas menengah, terbit pada tahun 1845. Buku itu diterima baik oleh para pengulas karena penulisannya menggunakan gaya prosa yang menarik. Pada tahun yang sama, buku itu dicetak ulang dalam beberapa edisi hingga tahun 1918, ketika Longman, penerbit buku itu, memutuskan untuk tidak mencetak ulang edisi terbaru. Pada tahun 1857, Acton menerbitkan buku The English Bread-Book for Domestic Use, karyanya yang lebih detail dan akademis daripada buku Modern Cookery. BukuThe English Bread Book berisi sejarah pembuatan roti di Inggris, studi tentang metode memanggang roti di Eropa, dan berbagai jenis resep makanan. Pada tahun-tahun akhir setelah penerbitannya, ketenaran Modern Cookery dikalahkan oleh buku laris dari Isabella Beeton yang berjudul "Mrs. Beeton's Book of Household Management", yang memasukkan beberapa resep tiruan dari buku Acton. Walaupun Modern Cookery tidak dicetak ulang secara utuh hingga tahun 1994, buku itu telah dikagumi dan memengaruhi banyak juru masak di Inggris pada paruh kedua abad ke-20, termasuk di antaranya adalah Elizabeth David, Jane Grigson, Delia Smith, dan Rick Stein . BiografiKehidupan awalEliza Acton dilahirkan pada 17 April 1799 di Battle, Sussex, Inggris, dan dibaptis pada 5 Juni 1799 di gereja paroki setempat. Acton adalah anak tertua dari enam saudara perempuan dan tiga saudara laki-laki dalam keluarga John Acton, seorang pembuat bir, dan istrinya Elizabeth née Mercer. Pada tahun 1800, keluarga mereka pindah ke Ipswich, Suffolk. Di sana, mereka tinggal di sebuah rumah yang bersebelahan dengan pabrik bir St. Peter's Brewery, tempat John Acton bekerja untuk Trotman, Halliday & Studd, perusahaan yang memiliki pabrik pembuatan bir itu. Pada tahun 1811, Trotman meninggal dan John ditawari kesempatan untuk menjadi mitra junior di perusahaan tersebut. Dia menerima tawaran itu sehingga perusahaan itu berganti nama menjadi Studd, Halliday & Acton. Dalam biografi Eliza Acton yang ditulis oleh Sheila Hardy, ada anggapan bahwa kemungkinan besar, John Acton pastilah telah meminjam banyak uang sehingga membuatnya masuk ke dalam bisnis itu. Pada tahun 1817, Acton bersama dengan Nona Nicolson (yang tidak diketahui informasinya lebih lanjut) membuka sebuah sekolah asrama untuk perempuan muda di Claydon, di utara Ipswich.[1][2] Dua tahun kemudian, Acton meninggalkan sekolah tersebut dan membuka sekolah lain pada bulan September dengan saudara perempuannya, kali ini di dekat Great Bealings. Sekolah ini kemudian dipindahkan sejauh 3 mil (4,8 km) ke Woodbridge pada tahun 1822 dan kemungkinan telah ditutup pada tahun 1825.[3] Di masa mudanya, Acton banyak menghabiskan waktu di Prancis (entah di Paris atau di sebelah selatan dalam negara itu) tapi tidak diketahui sejak kapan dia meninggalkan Inggris; Hardy menduga kemungkinan Acton pergi pada tahun 1823.[4] Sejarawan kuliner Elizabeth Ray, dalam buku "Oxford Dictionary of National Biography", menulis bahwa Acton bepergian ke luar negeri demi kesehatannya karena dia memiliki kondisi tubuh yang lemah.[1] Ada kemungkinan, Acton hamil pada saat di Paris dan kemudian pergi keluar negeri untuk melahirkan seorang anak perempuan di luar nikah.[5][6][a] Penulis kuliner Mary Aylett dan Olive Ordish berteori bahwa anak perempuan Acton dibesarkan oleh Sarah, saudara perempuannya. Keduanya mengamati bahwa tidak ada bukti untuk teori ini, selain berdasarkan cerita yang dituturkan dalam keluarga Acton.