Dampak invasi Rusia ke Ukraina 2022 terhadap PLTN di Ukraina


Dampak invasi Rusia ke Ukraina 2022 terhadap PLTN di Ukraina adalah serangkaian peristiwa yang terjadi sebagai akibat dari Invasi Rusia ke Ukraina. Ukraina adalah negara yang dikenal sebagai kawasan pembangkit listrik tenaga nuklir serta Zona Eksklusi Chernobyl, lokasi terjadinya bencana Chernobyl 1986.[1] Pada 11 Maret, Chernobyl dan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia menjadi kawasan pertempuran selama invasi Rusia ke Ukraina 2022. Dampak dari invasi tersebut memicu perdebatan mengenai program energi nuklir di negara-negara Eropa lainnya,[2] serta memicu diadakannya diskusi khusus terkait status pembangkit listrik termasuk kekhawatiran akan potensi bencana yang timbul.[3]

Pertempuran

Pendudukan Chernobyl bermula pada tanggal 24 Februari yang merupakan bagian dari serangkaian awal sebelum terjadi serangan Kyiv, di mana di hari yang sama, pasukan Rusia dinyatakan berhasil menguasai zona eksklusi tersebut.[4]

Operasi militer lainnya yang dikenal sebagai Pengepungan Enerhodar berlangsung empat hari kemudian setelah Pendudukan di kawasan Chernobyl, pada 28 Februari. Pasukan Rusia kemudian bergerak maju memasuki wilayah Ukraina Selatan. Serangan Rusia di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia dimulai pada 3 Maret dan berhasil menduduki pembangkit listriknya keesokan hari.[5] Pada 6 Maret, Badan Tenaga Atom Internasional mengeluarkan kecaman serta ungkapan keprihatinan atas potensi campur tangan militer Rusia dalam pengoperasian pembangkit listrik tersebut. Mereka juga melakukan pemutusan jaringan seluler dan internet yang digunakan pembangkit listrik untuk komunikasi.[6]

Masalah keamanan

Sejumlah masalah keselamatan telah didiskusikan dan dikemukakan oleh Badan Tenaga Atom Internasional bersama pemerintah Ukraina, sejak peristiwa Pendudukan Chernobyl dan pembangkit listrik Zaporizhzhia. Mereka menggarisbawahi tertundanya memberikan cuti yang layak kepada staf karena kurangnya pekerjaan pemeliharaan rutin yang dilakukan.[7][8][9][10] Apotek di beberapa negara Eropa juga mengabarkan adanya peningkatan penjualan pil yodium dalam dua minggu pertama setelah invasi.[11] Tetapi, beberapa otoritas keselamatan nuklir Eropa hingga peristiwa invasi Ukraina berlangsung menyimpulkan bahwa tidak ada bahaya secara langsung dari bencana radioaktif yang secara signifikan terjadi.[12][13][14]

Pada 6 Maret, Presiden Prancis Emmanuel Macron menghubungi Presiden Rusia Vladimir Putin lewat panggilan seluler terkait peristiwa tersebut. Ia mendesak Putin agar segara memastikan status keamanan pabrik-pabrik dan mengambil tindakan untuk tidak turut serta dalam konflik yang terjadi. Menyusul seruan tersebut, Kremlin mengeluarkan pernyataan yang mengabarkan bahwa pihak mereka bersedia untuk terlibat dalam negosiasi dengan BTAI dan pemerintah Ukraina untuk memastikan keamanan kedua negara.[15]

Perdebatan tentang tenaga nuklir di Eropa

Invasi Ukraina mengakibatkan diskusi tentang masa depan tenaga nuklir yang signifikandi Eropa, dengan sejumlah audiens mendukung peningkatan pembangkit tenaga nuklir untuk mengurangi ketergantungan pada gas alam yang selama ini mereka impor dari Rusia.[16][17][18][19]

Jerman salah satunya, memahami perdebatan tentang penghentian tenaga nuklir, yang telah mengawasi penutupan sebagian besar pembangkit listrik tenaga nuklir di negara tersebut sejak 2011, dengan tiga sisanya juga akan ditutup.[20][21][22] Pada 28 Februari, menteri ekonomi Jerman menyatakan bahwa pemerintah Jerman akan mempertimbangkan untuk menangguhkan penghentian pembangkit listrik tenaga nuklir yang tersisa di negara tersebut.[23] Tetapi, pada 9 Maret, Jerman mengeluarkan pernyataan yang menolak seruan untuk menangguhkan penghentian tenaga nuklir.[24] Selain itu, Belgia juga telah mengetahui perdebatan tentang memperpanjang umur reaktor nuklir yang ada.[25]

