Demografi Slovenia
Artikel demografi Slovenia ini adalah tentang informasi kependudukan Slovenia, termasuk jumlah penduduk, kelompok etnis, tingkat pendidikan, kesehatan masyarakat, status ekonomi, afiliasi keagamaan dan aspek lainnya. PendudukDengan 101 penduduk per kilometer persegi (262 / sq mi), Slovenia berada di antara negara-negara Eropa dengan kepadatan penduduk cukup tinggi,(dibandingkan dengan 402 / km² (1042 / sq mi) untuk Belanda atau 195 / km² (505 / sq mi) untuk Italia). Statistik di wilayah Littoral-Inner Carniola ini memiliki kepadatan penduduk terendah di Slovenia sedangkan Central Slovenia Statistical Region memiliki tingkat kepadatang penduduk tertinggi .[2] Menurut sensus 2002, kelompok etnis meyoritas di Slovenia adalah Slovenes (83%). Sedikitnya 13% penduduknya adalah imigran dari bagian lain Bekas Yugoslavia dan keturunannya.[3] Mereka biasanya bermukim terutama di kota-kota dan daerah pinggiran kota.[4] Ada beberapa komunitas minoritas yakni orang Hungaria dan Italia, akan tetapi hak mereka tetap mendapat perlindungan dari pemerintahan Slovenia.[5] statistik Kependudukan [6] (2010-2016)
Perubahan Saat Ini [7]
EtnisMayoritas populasi Slovenia adalah orang Slovene (83,06%). Keturunan Hungaria dan Italia menjadi etnis minoritas pribumi, tetapi Konstitusi Slovenia menjamin mereka untuk mendapat kursi di Majelis Nasional. Sebagian besar kelompok minoritas lainnya, terutama yang berasal dari bagian lain bekas Yugoslavia (kecuali komunitas pribumi Serbia dan Kroasia), dipindahkan setelah Perang Dunia II karena alasan ekonomi. Sekitar 12,4% penduduk Slovenia lahir di luar negeri..[8] Menurut data dari tahun 2008, ada sekitar 100.000 warga negara non-UE yang tinggal di Slovenia, atau sekitar 5% dari keseluruhan penduduk Slovenia.[9] Jumlah tertinggi berasal dari Bosnia dan Herzegovina, diikuti oleh imigran dari Serbia, Makedonia, Kroasia dan Kosovo. Jumlah orang yang pindah ke Slovenia terus meningkat dari tahun 1995; dan semakin meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Sejak Slovenia bergabung dengan Uni Eropa pada tahun 2004, arus masuk para imigran tahunan meningkat dua kali lipat pada tahun 2006 dan meningkat tiga kali lipat pada tahun 2009.[10] Pada tahun 2007, Slovenia adalah salah satu negara dengan tingkat migrasi tertinggi di Uni Eropa.
AgamaSecara tradisional, penduduk Slovenia sebagian besar menganut agama Katolik Roma. Sebelum Perang Dunia II, 97% orang Slovenia dinyatakan sebagai orang Katolik Roma, sekitar 2,5% adalah Lutheran, dan hanya sekitar 0,5% dari denominasi lainnya. Katolik adalah agama penting di kehidupan sosial dan politik di Slovenia pra-Komunis. Setelah 1945, negara tersebut mulai mengarah ke sekularisasi secara perlahan namun berkelanjutan. Setelah satu dekade melakukan penganiayaan terhadap agama-agama mayoritas, rezim Komunis mengadopsi sebuah kebijakan toleransi terhadap gereja-gereja, tetapi membatasi fungsi sosial mereka. Setelah tahun 1990, Gereja Katolik Roma mendapatkan kembali sebagian dari pengaruhnya, namun penduduk Slovenia tetap merupakan masyarakat yang sekuler. Menurut sensus 2002, 57,8% penduduknya adalah Katolik Roma. Seperti di tempat lain di Eropa, afiliasi dengan Katolik Roma menurun: pada tahun 1991, 71,6% menyatakan diri sebagai orang Katolik, yang berarti penurunan lebih dari 1% per tahun.[13] Sebagian besar umat Katolik Slovenia termasuk dalam Ritus Latin. Sejumlah kecil Gereja Katolik Timur, yakni Katolik Yunani, yang tinggal di wilayah Karniola Putih.[14] Meskipun jumlah penganut agama Kristen Protestan yang relatif kecil (kurang dari 1% pada tahun 2002), namun warisan Protestan sangat penting dalam historisnya, karena dasar bahasa Slovenia dan literatur Slovenia ditetapkan oleh Reformasi Protestan pada abad ke-16. Saat ini, kelompok minoritas dari Gereja Lutheran umumnya tinggal di wilayah paling timur Prekmurje, di mana mereka mewakili sekitar seperlima penduduknya dan dipimpin oleh seorang uskup, tepatnya di Murska Sobota.[15] Selain dua denominasi Kristen ini, sebuah komunitas kecil Yahudi masih ada di Slovenia. Terlepas dari kerugian yang diderita kaum Yahudi selama Holocaust, Yudaisme masih ada berjumlah ratusan pengikut, sebagian besar tinggal di Ljubljana, yang memiliki sinagoge, itulah yang tersisa di negara ini setelah masa Holocaust.[16] Menurut sensus 2002, Islam adalah denominasi agama terbesar kedua dengan sekitar 2,4% populasi. Sebagian besar Muslim Slovenia berasal dari Bosnia, Kosovo, dan Makedonia.[17] Denominasi terbesar ketiga, dengan sekitar 2,2% populasi, adalah Kristen Ortodoks, dengan sebagian besar merupakan anggota Gereja Ortodoks Serbia, sementara sebagian kecil adalah Gereja Ortodoks Makedonia dan gereja Ortodoks lainnya. Pada tahun 2002, sekitar 10% orang Slovenia menyatakan diri mereka sebagai atheis, 10% lainnya tidak menganut denominasi tertentu, dan sekitar 16% memutuskan untuk tidak menjawab pertanyaan tentang afiliasi keagamaan mereka.,[18] BahasaBahasa resmi di Slovenia adalah bahasa Slovenia, yang merupakan anggota dari bahasa Slavia Selatan. Pada tahun 2002, bahasa Slovenia adalah bahasa tutur untuk sekitar 88% populasi Slovenia, dan menurut sensus tersebut, lebih dari 92% penduduk Slovenia menggunakan bahasa Slovenia di lingkungan atau keluarga mereka.[19] Distribusi pengguna bahasa di Slovenia tahun 2002: Bahasa Slovenia 87.7%, Bahasa Serbia 8%, Bahasa Hungaria 0.4%, Bahasa Albania 0.4%, Bahasa Makedonia 0.2%, Bahasa Romani 0.2%, Bahasa Italia 0.2%, German 0.1%, lainnya 0.1% (Rusia, Bahasa Ceko, Bahasa Ukrainia, Inggris, Bahasa Slovakia, Bahasa Polandia, Bahasa Rumania, Bahasa Turki, Prancis, Bahasa Bulgaria, Bahasa Arab, Bahasa Spanyol, Bahasa Belanda, Vlach, Rusyn, Bahasa Yunani, Bahasa Swedia, Bahasa Denmark atau Bahasa Armenia), tidak tercatat 2.7% (2002). Referensi
|