Du Ruhui
Du Ruhui (Hanzi: 杜如晦, 585-630), Adipati Cheng dari Lai (萊成公), adalah seorang negarawan terkemuka pada awal Dinasti Tang dan salah satu perdana menteri terbaik yang pernah dimiliki Dinasti Tang. Kehidupan awalDu Ruhui dilahirkan di Chang’an (sekarang Xi’an, Provinsi Shaanxi) pada tahun 585, semasa pemerintahan Kaisar Wen dari Sui. Anggota keluarganya secara turun-temurun banyak yang menjadi pejabat. Kakek moyangnya, Du Jiao dan kakeknya, Du Hui adalah pejabat Zhou Utara (salah satu dinasti pada Zaman Dinasti Selatan dan Utara). Dua saudara kakeknya, Du Guo dan Du Gao, juga adalah tokoh terpandang pada masa Dinasti Sui. Du Zha, ayahnya, adalah sekretaris jenderal tingkat provinsi pada zaman Sui. Du Ruhui sendiri memiliki seorang kakak laki-laki yang namanya tidak diketahui karena hilang dari catatan sejarah (dugaan beberapa sejarawan, ia bernama Du Changhui), dan seorang adik laki-laki bernama Du Chuke. Bakat intelektual Du telah tampak sejak masa mudanya, sering kali ia terlibat diskusi mengenai karya-karya literatur. Pada masa berkuasanya Kaisar Wen, ia ikut ujian masuk untuk menjadi pegawai negeri sipil. Gao Xiaoji, deputi dari kementrian pelayanan sipil, terkesan padanya dan memberikannya kedudukan sebagai pejabat daerah. Namun baru sebentar menduduki jabatan itu, Du mengundurkan diri. Dibawah pemerintahan Kaisar GaozuTahun 617, Jenderal Li Yuan berontak terhadap Kaisar Yang dari Sui (putra Kaisar Wen) yang memerintah secara diktator dan tahun 618, ia mendirikan Dinasti Tang dengan Chang’an sebagai ibu kotanya dan naik tahta sebagai Kaisar Tang Gaozu. Di bawah dinasti baru ini, Du menjadi bawahan putra kedua Kaisar Gaozu, Li Shimin, Pangeran Qin. Li Shimin seorang yang berpandangan luas dan pandai menempatkan orang pada posisi yang tepat sehingga banyak orang berbakat mengabdi padanya. Kaisar Gaozu ingin memberikan jabatan pada para bawahan putranya untuk menjadi pejabat daerah. Menurut rencana Du akan ditempatkan sebagai sekretaris jenderal Shanzhou (sekarang Sanmenxia, Henan), pada saat yang sama, Fang Xuanling, seorang penasehat kepercayaan Li, menyarankan pada tuannya bahwa Du memiliki bakat yang luar biasa dan jangan sampai ia kehilangan orang seperti itu. Mengikuti saran Fang, Li membujuk ayahnya agar Du tetap bekerja sebagai staffnya. Di kemudian hari, Du memberikan kontribusi besar dalam kampanye militer Li Shimin melawan musuh-musuh Dinasti Tang seperti Xue Rengao, Kaisar Qin; Liu Wuzhou, Khan Dingyang; Wang Shichong, Kaisar Zheng; dan Dou Jiande, Pangeran Xia. Atas jasa-jasanya Du dianugerahi gelar sebagai Baron Jianping. Ketika ibu kota Zheng, Luoyang, jatuh ke tangan Li Shimin pada tahun 621. Wang Shichong menyatakan menyerah pada Tang. Di antara bawahan Wang yang tertangkap terdapat paman Du bernama Du Yan. Du Ruhui sebenarnya mempunyai dendam terhadap pamannya ini karena dialah penyebab kematian kakaknya. Du Yan pernah melaporkan pada Wang mengenai ketidaktundukan kakak Du Ruhui pada Zheng sehingga kakak Du dihukum mati dan adiknya, Du Chuke dijebloskan ke penjara. Awalnya Du hendak membiarkan saja Li Shimin menghukum mati Du Yan, tetapi Du Chuke membujuknya bahwa walaupun Du Yan yang menyebabkan kematian kakak mereka, tidak sepantasnya sebagai keponakan menyebabkan kematian pamannya. Atas bujukan adiknya, hati Du melunak dan ia meminta Li Shimin agar pamannya diampuni sehingga Du Yan akhirnya mendapat pengampunan. Du bersama rekannya, Fang Xuanling, melayani sebagai penasehat kepercayaan Li Shimin. Dengan kekurangan dan kelebihannya masing-masing, keduanya bekerjasama saling melengkapi satu sama lain. Fang seorang yang ahli membuat rencana dan strategi yang baik, tetapi ia cenderung ragu dalam pelaksanaanya, sementara Du adalah seorang yang mampu memutuskan dengan cepat dan tepat. Sebuah pribahasa Tiongkok berbunyi ‘Fang merencanakan, Du memutuskan’ (房谋杜断, Fang mou Du duan) berasal dari duet kedua negarawan ini. Dalam pertikaian antara Li Shimin dengan kakaknya, putra mahkota Li Jiancheng, Du dan Fang menyarankan agar Li mengambil tindakan terhadap kakaknya yang semena-mena sebelum terlambat, tetapi Li selalu ragu untuk bertindak atas dasar persaudaraan. Sementara itu, Li Jiancheng yang didukung adiknya Li Yuanji, Pangeran Qi, menyadari posisi strategis Fang dan Du