[8] Namun kemudian, teori ini ditolak oleh Hardy dengan alasan Acton tidak memiliki saudara perempuan bernama Sarah, apalagi yang menikah, karena tidak ada satu pun saudara perempuan Acton yang menikah. Hardy juga tidak menemukan catatan baptis ataupun riwayat sensus yang bisa membuktikan dugaan adanya kelahiran anak Acton. Di Prancis, Acton menjalin hubungan yang tidak bahagia dengan seorang perwira tentara Prancis;[1] kemungkinan mereka bertunangan, kemudian berpisah. Acton kembali ke Inggris, mungkin pada tahun 1826.[9][10] Sebagai penyairActon telah menulis puisi setidaknya sejak tahun 1822, seperti yang tertulis di bagian bawah salah satu puisinya. Dia setidaknya menulis satu puisi saat berada di Prancis. Tampak dalam salah satu puisinya berjudul "On Approaching Paris", yang bertarikh tahun 1826. [b]Ketika dia kembali ke Inggris, barulah dia menyusun koleksi puisinya untuk diterbitkan oleh Longman.[1] Sudah menjadi kebiasaan penerbit buku pada masa itu untuk mewajibkan penulis mengumpulkan nama-nama pelanggan, yakni orang-orang yang membayar uang muka untuk membeli buku itu. Nama-nama pelanggan yang dikumpulkan Acton pada saat itu kebanyakan berasal dari Suffolk. Sebanyak 328 eksemplar buku koleksi puisinya dicetak pada bulan Oktober 1826 dan pencetakan ulang memerlukan waktu satu bulan.[12] Acton kemudian menulis beberapa puisi lagi yang lebih panjang, termasuk di antaranya adalah "The Chronicles of Castel Framlingham", yang dicetak oleh Sudbury Chronicle pada tahun 1838. Ada juga "The Voice of the North", yang ditulis oleh Acton pada tahun 1842, pada masa kunjungan pertama Ratu Victoria ke Skotlandia. [1]Puisi-puisi Acton yang lain diterbitkan dalam majalah lokal, Sudbury Pocket Book . [9] Pada tahun 1827, ayah Acton dinyatakan pailit dan perusahaan tempatnya bermitra dibubarkan. Bahkan, salah satu mitra bisnisnya terlibat dalam tuntutan yang dilayangkan terhadapnya. Komisaris Kepailitan memerintahkan John untuk menyerahkan diri ke kantor komisaris dan mengungkapkan jumlah kekayaannya, namun John malah melarikan diri ke Prancis.[c] Tanpa keikutsertaan John, keluarga mereka pindah ke Bordyke House, di dekat Tonbridge, Kent. Di sana, Elizabeth Acton, ibu Eliza, mengubah bangunan rumah mereka menjadi penginapan bagi tamu dari kalangan atas, terutama bagi orang yang ingin mengunjungi Royal Tunbridge Wells dan menikmati fasilitas spa di sana.[14] Elizabeth meninggalkan Bordyke House, termasuk putrinya di sana, sekitar tahun 1841.[15] Sebagai penulis kulinerSuatu saat (menurut Hardy sekitar tahun 1835; menurut Aylett dan Ordish sekitar tahun 1837), Acton mengirim satu kumpulan puisi lagi kepada Longman untuk diterbitkan. Namun, penerbit Longman menolak kumpulan puisi itu dan menyarankan Acton agar beralih menulis buku masakan saja; bagaimana pun, cerita ini diragukan kebenarannya oleh Hardy.[16][17]Acton membutuhkan waktu sepuluh tahun untuk mengembangkan buku masaknya yang diterbitkan pada Januari 1845 dengan judul Modern Cookery in All Its Branches.[18][d] Buku masak pertamanya ini ditujukan bagi pembaca dari kelas menengah di Inggris;[20]sesuai dengan yang ditulisnya dalam kata pengantar buku itu:
