Dokter Lintas BatasMédecins Sans Frontières (bahasa Indonesia: Dokter Lintas Batas[1]), nama resminya di Amerika Serikat Doctors Without Borders, adalah sebuah sebuah organisasi kemanusiaan medis internasional independen yang memberikan bantuan darurat bagi masyarakat yang terkena dampak konflik bersenjata, epidemi, orang-orang yang tidak mendapatkan layanan kesehatan serta korban bencana alam.[2] Médecins Sans Frontières dibentuk pada 1971 oleh sekelompok kecil dokter Prancis setelah separasi Biafra. Organisasi ini dikenal di hampir seluruh dunia dengan nama Prancisnya atau sekadar singkatan namanya, MSF, tetapi di Amerika Serikat nama Doctors Without Borders lebih sering digunakan. MSF dipimpin oleh sebuah dewan direktur internasional yang bertempat di Jenewa, Swiss, dan diorganisir menjadi 20 bagian. Setiap tahunnya, sekitar 3.000 dokter, perawat, bidan dan tenaga logistik direkrut untuk menjalankan berbagai proyek,[3] tetapi hanya 1.000 yang dipekerjakan secara permanent sebagai staf untuk merekrut relawan dan menangani masalah keuangan dan hubungan dengan media. Para donor swasta memberikan sekitar 80% dari dana yang dibutuhkan oleh organisasi ini, sementara sumbangan pemerintah dan perusahaan-perusahaan memberikan sisanya. Anggaran tahunan MSF adalah sekitar AS dolar 400 juta.[4] Organisasi ini aktif memberikan pelayanan pemeliharaan kesehatan dan latihan medis untuk penduduk di lebih dari 70 negara, dan sering kali menuntut tanggung jawab politik di daerah-daerah konflik seperti Chechnya dan Kosovo. Hanya sekali dalam sejarahnya, pada genosida di Rwanda tahun 1994, organisasi ini menyerukan intervensi militer. MSF menerima Hadiah Perdamaian Nobel 1999 sebagai penghargaan atas upaya-upaya para anggotanya yang terus-menerus untuk memberikan pemelihaan kesehatan di tempat-tempat yang dilanda krisis yang akut, serta membangkitkan kesadaran internasional tentang potensi bencana kemanusiaan.[5] Dr. James Orbinski, yang menjabat presiden organisasi ini saat itu, menerima hadiah itu atas nama MSF. Sebelum itu, MSF juga menerima Penghargaan Perdamaian Seoul 1996.[6] Presiden Internasional MSF mulai 1 Oktober 2013 adalah Dr Joanne Liu.[7][8] Dr. Christos Christou kemudian terpilih sebagai penggantinya pada bulan Juni 2019 dan mulai aktif pada bulan September 2019.[9] PembentukanOrganisasi-organisasi yang memasok makanan dan bantuan medis darurat kepada penduduk yang membutuhkan, seperit misalnya Oxfam, telah lama ada sebelum MSF dibentuk pada 1971. Palang Merah Internasional (ICRC), terbentuk pada 1863, adalah sumber utama bantuan medis darurat untuk penduduk-penduduk di negara-negara yang dilanda perang dan bencana alam. Setelah Perang Dunia II, ICRC mulai dikritik karena kurang tanggapnya terhadap bukti-bukti Holocaust, dan sebagian pihak memandang netralitas organisasi ini yang konsisten sebagai keikutsertaannya dalam situasi-situasi krisis.. BiafraSelama Perang Saudara Nigeria dari 1967 hingga 1970, militer Nigeria melakukan blokade sekeliling wilayah tenggara negara itu yang baru merdeka, Biafra. Saat itu, Prancis adalah satu-satunya negara besar yang mendukung rakyat Biafra ( Britania Raya, Uni Soviet dan Amerika Serikat berpihak pada pemerintah Nigeria), dan kondisi-kondisi di