Divinum illud munus
Divinum illud munus (judul bahasa Indonesia: Mengenai Roh Kudus) adalah sebuah ensiklik yang dikeluarkan oleh Paus Leo XIII pada tanggal 9 Mei 1897.[1] Dalam ensikliknya, Paus Leo membahas "kuasa Roh Kudus yang berdiam dan ajaib ; dan jangkauan serta efisiensi tindakan-Nya, baik dalam seluruh tubuh Gereja maupun dalam jiwa individu para anggotanya, melalui keagungan rahmat ilahi-Nya yang melimpah."[2] Oleh karena itu, hal ini menjadi salah satu cikal bakal kebangkitan pneumatologi Katolik pada abad ke-20. IsiKetika membahas doktrin Katolik tentang Tritunggal Mahakudus, Paus Leo mencatat bahwa “Gereja sudah terbiasa dengan tepat untuk mengaitkan kepada Bapa karya-karya Ketuhanan yang unggul dalam kekuasaan, kepada Putra karya-karya yang mengutamakan kebijaksanaan, dan karya-karya yang mengutamakan kasih. Roh Kudus."[3] Namun beliau menekankan kesatuan tiga Pribadi Ilahi, yang tidak boleh dihormati secara terpisah dalam ibadah ilahi, atau dianggap bertindak secara terpisah dalam ibadah pekerjaan pengudusan. “Kita harus berdoa dan memohon Roh Kudus, karena kita masing-masing sangat membutuhkan perlindungan dan pertolongan-Nya. Semakin seseorang kekurangan hikmah, lemah kekuatan, mudah tertimpa kesusahan, cenderung berbuat dosa, maka hendaknya ia semakin terbang kepada-Nya yang merupakan sumber terang, kekuatan, penghiburan, dan kesucian yang tak henti-hentinya.”{ {sfn|Divinum illud munus|loc=§11}} Ensiklik ini mempunyai bagian-bagian sebagai berikut:
Divinum illud munus mengikuti dan memperluas Provida Matris ("tentang Pengabdian kepada Roh Kudus") karya Leo, sebuah surat yang jauh lebih pendek yang diterbitkan tanggal 5 Mei 1895, di mana ia pertama kali memperkenalkan gagasan Pentakosta novena.
Lihat jugaReferensi
|