Sebagian besar Modern Cookery berisi resep-resep masakan Inggris, meskipun beberapa di antaranya diberi label "Prancis" oleh Acton. Di dalamnya, Acton menulis sebuah bab yang membahas tentang kari, daging kaleng, dan chutney dari dunia Timur. Resep-resep ini ditulis sedemikian rupa sehingga, menurut profeser sastra Inggris Susan Zlotnick, menjadi hidangan Anglo-India yang tidak semata-mata berasal dari India[22] Buku ini juga berisi resep membuat kubis brussel pertama dalam bahasa Inggris,[23] dan penggunaan kata spaghetti, dieja sparghetti, pertama dalam sejarah buku masak Inggris.[24][25] Selain itu, buku ini merupakan buku pertama yang menyebut masakan puding natal; masakan yang resepnya sudah ada sebelumnya dan biasanya disebut sebagai puding prem, kemudian diberi nama demikian oleh Acton.[26][27] Acton menulis setiap resepnya dengan urutan: deskripsi proses memasak, daftar bahan, dan total waktu memasak yang diperlukan. Karena menyertakan waktu dan komposisi bahan, Modern Cookery berbeda dari buku masak lainnya. Ini merupakan pengembangan dari Acton sendiri.[1] Acton juga menegaskan dalam tulisannya, bahwa setiap resep yang dimasukkannya dalam bukunya sudah terlebih dahulu dimasak dan dibuktikannya sendiri.[28]Sejarawan kuliner Sarah Freeman menggambarkan bahwa instruksi-instruksi Acton dalam buku itu ditulis dengan sangat teliti dan dengan kepekaan gastronomi, sehingga buku itu adalah termasuk mahakarya kuliner yang juga sangat fungsional. [29] Ulasan-ulasan yang diberikan untuk Modern Cookery sangat positif.[30] Kritikus dari The Morning Post menganggap buku ini sebagai ringkasan masakan paling berharga yang pernah terbit.[31] Ulasan di The Spectator menyatakan bahwa urutan resep dalam buku itu terasa sangat alami dan metode memasaknya digambarkan dengan jelas berdasarkan prinsip-prinsip kimia.[32] Pengulas dari Kentish Gazette juga memuji kejelasan instruksi dalam buku ini dan penyertaan komposisi bahan dan waktu memasak di dalamnya.[33] Kritikus dari The Atlas menyebut tata letak resep dalam buku ini sangat baik.[34] Sementara pengulas dari The Exeter dan Plymouth Gazette memuji kejelasan instruksi yang diberikan, yang menurutnya kontras dengan buku masak lainnya. [35] Pada Mei 1845, edisi kedua dari buku Modern Cookery terbit. Edisi itu juga dirilis di Amerika Serikat melalui perusahaan Lea & Blanchard di Philadelphia dan terjual dengan baik.[36] Pada Juni 1845, Penerbit Longmans membagi hasil keuntungan buku itu sebesar £67 11s 2d kepada Acton.[e] Pada tahun-tahun berikutnya, Acton memperoleh £162 pada tahun 1846 dan £189 pada tahun 1847, yaitu setengah dari total keuntungan. Pada tahun 1849, bayaran Acton turun menjadi seperempat dari total keuntungan, sehingga dia hanya menerima £83.[38][f] Beberapa waktu setelah buku Modern Cookery terbit, Acton pindah dari Tonbridge ke Hampstead, sebelah barat laut London. Di sana, Acton menjadi koresponden rubrik masakan untuk majalah mingguan, yakni The Ladies' Companion dan Household Words.[1][29] Dia juga memulai penelitian untuk menulis buku tentang makanan bagi orang sakit yang berjudul Invalid Cookery.[40] Kemudian, dia menyela penelitiannya itu untuk menulis edisi terbaru dari Modern Cookery . Buku edisi terbaru itu diterbitkan pada tahun 1855 sebagai Modern Cookery for Private Families,[g] judul buku itu yang paling dikenal sekarang. Edisi terbaru itu berisi bab tambahan tentang masakan luar negeri dan hidangan Yahudi Ashkenazi.