Ekonomi YordaniaEkonomi Yordania dianggap sebagai emerging market. Perdagangan dan jasa keuangan merupakan penghasil sepertiga dari produk domestik bruto Yordania (PDB), sedangkan transportasi, komunikasi, layanan publik dan konstruksi menyumbang seperlima dari total PDB, sisanya dari pertambangan dan manufaktur. Sementara itu, pengiriman uang dari orang Yordania yang bekerja di luar negeri merupakan sumber devisa utama.[1] Pada pertengahan 1990-an, perekonomian Yordania sempat diliputi oleh berbagai permasalahan ekonomi seperti resesi, utang yang menunggak, tingkat pengangguran yang tinggi, pangsa pasar yang kecil, fluktuasi produksi pertanian, kurangnya modal dan banyaknya pengungsi yang masuk ke negara ini.[1] Namun, setelah Raja Abdullah II naik tahta pada tahun 1999, kebijakan ekonomi liberal berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi hingga tahun 2009. Yordania telah mengembangkan sektor perbankan yang menarik investor berkat kebijakan bank konservatif yang mampu membuat negara tersebut bertahan dari krisis keuangan global pada tahun 2009. Ekonomi Yordania sendiri tumbuh dengan rata-rata 7% semenjak Raja Abdullah naik tahta pada tahun 1999 hingga tahun 2008. Pada tahun 2005, Yordania memiliki PDB sebesar $37,6 miliar dan merupakan ekonomi terbesar ke-89 di dunia.[2] Referensi
Daftar pustaka
|