Dhiban, Yordania
Dhiban adalah suatu kota di Yordania yang terletak di Kegubernuran Madaba, sekitar 70 kilometer sebelah selatan Amman dan sebelah timur Laut Mati. Sebelumnya dihuni oleh orang-orang nomaden, masyarakat modern mulai menetap di kota ini pada tahun 1950-an. Dhiban saat ini berrjumlah penduduk sekitar 15.000 jiwa, kebanyakan bekerja sebagai tentara, di instansi pemerintah, atau tenaga musiman untuk produksi pertanian. Sejumlah orang muda belajar di universitas terdekat di Karak, Madaba (Medeba), dan Amman. Sebagian besar penduduk beragama Islam. SejarahPemukiman kuno terletak berdekatan dengan kota modern. Penggalian telah mengungkapkan bahwa situs itu diduduki sebentar-sebentar selama 5.000 tahun, awal pendudukan terjadi pada Zaman Perunggu Awal di milenium ketiga SM. Sejarah penghunian situs ini ekstensif sebagian karena lokasinya di King's Highway (Jalan raya Raja), rute komersial utama pada zaman kuno. Bukti pemukiman sebagian besar terkonsentrasi pada wilayah 15 hektar yang tinggi. Kemunculan Prasasti Mesa pada tahun 1868 menyebabkan meningkatnya pengunjung ke kota itu (termasuk wisatawan dan sarjana) karena memuat konfirmasi nyata ayat-ayat Alkitab. Zaman PerungguPemukiman substansial pertama di tell Dhiban terjadi selama Zaman Perunggu Awal. Belum ditemukan bukti arkeologi untuk penghunian antara Zaman Perunggu Awal dan Zaman Besi, tetapi karena situs arkeologi ini sudah tercemar, kesimpulan ini tidak definitif. Dhiban mungkin sesuai dengan kota "Tpn" atau "Tbn" yang ditemukan dalam naskah Mesir dari pemerintahan Thutmosis III, Amenhotep III, dan Ramses II. Dhiban dan Israelsalah satu tempat persinggahan orang-orang Israel dalam perjalanan keluar dari Mesir menuju ke tanah Kanaan di bawah pimpinan Musa, yang tercatat dalam Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Dalam kitab-kitab suci disebut "Dibon" ("Divon"; bahasa Ibrani: דִּיבֹן), atau "Dibon-Gad" ("Divon Gad"; דִּיבֹן גָּד)[2] karena kota ini kemudian diduduki oleh suku Gad.[3] Nama dalam bahasa Ibrani Alkitab berarti membuang atau merana.
Menurut Prasasti Mesa (Mesha Stele) yang ditemukan di situs ini, Mesa (Mesha), raja Moab dari abad ke-9 SM, mengusir orang Israel dan mendirikan Dhiban kuno sebagai sebuah pemukiman penting di kerajaan Moab. Mesa dan Kerajaan Moab pada Zaman BesiPrasasti Mesa menghubungkan Dhiban dengan "Dibon" yang tercatat dalam Alkitab serta menyiratkan bahwa tempat itu adalah ibu kota Mesa, raja Moab yang terkemuka dari abad ke-9 SM, meskipun perannya dalam pemerintahan Mesa belum dikonfirmasi. Dalam Zaman Besi IIb Dhiban menjalani setidaknya tiga proyek bangunan besar. Daerah ini secara artifisial diperluas selama periode ini dan meliputi beberapa fitur arsitektur, seperti dinding penahan, menara, dan tembok kota monumental. Tarikh pendirian bangunan-bangunan ini belum dikonfirmasi, tapi mungkin antara abad ke-9 dan abad ke-8 SM. Bangunan-bangunan besar ini tampaknya telah ditinggalkan dalam Zaman Besi IIc. Situs ini juga menampilkan pekuburan besar (nekropolis) di timur laut tall ("gundukan") ini. Meliputi penguburan multi-generasi sesuai dengan persembahan korban penguburan, dan salah satu memiliki peti mati tanah liat dengan tutup antropomorfik. Pekuburan tampaknya didirikan sezaman dengan proyek-proyek bangunan. Nama lain untuk Dibon adalah "Karchoh", dan ada kemungkinan bahwa pada abad ke-9 nama Dibon merujuk kepada