[1][42] Kesuksesan edisi pertama buku Acton membuat semakin banyak penulis kuliner yang menyalin karyanya.[43] Dalam kata pengantar pada edisi kedua bukunya, Acton menulis tentang banyaknya penulis pada saat itu, yang secara tidak bermoral, menyalin sebagian besar karyanya tanpa menyertakan buku Acton sebagai sumber karya mereka.[44] Kesehatan Acton semakin memburuk selama tahun 1850-an. Dalam kata pengantar bukunya, Acton menulis bahwa dia sedang menderita hukuman atas tenaga berlebihan yang dikeluarkannya. Kerja kerasnya ini sangat berbeda dengan kebiasaannya sebelumnya dan efek yang ditimbulkan sangat merugikan.[45] Acton meninggal di rumahnya pada 13 Februari 1859 karena sudah lama menderita dengan kesehatan tubuhnya yang memburuk. Acton dimakamkan empat hari kemudian di Gereja St. John-at-Hampstead, London.[46] KaryaPuisiDalam kajiannya terhadap puisi wanita abad ke-19, Lee Christine O'Brien menganggap bahwa Acton turut berpartisipasi dalam bidang puisi yang kekayaannya melampaui hasil karyanya sendiri.[47] O'Brien menilai beberapa puisi Acton sarat akan nilai-nilai humor dan kemanusiaan.[48]Dalam puisi Acton yang berjudul "Come To My Grave", O'Brien melihat adanya nada pedas dan jenaka tentang balas dendam sebagai bentuk parodi cinta yang dikemas dengan tambahan gaya romantis Gotik.[49] Bagi Aylett dan Ordish, puisi-puisi Acton tergolong romantis; mereka menganggap karya itu alami dari Acton sendiri, meskipun beberapa bagiannya terbilang dangkal dan klise.[50]Hardy mengidentifikasi adanya tema-tema yang berulang dalam puisi-puisi Acton tentang pujian kepada alam dan kesenangan terhadap senja; kebanyakan dari puisi itu menyiratkan tentang cinta yang tak berbalas dan sebagian lagi mungkin tentang perasaannya terhadap mantan tunangannya. Hardy juga melihat adanya intensitas dan perasaan yang hampir maskulin dalam puisi-puisi Acton.[51] Buku masakO'Brien melihat bahwa Acton menulis buku Modern Cookery dengan gaya prosa yang sangat berkualitas, sehingga buku ini termasuk dokumen budaya yang unik untuk sebuah buku masak.[47] Seperti yang ditulis oleh penulis kuliner Elizabeth David:
Kebanyakan jenis masakan yang ditulis Acton dalam buku resepnya berasal dari abad ke-18. Dengan semakin pesatnya industrialisasi dan urbanisasi pada abad ke-19, makanan-makanan pokok dalam buku itu telah banyak tergantikan. Contohnya bird's custard powder, yang menurut David adalah bentuk perubahan besar dalam dunia kuliner.[52] Acton mengadopsi terobosan-terobosan ilmu pangan ke dalam edisi terbaru bukunya pada tahun 1855, termasuk penggunaan kaldu blok sapi bermerek Oxo yang dikembangkan oleh Justus von Liebig dan muridnya, William Gregory.[53] Fokus utama Acton dalam buku Modern Cookery adalah masakan tradisional Inggris biasa.[54] Hal ini sejalan dengan pendapat Christopher Driver, jurnalis dan kritikus makanan, yang menyebut buku Acton itu terasa sangat Inggris layaknya masakan Inggris di abad ke-18.[55] Walaupun sangat Inggris, banyak resep dalam buku itu yang diberi label Prancis oleh Acton. Masakan asing, seperti masakan India, Syria, Turki, Italia, Jerman, Portugal, Mauritius, Swiss, dan Hindia Barat juga punya bab tersendiri dalam buku itu.