dalam wilayah yang diblokade itu tidak diketahui dunia. Sejumlah dokter Prancis menjadi relawan bersama Palang Merah Prancis untuk bekerja di berbagai rumah sakit dan pusat-pusat penyaluran makanan di Biafra yang terkepung. Palang Merah mewajibkan para relawan menandatangani surat perjanjian, yang dianggap oleh sebagian sebagai upaya untuk mempertahankan netralitas organisasi tersebut, apapun juga keadaannya. Setelah memasuki negara itu, para relawan, selain para petugas kesehatan dan rumah sakit-rumah sakit Biafra, diserang oleh tentara Nigeria, dan menyaksikan warga sipil yang dibunuh dan dibiarkan kelaparan oleh pasukan-pasukan yang memblokade. Dokter-dokter secara terbuka mengkritik pemerintah Nigeria dan Palang Merah yang dianggap terlibat dalam suatu persekongkolan. Dokter-dokter ini menyimpulkan bahwa sebuah organisasi bantuan yang baru dibutuhkan, organisasi yang akan mengabaikan batas-batas politik/keagamaan dan yang akan memprioritaskan kesejahteraan para korban.[10] Pembentukan pada 1971Groupe d'Intervention Médicale et Chirurgicale en Urgence ("Kelompok Intervensi Medis dan Bedah Darurat") dibentuk pada 1970 oleh dokter-dokter Prancis yang pernah bekerja di Biafra, untuk memberikan bantuan dan menekankan pentingnya hak-hak para korban lebih daripada netralitas. Pada saat yang sama, Raymond Borel, editor jurnal kedokteran Prancis TONUS, telah memulai sebuah kelompok yang dinamai Secours Médical Français ("Bantuan Medis Prancis") untuk menanggapi taufan Bhola 1970, yang menewaskan sekurang-kurangnya 500.000 orang di Pakistan Timur (kini Bangladesh). Borel bermaksud untuk merekrut dokter-dokter untuk memberikan bantuan kepada para korban bencana alam. Pada 20 Desember 1971, kedua kelompok rekan ini bergabung untuk membentuk Médecins Sans Frontières.[10] Misi pertama MSF sebagai sebuah organisasi bantuan mandiri adalah ke ibu kota Nikaragua, Managua, ketika gempa bumi pada 23 Desember 1972 menghancurkan hampir seluruh kota dan menewaskan antara 10.000 hingga 30.000 orang.[11] Organisasi ini, yang kini dikenal karena tanggapnya yang cepat dalam situasi darurat, tiba tiga hari setelah Palang Merah membentuk misi bantuannya. Pada 18 September dan 19 September 1974, Taufan Fifi menyebabkan banjir besar di Honduras dan menewaskan ribuan orang (perkiraan berbeda-beda), dan MSF membentuk misi bantuan medis jangka panjangnya yang pertama.[12] Antara 1975 dan 1979, setelah Vietnam Selatan jatuh ke tangan Vietnam Utara, terjadilah emigrasi jutaan orang Kamboja ke Thailand untuk menghindari Khmer Merah. Sabagai tanggapannya MSF membentuk misi kamp pengungsinya yang pertama di Thailand.[10] Ketika Vietnam menarik diri dari Kamboja pada 1989, MSF memulai misi bantuan jangka panjangnya untuk menolong para korban pembunuhan massal dan membangun kembali sistem pemeliharaan kesehatan negara itu.[13] Meskipun misinya di Thailand untk menolong para korban perang di Asia Tenggara jelas dapat dipandang sebagai misinya yang pertama pada masa perang, MSF menganggap misi pertamanya di daerah perang yang sesungguhnya, termasuk keterpaparan terhadap bahaya tembak-menembak, pada 1976. Selama 9 tahun (1976–1984) MSF membantu pembedahan di rumah sakit-rumah sakit di berbagai kota di Lebanon selama Perang Saudara Lebanon, dan membangun reputasinya untuk netralitasnya dan kesediaannya untuk bekerja dalam bahaya. Selama perang, MSF menolong baik pihak Kristen maupun pihak Muslim, membantu pihak manapun yang paling membutuhkan bantuan medis pada saat itu. Pada 1984, ketika situasi di Lebanon menjadi semakin buruk dan keamanan untuk kelompok-kelompok bantuan dikurangi, MSF menarik para relawannya.