Doktor Divinitas

Aquatint dari seorang Doctor in Divinity pada Universitas Oxford, mengenakan jubah merah dan hitam sesuai dengan posisinya. Dari History of Oxford karya Rudolph Ackermann, 1814.

Doktor Divinitas (D.D., Divinitatis Doctor dalam bahasa Latin) adalah sebuah gelar akademik lanjutan dalam ilmu teologi. Secara historis, gelar ini menunjukkan bahwa si pemegangnya telah memperoleh lisensi dari sebuah universitas untuk mengajar teologi Kristen atau bidang-bidang keagamaan yang terkait.

Perbedaan penggunaan

Di Britania Raya, gelar D.D. menurut tradisi adalah gelar doktorat tertinggi yang diberikan oleh universitas, biasanya dianugerahkan kepada seorang pakar keagamaan yang luar biasa dan sangat menonjol. Menurut tingkat senioritasnya (dari urutan tertinggi ke tingkat terendah), gelar D.D. diikuti oleh LL.D. (atau D.C.L.) dalam bidang hukum, dokter medis (biasa disingkat M.D. atau D.M.) di bidang kedokteran, Litt.D. (atau D.Litt.) dalam bidang sastra, dan D.Sc. (atau Sc.D.) untuk sains. Kualifikasi D.D. dianggap sebagai gelar tertinggi dibandingkan dengan gelar-gelar lain di universitas-universitas di Britania karena afiliasi tradisional mereka dengan gereja Kristen. Pada abad ke-20, universitas-universitas di sana menjadi semakin sekuler, sehingga gelar D.D. dalam praktiknya telah kehilangan banyak dari gengsinya, meskipun secara resmi masih dianggap sebagai kualifikasi yang paling senior di universitas-universitas di Inggris, yaitu Oxford, Cambridge, dan Durham, maupun di universitas-universitas di Skotlandia yaitu St. Andrews, Glasgow, Aberdeen, dan Edinburgh.

Di Amerika Serikat, gelar D.D. hanya dianugerahi sebagai gelar kehormatan. Di AS tidak ada sistem "gelar yang lebih tinggi", sehingga gelar tertinggi dalam bidang teologi yang dicapai melalui jenjang pendidikan adalah Ph.D., Th.D. atau S.T.D., dan gelar tertinggi dalam Teologi terapan adalah D.Min..

Penggunaan pada masa kini

Kini, gelar D.D. biasanya diberikan sebagai gelar kehormatan bagi seorang individu yang menonjol yang karyanya berkaitan dengan agama. Di kebanyakan universitas berbahasa Inggris, seorang mahasiswa pasca-sarjana yang telah menyelesaikan prasyarat studi dan penelitian doktoralnya dalam bidang agama biasanya akan menerima gelar Ph.D. atau Th.D, dan bukan D.D. Namun, sejumlah universitas masih menganugerahkan gelar D.D., atas permintaan, sebagai pengakuan atas sumbangan ilmiah bagi teologi yang dibuat melalui karya yang telah diterbitkan oleh yang bersangkutan.

Lihat pula

Lihat pula

Pranala luar

Templat:Academic degrees

Kembali kehalaman sebelumnya