sebagai penasehat kunci Li Shimin, mereka merasa kedua orang itu ibarat gigi dan taring Li Shimin yang harus dicabut. Maka mereka menyerang Fang dan Du dengan tuduhan palsu sehingga keduanya diturunkan pangkatnya dan dicabut dari jajaran staff Li Shimin. Musim panas 626, pertikaian keluarga itu mencapai puncaknya, Li memutuskan untuk membalas tindakan kakak dan adiknya yang hampir merenggut nyawanya. Fang dan Du dipanggil menghadap di kediamannya. Awalnya mereka menolak karena itu berarti melanggar titah kaisar yang melarang mereka untuk bekerja bagi Li Shimin. Dengan marah, Li mengutus Jenderal Yuchi Jingde untuk sekali lagi memanggil mereka dengan pengarahan agar Yuchi membunuh mereka bila menolak lagi. Akhirnya Yuchi berhasil meyakinkan Fang dan Du, ia menegaskan bahwa Li Shimin telah memutuskan untuk bertindak melawan kedua saudaranya. Dengan menyamar sebagai pendeta Tao, keduanya menemui Li di kediamannya. Disana mereka merencanakan penyergapan terhadap Li Jiancheng dan Li Yuanji. Pada pagi harinya, Li Shimin menyergap kedua saudaranya di Gerbang Xuanwu dan membunuh mereka lalu ia memaksa ayahnya untuk mengangkatnya sebagai putra mahkota. Begitu ia diangkat menjadi putra mahkota, Li segera memulihkan kedudukan Fang dan Du. Du diangkat sebagai menteri pertahanan. Dua bulan setelah peristiwa itu, Kaisar Gaozu menyerahkan tahta pada Li Shimin yang naik tahta sebagai Kaisar Tang Taizong. Dibawah pemerintahan Kaisar Tang TaizongPada akhir tahun 626, Kaisar Taizong membuat daftar para pejabatnya secara berurutan berdasarkan besarnya kontribusi mereka untuk membagi-bagikan wilayah kekuasaan. Mereka yang masuk urutan lima besar adalah Fang Xuanling, Zhangsun Wuji, Du, Yuchi Jingde, dan Hou Junji. Du dianugerahi gelar sebagai Adipati Cai. Menanggapi hal ini, Li Shentong, paman Kaisar Taizong, yang juga seorang jenderal yang berjasa dalam pendirian Dinasti Tang protes atas penempatan dirinya di bawah Fang dan Du. Ia menandaskan bahwa mereka hanyalah birokrat yang bekerja di balik meja sedangkan dirinya telah berjuang mempertaruhkan nyawa di medan perang. Kaisar pun menjelaskan pada pamannya, bahwa strategi merekalah yang membantunya naik menjadi seorang kaisar. Li Shentong akhirnya menerima keputusan ini sehingga pejabat lain yang juga keberatan ikut menarik ketidaksetujuan mereka. Tahun 629, Du bersama Fang, menjabat sebagai Pushe, kepala biro eksekutif pemerintah dan perdana menteri. Saat itu karier keduanya begitu bersinar hingga dikatakan sebagai perdana menteri teladan. Di puncak kariernya, Du teringat kembali pada Gao Xiaoji yang dulu membuka jalan bagi kariernya, lalu ia membuat sebuah prasasti untuk mengenang jasa-jasanya. Sekitar awal tahun 630, Du mengundurkan diri karena mulai sakit-sakitan. Musim semi tahun itu kondisi kesehatannya makin memburuk. Kaisar mengutus putra mahkota Li Chengqian untuk menjenguknya, belakangan kaisar juga mengunjunginya secara pribadi. Tak lama setelahnya Du menghembuskan napas terakhirnya. Setelah kematiannya, Kaisar Taizong sulit melepas kenangan akan dirinya, setiap kali ia menerima hadiah barang berharga, ia selalu teringat pada Du dan ia akan membagi barang itu lalu menghadiahinya pada keluarga Du. Kaisar juga sering meratap ketika berbincang dengan Fang Xuanling, katanya, “Anda dan Tuan Du telah membantu saya, tetapi kini saya hanya tinggal anda seorang yang dapat saya lihat”. Belakangan dengan alasan yang tidak jelas, ia mengubah gelar Du secara anumerta menjadi Adipati Lai dan memberinya nama anumerta Cheng (成, sukses). Kaisar menikahkan salah satu putrinya, Putri Chengyang, dengan putra Du yaitu Du He, selain itu Du He juga mendapat gelar Adipati Xiangyang. Du Gou, putra sulung Du mewarisi gelar ayahnya sebagai Adipati Lai. Tahun 643, Kaisar menempatkan lukisan Du Ruhui di Paviliun Lingyan sebagai salah satu dari 24 lukisan pejabat Tang paling berjasa. Sayangnya, kejayaan keluarga Du tidak berlangsung lama. Pada akhir 643, putra-putra Taizong terjerumus dalam pertikaian keluarga. Li Chengqian yang mulai tidak disukai ayahnya khawatir status putra mahkotanya dicabut dan dialihkan ke adiknya, Li Tai, Pangeran Wei. Du He yang memihak pada Li Chengqian terlibat upaya kudeta terhadap Taizong sehingga dihukum mati, sementara kakaknya, Du Gou diasingkan. |