Dinasti Jin (1115–1234)
Dinasti Jīn (Hanzi: 金朝, hanyu pinyin: Jīn Cháo, Jurchen: Amba-an Ancu-un) (1115 - 1234), disebut sebagai Jin Raya (/dʒɪn/),[1] Namanya kadang-kadang ditulis sebagai Kin, Jurchen Jin atau Jinn dalam bahasa Inggris untuk membedakannya dari yang sebelumnya Dinasti Jìn,[2] atau disebut "Dinasti Jurchen" atau "Jurchen Jin", karena pendirinya Aguda (pemerintahan 1115-1123) adalah keturunan Wanyan Jurchen. Dinasti ini berawal dari pemberontakan Taizu melawan dinasti Liao (907-1125) yang menguasai Tiongkok utara, sampai Jin yang baru muncul ini menggiring Liao ke Wilayah Barat, tempat mereka kemudian dikenal sebagai Liao Barat. Setelah berhasil menaklukkan Liao, Jurchen Jin meluncurkan perjuangan lebih dari seratus tahun melawan Dinasti Song (960-1279), yang berbasis di Tiongkok selatan. Selama masa pemerintahan mereka, Jurchen Jin dengan cepat beradaptasi dengan adat istiadat Tiongkok, dan bahkan turut membentengi Tembok Besar melawan orang-orang Mongol yang saat itu sedang bangkit. Di dalam negeri, Jin mengawasi kemajuan budaya, seperti kebangkitan Konfusianisme. Orang Mongol yang selama berabad-abad menjadi pengikut Jin, pada tahun 1211 mulai melakukan penyerbuan di bawah pimpinan Jenghis Khan, akibatnya Jin mengalami kekalahan besar. Setelah mengalami banyak kekalahan, pemberontakan, pembelotan, dan kudeta selama 23 tahun, akhirnya Jin menyerah kepada Mongol pada 1234. NamaPada waktu itu Dinasti Jin secara resmi dikenal sebagai "Jin Raya". Lebih lanjut, kaisar Jin menyebut negara mereka sebagai Zhongguo (中國) yang berarti "Tiongkok", sama seperti yang dilakukan oleh beberapa dinasti non-Han lainnya.[3] Penguasa non-Han memperluas definisi "Tiongkok" dengan menggabungkan orang Han mapun non-Han setiap kali mereka memerintah Tiongkok.[4] Dari dokumen-dokumen peninggalan Jin menunjukkan bahwa penggunaan istilah "Tiongkok" yang merujuk kepada diri mereka sendiri sudah dimulai lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya.[5] SejarahDinasti Jin didirikan di Jilin (nama sekarang) dan Heilongjiang oleh orang Jurchen, seorang kepala suku bernama Aguda pada tahun 1115. Menurut tradisi, Aguda adalah keturunan Hanpu. Aguda mengambil kata "emas" sebagai nama negaranya, kata itu sendiri merupakan terjemahan dari Sungai "Anchuhu", yang berarti "emas" dalam bahasa Jurchen.[6], sungai ini dalam bahasa Mandarin disebut Alachuke, yang merupakan anak sungai dari Sungai Songhua di sebelah timur Harbin.[7] Penguasa awal Jurchen adalah Bangsa Khitan pendiri Dinasti Liao, yang telah mendominasi Tiongkok utara dan selatan serta timur laut selama beberapa abad. Sebelum Jurchen menggulingkan Khitan, wanita Jurchen yang sudah menikah dan gadis-gadis Jurchen diperkosa oleh utusan Liao Khitan sebagai kebiasaan yang menyebabkan kebencian terhadap Khitan. ReferensiKutipan
Sumber
Pranala luar
|