Defriman Djafri

Defriman Djafri
Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Andalas
Mulai menjabat
29 Juni 2016[1]
Sebelum
Pendahulu
Masrul
Pengganti
Petahana
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir5 Agustus 1980 (umur 44)
Padang, Sumatera Barat
KebangsaanIndonesia
AlmamaterUniversitas Indonesia
Universitas Pangeran Songkla
PekerjaanPeneliti
Dikenal karenaAhli epidemiologi
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Defriman Djafri, S.K.M., M.K.M., Ph.D (lahir 5 Agustus 1980) adalah seorang ahli epidemiologi Indonesia dan peneliti Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Andalas (Unand). Ia merupakan Dekan FKM Unand periode 2016–2020 dan 2020–2024.[1][2] Ia pernah mencalonkan diri sebagai Rektor Universitas Andalas periode 2019–2023 yang digelar pada 17 Juni 2019.[3]

Di luar kampus, ia aktif dalam Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI), dan Perhimpunan Sarjana Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi). Ia mengetuai PAEI dan Persakmi untuk wilayah Sumatera Barat.[4]

Pendidikan dan karier

Defriman meraih gelar sarjana dan magister bidang ilmu kesehatan masyarakat dari Universitas Indonesia (UI). Pada 2013, ia menyelesaikan studinya dalam bidang epidemiologi di Universitas Pangeran Songkla, Thailand.[5]

Ia memulai kariernya sebagai dosen di Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat UI dari tahun 2002 hingga 2004. Pada 2005, ia diangkat sebagai dosen tetap di Fakultas Kedokteran (FK) Unand dan ditempatkan di Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat. Ketika FKM Unand didirikan pada 2012, ia diangkat menjadi Sekretaris Bagian Epidemiologi dan Biostatistik. Ia pernah menyandang predikat "Dosen Teladan FKM Unand" pada 2013.[5]

Sebagai peneliti, bidang keahliannya meliputi epidemiologi, biostatistik, kesehatan lingkungan, dan epidemiologi lingkungan.[6] Ia pernah meraih penghargaan Young Investigator Award 2011, Korean Young Scholar Award 2011, dan Young Scientist Award 2013. Ia juga memperoleh beasiswa penelitian International Epidemiology Association pada 2014, 2015, dan 2017.[5]

Lihat pula

Referensi

Kembali kehalaman sebelumnya