Davis Polk & Wardwell
Davis Polk & Wardwell LLP, atau biasa dikenal sebagai Davis Polk, adalah sebuah firma hukum internasional yang berkantor pusat di New York City. Firma ini mempekerjakan 982 pengacara di seluruh dunia, dengan kantor di Washington, D.C., Northern California, London, Paris, Madrid, Hong Kong, Beijing, Tokyo, dan São Paulo. SejarahFirma hukum ini memulai sejarahnya sebagai sebuah firma hukum di Manhattan yang dibuka oleh pengacara Francis N. Bangs pada saat ia masih berusia 21 tahun. Firma hukum ini kemudian beberapa kali berubah nama, untuk menyesuaikan dengan nama mitranya, mulai dari Bangs & Stetson; Bangs, Stetson, Tracey & MacVeagh, hingga Stetson, Jennings & Russell. Menjelang akhir abad ke-19, John Pierpont Morgan mempekerjakan Francis Stetson, yang menjadi mitra di firma hukum ini, sebagai kepala penasehat hukumnya. Selama dipimpin oleh Stetson, firma hukum ini membantu Morgan untuk merestrukturisasi Pennsylvania Railroad dan membentuk General Electric. Inkarnasi modern dari bisnis milik Morgan, yakni JPMorgan Chase dan Morgan Stanley, pun tetap menjadi klien besar bagi firma hukum ini. Presiden Grover Cleveland pun pernah menjadi anggota firma hukum ini selama jeda antara dua masa jabatannya sebagai presiden yang tidak berturut-turut.[2] Firma hukum ini berkantor pusat di 15 Broad Street mulai sekitar tahun 1889 hingga 1962, dan kemudian di One Chase Manhattan Plaza hingga tahun 1992. Pada tahun 1967, firma hukum ini resmi mengubah namanya menjadi "Davis Polk & Wardwell", sesuai nama dari mitra yang paling berpengaruh mulai dari awal hingga pertengahan abad ke-20, yakni John W. Davis, Frank Polk, dan Allen Wardwell. Pada tahun 1935, untuk merespon Undang-Undang Glass–Steagall 1932, firma hukum ini membantu pemisahan unit bisnis perbankan investasi dari J.P. Morgan & Co. untuk membentuk Morgan Stanley. Pada tahun 1938, firma hukum ini mewakili Erie Railroad dalam kasus Erie Railroad Co. v. Tompkins, 304 U.S. 64 (1938), di mana hakim Louis Brandeis memperkenalkan doktrin Erie. Pada tahun 1952, John W. Davis mewakili U.S. Steel dan sukses menantang konstitusionalitas dari upaya Presiden Harry S. Truman untuk mengambil alih U.S. Steel, dalam sebuah kasus yang kini digunakan oleh sebagian besar akademisi hukum untuk menilai kekuasaan eksekutif (lihat Youngstown Sheet & Tube Co. v. Sawyer, 343 U.S. 579 (1952)). Pada tahun 1962, firma hukum ini membuka kantor pertamanya di luar Amerika Serikat, yakni di Paris. Pada tahun 1971, Lydia Kess menjadi wanita pertama yang dipromosikan menjadi mitra dari firma hukum ini, sehingga menjadi wanita kedua yang berhasil menjadi mitra pada firma hukum besar di Wall Street.[3] Pada tahun 1981, firma hukum ini memainkan peran penting dalam menegosiasikan aspek keuangan dari resolusi krisis sandera Iran. Pada tahun 1998, firma hukum ini memberi nasehat pada Exxon mengenai penggabungan senilai $81 milyar dengan Mobil, yang menjadi penggabungan terbesar pada saat itu. Pada tahun 2000, firma hukum ini memberi nasehat pada J.P. Morgan & Co., mengenai penggabungannya dengan Chase Manhattan Bank untuk membentuk JPMorgan Chase. Mulai tahun 1999 hingga 2010, firma hukum ini menangani penawaran umum perdana dari United Parcel Service, AT&T Wireless, Industrial and Commercial Bank of China, Visa Inc., General Motors, dan Agricultural Bank of China. Selama krisis finansial 2007–2008, firma hukum ini mewakili sejumlah pemerintah, termasuk Departemen Keuangan Amerika Serikat dan Federal Reserve Bank of New York. Firma hukum ini pun memainkan peran penting dalam kasus AIG, Freddie Mac, Lehman Brothers, dan Citigroup, serta dalam penyusunan Undang-Undang Dodd–Frank.[4][5] Pada tahun 2009, untuk meningkatkan prakteknya pada bidang peraturan keuangan, firma hukum ini mempekerjakan tiga mantan petinggi Securities and Exchange Commission, yakni Komisioner Annette Nazareth, Direktur Penegakan Linda Chatman Thomsen, dan Deputi Direktur Perdagangan dan Pasar Robert Colby—serta mantan Sekretaris Staf Raul Yanes dan mantan penasehat hukum Federal Deposit Insurance Corporation, John Douglas.[6] Kontroversi mengenai hubungan rasKarir John W. Davis paling terkenal berkat kemunculannya di Mahkamah Agung, di mana ia gagal mempertahankan doktrin "terpisah tapi sama" pada Briggs v. Elliott, kasus pendamping dari kasus Brown v. Board of Education. Davis, sebagai pembela segregasi rasial dan pengaturan pemerintah terhadap pendidikan, berargumen bahwa South Carolina telah menunjukkan niat baik untuk menghapus semua bentuk ketidaksamaan antara murid berkulit putih dan hitam, sehingga seharusnya diperbolehkan untuk terus melakukan hal tersebut tanpa intervensi hukum. [7] Ia pun berharap memenangkan kasus tersebut, meskipun persidangan untuk kasus tersebut kemudian diulang karena kematian Ketua Mahkamah Agung Fred M. Vinson. Setelah Mahkamah Agung memutuskan vonis yang merugikan kliennya, ia pun mengembalikan uang sebesar $25.000 (setara dengan $200.000 pada 2022),[8] yang ia terima dari South Carolina, meskipun ia tidak harus mengembalikannya, dan ia hanya menyimpan layanan teh perak yang telah dihadiahkan kepadanya.[9] Diberitakan juga bahwa sejak awal ia tidak pernah menagih biaya tertentu kepada South Carolina.[10] Ia pun menolak untuk berpartisipasi lebih lanjut pada kasus tersebut, karena ia tidak ingin terlibat dalam penyusunan peraturan untuk mengimplementasikan putusan Mahkamah Agung tersebut.[9] Pada Guinn v. United States, sebagai Jaksa Pengacara Negara, walaupun ia menentang legalitas "klausa kakek", ia mengakui legalitas tes literasi, yang digunakan untuk mencabut hak masyarakat keturunan Afrika-Amerika dan lainnya.[11] [12] [13] Referensi
Bacaan lebih lanjut
|