[56][57][58] Acton mau belajar dari budaya makanan asing tanpa mengadopsinya secara membabi buta.[59] Demikian pula dalam The English Bread-Book, meskipun berfokus pada proses pembuatan roti di Inggris dan, dia juga membahas tentang roti dan pembuatan roti dari pendekatan bangsa lain, seperti Prancis, Jerman, Belgia, Turki, dan Belgia. Ada beberapa resep makanan asing dalam buku ini, termasuk resep membuat pumpernickel dari Jerman, baguette dari Prancis, roti polenta dari Italia, roti gulung dari Turki, dan juga roti India. [60] Sejarawan makanan Bob Ashley mengidentifikasi bahwa ciri buku Modern Cookery yang paling kentara adalah keutamaan menggunakan bahan yang terjangkau saja, walaupun Acton menolak untuk menggunakan bahan-bahan secara sembarangan.[61][62] Dalam kata pengantar di bukunya, Acton menyatakan bahwa masakan terbaik adalah masakan yang benar-benar ekonomis, yakni memberdayakan segala bahan makanan yang ada dalam masakan dan mengubah bahan-bahan, yang biasanya dianggap remeh dan tidak layak dimakan, menjadi hidangan yang benar-benar bisa disantap. Ini dibuktikannya dalam beberapa resepnya, seperti "Elegant Economist's Pudding", yang menggunakan bahan dari sisa puding natal, juga tambahan resep sup kelinci yang lebih murah yang disebutnya "A Less Expensive Hare Soup" sebagai pelengkap resep utama, yakni "Superlative Hare Soup". Sejarawan sosial John Burnet mengamati bahwa resep-resep Acton, yang ditujukan untuk keluarga dari kelas menengah dan pendapatan sederhana, mencantumkan juga hidangan-hidangan yang tergolong mewah. Penulis kuliner Alan Davidson menganggap buku Modern Cookery karya Acton sebagai buku masak paling elegan yang pernah ada. Nicola Humble, dalam bukunya tentang sejarah buku masak Inggris, menulis bahwa Acton memberikan sudut pandang yang unik dan percay diri dalam tulisan-tulisannya. Pada tahun 1968, Elizabeth David menulis bahwa resep Acton mencerahkan sekaligus tegas. Bagi Davie, satu paragraf dengan 100 kata instruksi mengambil putih telur di Modern Cookery jauh lebih berharga dibanding 8 halaman berisi instruksi yang sama dalam buku La bonne cuisine de Madame E. Saint-Ange. WarisanModern Cookery masih tetap dicetak sampai tahun 1918, ketika popularitasnya telah menurun karena persaingan dari buku-buku lain. Penerbit Longmans memutuskan untuk tidak menerbitkan buku itu lagi.[63] Pada tahun 1968, resep-resep pilihan karya Acton dikumpulkan dalam satu buku berjudul "The Best of Eliza Acton" dengan suntingan oleh Elizabeth Ray dan pengantar dari Elizabeth David. Buku Modern Cookery barulah dicetak ulang secara penuh pada tahun 1994,[42]empat tahun setelah The English Bread Book juga dicetak ulang.[64] Menurut sejarawan makanan Bee Wilson, penulis kuliner modern berhutang banyak kepada Acton dan karyanya karena telah menginspirasi mereka.[65] Bahkan pada tahun 1977, Elizabeth David mengaku bahwa karyanya yang berjudul English Bread and Yeast Cookery banyak dipengaruhi oleh The English Bread Book karya Acton.[66] Penulis kuliner Jane Grigson juga terinspirasi dari karya Acton ketika menulis English Food, bukunya yang terbit tahun 1974.[67] Resep Acton yang berjudul "Soles Stewed in Cream" masuk dalam buku masak Seafood Lovers karya koki Rick Stein pada tahun 2000.[68] Pranala luarKutipan tentang Eliza Acton di Wikikutip
Referensi
|