[14] Kepemimpinan baruClaude Malhuret terpilih sebagai presiden baru MSF pada 1977, dan tak lama setelah itu muncullah perdebatan tentang masa depan organisasi ini. Khususnya, konsep tentang témoignage ("pemberian kesaksian"), yang merujuk kepada pengungkapan tentang penderitaan yang dilihat seseorang dan tidak hanya menutup mulut,[15] ditantang atau disepelekan oleh Malhuret dan para pendukungnya. Malhuret berpendapat MSF harus menghindari kritik dari pemerintah negara-negara tempat mereka bekerja, sementara Kouchner percaya bahwa pendokumentasian dan penyiaran tentang penderitaan di suatu negara sebagai cara yang paling efektif untuk memecahkan suatu masalah. Pada 1979, empat tahun setelah gerakan pengungsi dari Vietnam Selatan dan negara-negara sekitarnya yang berjalan kaki dan dengan perahu, kaum intelektual Prancis membuat imbauan di Le Monde untuk "Sebuah Kapal untuk Vietnam", sebuah proyek yang dimaksudkan untuk memberikan bantuan medis kepada para pengungsi. Meskipun proyek ini tidak memperoleh dukungan dari kebanyakan MSF, sebagian pihak toh mencarter sebuah kapal yang disebut L’Île de Lumière ("Pulau Cahaya"), dan, bersama-sama dengan para dokter, perangtawan, dan fotografer, belajar ke Laut China dan memberikan bantuan medis kepada manusia perahu. Perkembangan MSFPada 1982, Malhuret dan Rony Brauman (yang belakangan menjadi presiden organisasi ini pada 1982), membuat MSF semakin mandiri secara keuangan dengan memperkenalkan upaya pencarian dana lewat surat untuk mengumpulkan sumbangan dengan lebih baik. Pada tahun 1980-an juga dibentuk bagian-bagian operasional lainnya dari MSF-Prancis (1971): MSF-Belgia (1980), MSF-Swiss (1981), MSF-Belanda (1984), dan MSF-Spanyol (1986). MSF-Luxembourg adalah bagian dukungan pertama, yang dibentuk pada 1986. Awal 1990-an terbentuklah kebanyakan bagian dukungan utama: MSF-Yunani (1990), MSF-AS (1990), MSF-Kanada (1991), MSF-Jepang (1992), MSF-Britania (1993), MSF-Italia (1993), MSF-Australia (1994), serta Jerman, Austria, Denmark, Swedia, Norwegia, dan Hong Kong (MSF-UEA terbentuk belakangan).[10],[3] Malhuret dan Brauman berperanan besar dalam memprofesionalkan MSF. Pada Desember 1979, setelah tentara Soviet menyerang Afganistan, misi-misi lapangan segera dibentuk untuk memberikan bantuan medis kepada pihak mujahidin, dan pada Februari 1980, MSF secara terbuka mengecam Khmer Merah. Selama bencana kelaparan Ethiopia 1984 - 1985, MSF membentuk program-program gizi di negara itu pada 1984, namun diusir pada 1985 setelah mengecam penyalahgunaan bantuan internasional dan permukiman kembali secara paksa. Kelompok ini juga memasang peralatan untuk memproduksi air minum untuk penduduk San Salvador, ibu kota El Salvador, setelah gempa bumi 10 Oktober 1986 yang menghantam kota ini.[10],[16] Referensi
Pranala luarInformasi tambahan
Bahasa Inggris
Non-Inggris
|