Devi Wani
Kehidupan awalDevi Wani dilahirkan sebagai Juanita pada 19 Januari 1923 di Negeri-Negeri Selat, sebagai putri dari pasangan yang diduga berasal dari Filipina.[1][2] Ia merupakan keponakan dari Mak Emmes, istri dari musisi Mas Toto.[3] Kehidupan pribadiPada tahun 1941 hingga awal 1942, Devi berselingkuh dengan Willy A. Piedro, suami dari Devi Dja, dan kemudian dipergoki oleh dirinya.[4] Pada 29 Juni 1945, Devi bertemu dengan Mas Soekoro, seorang karyawan perwakilan diplomatik Indonesia, di Sarong Room.[5] Soekoro bekerja di Biro Penerangan Belanda yang berada di New York, dan ikut berpartisipasi dalam pertunjukan tari di Chicago Natural History Museum bersama dengan kelompok Devi Dja.[5] Mereka bertemu di Sarong Room setiap akhir pekan berkat persetujuan dari Mas Toto dan kemudian menikah pada 7 November 1947, dan dikaruniai putra pertama mereka, Angkoro Soekoro, pada 10 Januari 1948.[5][6] KarierDevi memulai kariernya dengan bergabung dalam perkumpulan sandiwara Dardanella sebagai penari di Negeri-Negeri Selat pada bulan Mei 1936, dan kemudian menjadi penari bintang rombongan tersebut bersama dengan Devi Dja dan Dewi Mada.[7] Pada 20 April 1937, ketika Dardanella meninggalkan Negeri-Negeri Selat dan berganti nama menjadi Devi Dja's Bali & Javanese Cultural Dancers, ia menjadi penari utama bersama dengan Devi Emah di samping delapan penari perempuan lain.[8] Pada 11 Mei dalam tahun yang sama, Devi bersama dengan rombongan tersebut mementaskan pertunjukan di Yangon dan dihadiri oleh Jawaharlal Nehru bersama dengan putrinya, Indira Gandhi.[9] Setelah bertemu dengan Jawaharlal, ia bersama dengan rombongannya melanjutkan pertunjukan mereka di Ceylon pada bulan Juni dan kemudian ke Kemaharajaan Britania.[9] Mereka kemudian mementaskan pertunjukan di Karachi, Kotri, Hyderabad, Shikarpur, Quetta, Sukkur, dan Basra.[10] Pada 15 Agustus 1938, pukul 17:00 IANA (UTC+03:00), Devi bersama dengan rombongannya berangkat dari Jaffa menuju Yunani dengan menumpang kapal uap Afrika dan tiba disana pada 20 Agustus.[11] Mereka mementaskan pertunjukan disana selama 30 hari di tiga teater yang berbeda sebelum melanjutkan perjalanan ke Roma pada 1 Oktober dan diikuti dengan pementasan di Zürich pada 26 Oktober serta di Strasbourg dan Brussel.[12] Pada 31 Juli 1939, Devi berangkat ke Paris bersama dengan Willy A. Piedro dan Devi Dja untuk bertemu dengan impresario Eugène Grunberg.[13] Ia kemudian mengurus aplikasi visa untuk berangkat ke Amerika Serikat bersama dengan rombongannya.[13] Pada 26 Oktober, Devi tiba di New York dan kemudian mementaskan pertunjukan yang diselenggarakan oleh Columbia Concerts Corporation, dan meraih sukses besar pada akhir bulan Desember tahun tersebut.[14] Pada 9 Januari 1940, Ferry Kock bersama dengan 18 anggota rombongan meninggalkan California untuk kembali ke Hindia Belanda dan menyisakan 12 orang anggota dalam rombongan tersebut di Amerika Serikat.[15] Pada tahun 1942, Devi membintangi film The Moon and Sixpence yang disutradarai oleh Albert Lewin berdasarkan karya dari William Somerset Maugham pada tahun 1919.[16] Ia berperan sebagai Ata, seorang wanita Tahiti yang merupakan istri dari Charles Strickland.[16] Dalam pemilihan peran tersebut, Devi harus berkompetisi dengan 1000 pelamar dan kemudian terpilih bersama dengan Elena Verdugo.[17] Film tersebut kemudian dirilis dalam dua versi dengan versi Devi sebagai wanita sensual dari wilayah Lautan Pasifik, dan versi Elena sebagai wanita pedesaan dengan masyarakat yang lebih alim dalam perihal moralitas.[17] Pada tahun 1945, Devi bersama dengan Devi Dja dan beberapa penari lain, yaitu Devi Mima dan Devi Tina, mementaskan koreografi "Temptation of Buddha" karya Dja dalam film The Picture of Dorian Gray.[18] Devi kemudian bekerja sebagai penari dalam Sarong Room yang didirikan oleh Devi Dja selama tiga tahun dengan didampingi oleh Devi Tina dan Devi Mima, serta dua orang musisi, yaitu Mas Toto dan Mas Asmo.[19] Filmografi
KutipanCatatan kaki
Referensi
Pranala luar |