DanelDanel, ayah dari Aqhat, adalah seorang pahlawan dalam kebudayaan yang muncul pada teks tidak lengkap dalam bahasa Ugarit dari abad ke-14 SM[1] di Ugarit (Ras Shamra), Suriah, di mana nama tersebut diberikan DN'IL, "El adalah hakim".[2] Teks DanelTeks dalam Corpus Tablettes Alphabétiques [CTA] 17-19 sering disebut sebagai Wiracarita Aqhat. Danel digambarkan sebagai "menghakimi kasus seorang janda, mengadili kasus anak yatim" di gerbang kota.[3] Ia melewati sejumlah pencobaan: anaknya, Aqhat, hancur tapi rupanya dalam kesimpulan yang telah hilang kemudian dihidupkan kembali atau digantikan oleh dewa pelindung Danel, Rp'u, yang duduk dan menghakimi bersama dengan Hadad dan Astarte dan kemungkinan dianggap setara dengan El. Teks ini diterbitkan dan diterjemahkan pada tahun 1936 oleh Charles Virolleaud[4] dan telah banyak dianalisis sejak saat itu.[5] Danel dan Kitab YehezkielDalam Kitab Yehezkiel terdapat tiga ayat (14:14, 14:20, dan 28:3) yang memuat kata "Danel", menurut Teks Masoret harus dibaca sebagai "Daniel". Meskipun demikian, paralel dan kontras dengan Danel (tanpa huruf i)[6] dari Kitab Yehezkiel, yang ditempatkan di antara Noah dan Ayub[7] dan disebut sebagai teladan penghakiman yang saleh,[8] pertama kali ditunjukkan oleh René Dussaud pada tahun 1931,[9] telah menyebabkan sebagian pembaca untuk menerima[10] ataupun menolak[11][12] tingkat identifikasi dengan Danel, tokoh Ugarit dari "Wiracarita Aqhat", ke tokoh yang sama.[13] Tiga tokoh yang disebut dalam Yehezkiel 14:14 — "biarpun di tengah-tengahnya berada ketiga orang ini, yaitu Nuh, Danel[14] dan Ayub..." — berhubungan dengan nama dua tokoh non-Israel yang sangat kuno. Dalam Yehezkiel 28:3, Danel adalah salah satu orang yang terkenal karena kebijaksanaannya dalam nubuatan yang ditujukan kepada raja Tirus: "Memang hikmatmu melebihi hikmat Danel, tidak ada rahasia yang tersembunyi darimu". Nama "Danel" memiliki tradisi lain dalam budaya Ibrani: ia disebut sebagai bapa mertua dari Henokh dalam Kitab Yobel.[15] Teks dalam bahasa Ugarit, dalam dialek Kanaan, dapat memberikan petunjuk penting. Bahasa ini ditemukan oleh arkeolog Prancis pada tahun 1928, dan hanya diketahui dari teks-teks yang ditemukan di kota Ugarit yang hilang (sekarang: Ras Shamra) di Suriah.[16] Teks Ugarit telah digunakan oleh para sarjana Perjanjian Lama untuk memperjelas teks Alkitab Ibrani dan telah mengungkapkan bagaimana kebudayaan Israel kuno mempunyai kesamaan dengan budaya negeri-negeri tetangganya.[16] Teks Ugarit adalah "penemuan sastra terbesar dari zaman dahulu sejak pemahaman hieroglif Mesir dan kuneiform Mesopotamia."[17] Teks-teks sastra yang ditemukan di Ugarit termasuk Wiracarita Aqhat (atau Legenda Danel) — semua mengungkapkan suatu agama Kanaan. Menurut Edward L. Greenstein, seorang profesor terkemuka di Bar-Ilan University, naskah-naskah Ugarit memecahkan teka-teki Alkitab mengenai anakronisme dari Yehezkiel yang menyebutkan Daniel pada Yehezkiel 14:13–16; hal ini karena baik dalam teks Ugarit dan Ibrani Kuno, nama itu benar ditulis Danel - tidak ada huruf yod dalam teks aslinya.[16] T. E. Gaston berpendapat bahwa ada alasan untuk meragukan identifikasi Danel dengan Danel dari Yehezkiel. Pertama, Danel ini tidak pernah digambarkan sebagai orang bijak atau orang saleh. Kedua, mengingat dia adalah seorang penyembah Baal, tidak mungkin bahwa seorang penyembah Yahweh yang taat seperti Yehezkiel akan menganggap Danel sebagai orang saleh. Ketiga, lebih dari delapan ratus tahun telah memisahkan teks Aqhat dan kitab Yehezkiel, dan Danel tidak disebut-sebut dalam sumber-sumber Yahudi dalam periode di antara keduanya.