nama suku yang dipimpin oleh Mesa, dan bahwa nama Dibon diberikan ke kota itu pada waktu kemudian (lihat: van der Steen dan Smelik 2007). Zaman Helenistik dan NabataeanAda sedikit bukti yang ditemukan situs untuk periode Persia, Helenistik, dan awal periode Nabataean . Tapi beberapa baris bukti menunjukkan bahwa Dhiban menjadi bagian dari kerajaan Nabataean pada pertengahan abad ke-1 SM. Bukti-bukti ini termasuk keramik, koin, dan arsitektur gaya Nabataean (seperti kuil dengan tata letak khas Nabataean, pertukangan batu, dan saluran air, dinding penahan, dan tangga monumental bergaya Nabataean). Zaman Romawi dan BizantiumPada tahun 106 Kerajaan Roma menggabungkan wilayah Nabataean ke dalam kerajaan mereka sendiri, termasuk Dhiban. Bangunan-bangunan monumental Nabataean mulai ditinggalkan penghuninya dan ada indikasi penurunan populasi di situs ini. Koin, makam keluarga multi-generasi, dan sebuah prasasti menunjukkan bahwa situs ini tetap dihuni dan ada beberapa proyek-proyek pembangunan selama ini. Prasasti ini juga menunjukkan bahwa orang-orang Romawi mempertahankan jalur jalan dekat situs itu, yang mungkin adalah "Jalan Raya Raja" ("King's Highway"). Kemudian pada masa Romawi sampai ke periode Bizantium penduduk Dhiban berangsur-angsur meningkat jumlahnya. Bahkan disebutkan dalam Onomasticon karya Eusebius sebagai desa besar pada abad ke-4. Penggalian telah menemukan beberapa bangunan yang signifikan dari periode waktu ini, yaitu suatu rumah pemandian dan dua gereja. Awal dan Pertengahan Periode IslamTanggal tepatnya pemukiman awal periode Islam di Dhiban masih diperdebatkan dan kemungkinan periode Umayyah abad ke-7 sampai abad ke-8 atau periode Abbasiyah abad ke-8 sampai abad ke-9. Masyarakat yang berkembang dalam periode ini menghuni sebagian besar lokasi pada periode Mamluk abad ke-14, atau sebelumnya selama abad ke-13 pada periode Ayyubiyah. Beberapa struktur di situs ini telah diperkirakan tarikhnya pada periode ini berdasarkan penemuan koin dan keramik. Akhir Periode Islam dan Periode HashemitPendaftaran pajak (Defter) Kesultanan Utsmaniyah untuk Yordania dari tahun 1538 sampai 1596 mengabaikan Dhiban, yang menyiratkan turunnya jumlah pemukiman selama abad ke-16. Keluarga-keluarga suku penggembala nomaden Bani Hamida mendirikan modern Dhiban pada tahun 1950-an dan membangun di atas struktur yang sudah ada sebelumnya serta menggunakan puing-puingnya sebagai bahan baku. Pada tahun-tahun berikutnya tanah di sekitar tall didistribusikan kepada masyarakat untuk kepemilikan pribadi, meskipun tall itu sendiri tetap milik pemerintah Yordania. ArkeologiPenelitian pertama di Dhibon dilakukan oleh Duncan Mackenzie pada tahun 1910, terutama pemeriksaan permukaan.[4] Penggalian ilmiah pada lokasi ini dimulai pada pertengahan abad ke-20 oleh American Schools of Oriental Research pada tahun 1950-53 dipimpin oleh F. V. Winnett dan kemudian oleh W. L. Reed. [5] [6] Upaya ASOR, sekarang dipimpin oleh William Morton, dilanjutkan pada musim tahun 1955, 1956, 1965. [7] Saat ini proyek penggalian dan restorasi utama adalah Dhiban Excavation and Development Project, dipimpin bersama oleh sarjana-sarjana di Universitas Liverpool, Knox College, dan Universitas California, Berkeley. Pekerjaan ini telah dilakukan pada tahun 2002, 2004, 2005, 2009, 2010, 2012, dan 2013. Lihat pulaReferensi
Pustaka
31°30′N 35°47′E / 31.500°N 35.783°E Pranala luar |