Dataran gigir
Daratan gigir ialah daratan atau daerah yang berletak di belakang pesisir atau tepian sungai. Istilah ini secara khusus diterapkan untuk daerah pedalaman yang terletak di belakang pelabuhan dan didaku oleh negara yang memiliki pesisir tersebut. Daratan gigir merupakan kawasan pelabuhan tempat produk-produk dikirim ke pelabuhan untuk pengapalan. Istilah ini juga merujuk pada kawasan yang melingkari kotamadya atau kecamatan. Lahan dari daratan gigir biasanya sangat layak untuk dikelola karena kondisi tanah yang datar dan kesuburan tanah yang baik. Kedua kondisi ini disebabkan oleh lokasi sumber mata air yakni sungai. Banyak kota sepanjang masa didirikan dan dirancang di sekitar perairan seperti sungai, danau, laut, samudra, arus kecil, teluk, kanal, rawa, bendungan, dan selat. Karena salah satu kebutuhan pokok manusia adalah air. Asal-mula kata dan penggunaanIstilah hinterland berasal dari Jerman, yang secara harfiah berarti "tanah di belakang" (sebuah kota, pelabuhan, atau serupa lainnya),[1] dengan istilah serumpun dalam bahasa Inggris hind land.[2] Istilah ini pertama kali digunakan pada tahun 1888 oleh George Chisholm dalam karyanya berjudul Handbook of Commercial Geography (Buku Panduan Geografi Komersial).[3] Dalam bahasa Jerman kata ini kadang-kadang juga menggambarkan bagian dari negara yang hanya dihuni beberapa orang dengan prasarana yang belum berkembang, walaupun istilah Provinz (sama dengan "provinsi") lebih umum. Kiasan langsung dalam bahasa Inggris adalah "pedalaman" atau "pedesaan". Lihat pula Semak Alaska (Bush of Alaskan) dan Daerah Pedalaman (Outback) dalam penggunaan di Australia. Daratan gigir juga berarti daerah pedesaan sekitar daerah tangkapan perkotaan (urban catchment) kota-kota besar atau pengumpulpusatan kota (city agglomeration). Hal ini dicirikan dengan jumlah penduduk dan prasarana yang kurang padat. Dalam penggunaan pengapalan, sebuah pelabuhan pedalaman adalah daerah yang melayani, tibabandar (import) dan nyahbandar (export). Ukuran pedalaman dapat bergantung pada bumiwacana, tetapi juga pada kemudahan, kecepatan, dan biaya pengangkutan antara pelabuhan dan pedalaman.[4] Menurut kiasan, daerah di sekitar suatu jasa sebagaimana pelanggan tertarik padanya, juga disebut kawasan pasar. Daratan gigir diterapkan juga ke daerah sekitar jajahan Eropa bekas di Afrika, yang meskipun bukan bagian dari jajahan itu sendiri, dipengaruhi oleh jajahan. Dalam bidang lain istilah ini umum diterapkan, terutama kepada sang pemimpin Inggris, dalam pembicaraan tentang kedalaman dan luasnya pengetahuan perseorangan (individual knowledge) tentang hal-hal lain (atau tuna-ilmu (lack of thereof)), khususnya dari kegiatan budaya, pendidikan tinggi (academic), seni, sastra dan mualamat. Misalnya, orang bisa mengatakan, " X memiliki daratan gigir (baca: pedalaman pengetahuan) yang luas ", atau " Y tidak memiliki daratan gigir " (baca: pedalaman pengetahuan). Penyebaran penggunaan ini biasanya terhibahkan (credited) oleh Denis Healey (Menteri Pertahanan 1964-1970 dan Menteri Keuangan Britania Raya 1974-1979) dan istrinya Edna Healey, awalnya dalam adakait (context) kurangnya dari pedalaman pengetahuan mantan Perdana Menteri Margaret Thatcher.[5] Rujukan
|