[18] Di sisi lain, ia berpendapat bahwa Danel akan sesuai dengan pola kuno tokoh non-Israel seperti Ayub dan Nuh. Pengaturan sastra Kitab Yehezkiel juga dapat mendukung posisi ini. Yahweh telah membandingkan Yehuda dengan bangsa-bangsa asing sebelumnya (Yehezkiel 5:7) dan konteks ini tampaknya mengandung perbandingan yang sama dalam Yehezkiel 14:13–19. Negara pemberontak hipotetis, sementara tidak secara khusus menyebut kode untuk Israel, bisa mengacu kepada negeri Timur Dekat kuno manapun. Para pembaca kitab Yehezkiel jelas terpikat dengan mitos-mitos non-Israel (lihat Tammuz di Yehezkiel 8:14), sehingga mereka bisa dengan mudah mengetahui kebajikan Raja Danel yang legendaris. Kalau demikian, triad (kelompok tiga orang) dalam Kitab Yehezkiel, jikalau mereka itu tiga tokoh kuno, saleh, laki-laki non-Israel, akan sesuai dengan pola Yahweh menilai Israel pada tingkatan yang sama dengan bangsa-bangsa di sekitar mereka.[19] Koneksi ini lebih masuk akal bila dianggap bahwa Yehezkiel menyinggung Danel dalam nubuat melawan Tirus (Yehezkiel 28), karena budaya Ugarit dan Tirus keduanya adalah budaya Kanaan.[20] Danel juga memiliki seorang putra dan seperti Ayub, tidak mampu membebaskannya dari bencana ilahi (lihat Yehezkiel 14:20).[21] Namun, dari sisi kebijakan, para sarjana sependapat bahwa (1) jenis hikmat yang disebutkan oleh Yehezkiel dalam 28:3 sama dengan jenis hikmat yang disebutkan dalam kitab Daniel, yaitu kemampuan untuk menyingkapkan rahasia (lihat Daniel 2:29–45, dst.), dan tidak ada rujukan mengenai hikmat ini (termasuk inkantasi, jika dapat digolongkan) yang disebutkan mengenai Dnil dalam teks Ras Shamra; dan (2) Harus diakui bahwa “dalam Wiracarita Aqhat, Danel tidak secara eksplisit diakui sebagai orang bijak.”[12] Dari sisi linguistik, meskipun para penerjemah NIV mengutip argumen linguistik sebagai satu-satunya alasan untuk meragukan Daniel dalam Kitab Yehezkiel adalah Daniel dalam Kitab Daniel, para sarjana sependapat bahwa argumen ini tidak valid. Dressler mencatat bahwa karena perbedaan ejaan nama Daniel dalam kitab Yehezkiel (daniel) dengan dalam kitab Daniel (daniyyel) dan karena teks Ugaritik Aqht mempunyai ejaan yang mirip dengan Yehezkiel (dnil), ada argumen mengenai kaitannya. Namun, perlu diingat pengamatan Albright, bahwa ‘nama Danilu, Danel telah dipastikan dengan baik (dalam berbagai tulisan dan mungkin dengan berbagai makna yang diberikan kepadanya) dalam bahasa Asyur Kuno, Babel Kuno, Semit Barat Daya . . .’ dan bahwa ‘Danil adalah pelafalan Babilonia untuk nama Semit non-Akkadia Dan’il, yaitu “Daniel” . . .’ Gibson berpendapat bahwa ‘Yehezkiel sekadar menggunakan ejaan tradisional nama itu tanpa internal mater lectionis. . .’[22] Day sependapat dengan Dressler bahwa "tidak ada keberatan linguistik untuk menyamakan Daniel dalam Yehezkiel 14:14, 20 dan pahlawan dalam Kitab Daniel.[23] Salah satu alasan perbedaan adalah karena yodh yang digunakan dalam Kitab Daniel kemungkinan merupakan suatu yodh compaginis, atau penyambungan, bukan sisipan (infix) kata ganti orang pertama. Ataupun kalau merupakan sisipan kata ganti orang pertama, itu merupakan pengingatan penulisnya (dalam Kitab Daniel) akan hubungannya dengan YHWH yang bersifat pribadi, sehingga tidak perlu dicantumkan dalam Kitab Yehezkiel, yang lebih menekankan Allah sebagai hakim.[12] Penggunaan modernNama Danel telah diberikan kepada salah satu kawah di Ganimede, satelit yang mengitari planet Jupiter. Referensi
Pustaka
|