Efek Flynn

Efek Flynn adalah peningkatan hasil uji kecerdasan secara berkelanjutan di berbagai belahan dunia dari tahun 1930 hingga saat ini. Saat hasil ujian kecerdasan intelektual (IQ) distandardisasi dengan menggunakan sampel peserta ujian, rata-rata hasil peserta ujian biasanya ditetapkan pada angka 100 dengan deviasi standar antara 15 hingga 16 IQ. Setelah soal ujian tersebut direvisi, hasilnya kembali distandardisasi dengan menggunakan sampel peserta ujian yang baru yang berbeda generasi dengan peserta ujian sebelumnya. Rata-rata kembali ditetapkan pada angka 100, tetapi ketika peserta ujian yang baru mengikuti ujian yang lama, rata-rata skor mereka selalu lebih tinggi dari 100.

Peningkatan hasil tes IQ berlangsung secara terus menerus dan linear. Salah satu contohnya adalah perbandingan hasil ujian Raven's Progressive Matrices selama seratus tahun di Des Moines, Amerika Serikat, dan secara terpisah di Dumfries, Skotlandia. Peningkatan hasil ujian terjadi secara konsisten selama periode tersebut di kedua negara ini.[1] Peningkatan rata-rata hasil tes IQ juga telah diamati di belahan dunia lain.[2]

Beberapa penjelasan telah diajukan untuk mengetahui penyebab efek Flynn, seperti lebih tersebarnya pendidikan pada masa modern, nutrisi yang lebih baik atau lingkungan yang lebih merangsang. Peningkatan-peningkatan serupa telah diamati pada fungsi otak lain, seperti memori semantik dan episodik.[3] Namun, penelitian terkini menunjukkan bahwa efek Flynn mungkin telah berakhir di beberapa negara maju.[4]

Istilah ini dinamai dari James R. Flynn yang telah mendokumentasi terjadinya efek ini, tetapi istilah ini sendiri dicetuskan oleh Richard Herrnstein dan Charles Murray, penulis buku The Bell Curve (1994).[5]

Catatan kaki

  1. ^ Raven John (2000). "The Raven's Progressive Matrices: Change and Stability over Culture and Time" (PDF). Cognitive Psychology. 41 (1): 1–48. doi:10.1006/cogp.1999.0735. PMID 10945921. 
  2. ^ Flynn J. R. (1987). "Massive IQ gains in 14 nations: What IQ tests really measure". Psychological Bulletin. 101 (2): 171–191. doi:10.1037/0033-2909.101.2.171. 
  3. ^ Rönnlund M, Nilsson LG (September 2009). "Flynn effects on sub-factors of episodic and semantic memory: parallel gains over time and the same set of determining factors". Neuropsychologia. 47 (11): 2174–80. doi:10.1016/j.neuropsychologia.2008.11.007. PMID 19056409. 
  4. ^ Richard Lynn and Tatu Vanhanen (2006). IQ and Global Inequality. Washington Summit Publishers: Augusta, GA. ISBN 1-59368-025-2
  5. ^ Flynn, James R. (2009). What Is Intelligence: Beyond the Flynn Effect (edisi ke-expanded paperback). Cambridge: Cambridge University Press. hlm. 1–2. ISBN 978-0-521-74147-7. Ringkasan (July 18, 2010). The 'Flynn effect' is the name that has become attached to an exciting development, namely, that the twentieth century saw massive IQ gains from one generation to another. To forestall a diagnosis of megalomania, the label was coined by Herrnstein and Murray, the authors of The Bell Curve, and not by myself. 

Bacaan lanjut

Kembali kehalaman sebelumnya