Menurut George Monbiot dalam The Guardian Eropa secara keseluruhan menerima 41% impor gas dan 27% impor minyak mereka dari Rusia.[26]

Beberapa kritikusjuga mengangkat masalah ekspor teknologi energi nuklir Rusia. Di Finlandia, proyek Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Hanhikivi dibatalkan akibat peristiwa invasi di Ukraina.[27][28] Hartmut Winkler dari Universitas Johannesburg menyatakan bahwa perusahaan energi nuklir negara Rusia Rosatom menghadapi kerugian bisnis internasional yang signifikan akibat invasi tersebut.[29]

Lihat juga

Referensi

  1. ^ "Why Ukraine's nuclear power is so crucial to Russia's invasion following Zaporizhzhia attack". inews.co.uk. March 4, 2022. 
  2. ^ "How Putin made the Green Deal great again". POLITICO. March 8, 2022. 
  3. ^ "Ukraine's nuclear nightmare is only part of the war's environmental horrors". POLITICO. March 4, 2022. 
  4. ^ "Chernobyl nuclear plant targeted as Russia invades Ukraine". Al Jazeera. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 February 2022. Diakses tanggal 24 February 2022. 
  5. ^ Tim Stelloh (3 March 2022). "Nuclear plant on fire in Ukraine after Russia attacks facility". NBC. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 March 2022. Diakses tanggal 4 March 2022. 
  6. ^ "Russian forces interfering at Ukraine nuclear plant: IAEA". Al-Jazeera. 6 March 2022. Diakses tanggal 7 March 2022. 
  7. ^ "Ukraine warns of danger to Chernobyl but IAEA 'sees no critical impact on safety'". POLITICO. March 9, 2022. 
  8. ^ "Update 15 – IAEA Director General Statement on Situation in Ukraine". www.iaea.org. March 8, 2022. 
  9. ^ "How safe are Ukraine's nuclear power plants amid Russian attacks?". the Guardian. March 4, 2022. 
  10. ^ Meshkati, Najmedin. "Russian troops fought for control of a nuclear power plant in Ukraine – a safety expert explains how warfare and nuclear power are a volatile combination". The Conversation. 
  11. ^ "Price of anti-radiation pills spikes 100% as Putin rattles saber". www.cbsnews.com. 
  12. ^ "The politics behind Ukraine's alarming nuclear warnings". POLITICO. March 11, 2022. 
  13. ^ "Ukraine: As war rages what are the risks at the Chernobyl nuclear plant? | DW | 09.03.2022". DW.COM. 
  14. ^ "Russia's invasion of Ukraine highlights vulnerability of nuclear power plants". PBS NewsHour. March 9, 2022. 
  15. ^ "Macron urges securing nuclear plants in call with Putin". POLITICO. March 6, 2022. 
  16. ^ "Ukraine war prompts European reappraisal of its energy supplies". the Guardian. March 4, 2022. 
  17. ^ "Will Russia's invasion of Ukraine revive the debate about nuclear weapons and nuclear energy?". rabble.ca. 
  18. ^ Tan, Huileng. "Elon Musk says Europe should restart its dormant nuclear power stations amid fears the Russian invasion of Ukraine will trigger a gas-supply shortage". Business Insider. 
  19. ^ Montgomery, Scott L. "War in Ukraine is changing energy geopolitics". The Conversation. 
  20. ^ Steitz, Christoph; Wacket, Markus (February 28, 2022). "Explainer: Could Germany keep its nuclear plants running?". Reuters – via www.reuters.com. 
  21. ^ Mathis, Will; Morison, Rachel (March 1, 2022). "Delaying Germany's Nuclear Phaseout Is Easier Said Than Done". Bloomberg. Diakses tanggal 2022-03-16. 
  22. ^ The New Yorker.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  23. ^ Berlin, David Crossland. "Ukraine crisis pushes Germany to rethink nuclear phase-out" – via www.thetimes.co.uk. 
  24. ^ "Germany can't recommend nuclear power life-span extension". euronews. March 9, 2022. 
  25. ^ Strauss, Marine (March 7, 2022). "Belgian Greens make U-turn to consider nuclear plants extension". Reuters – via www.reuters.com. 
  26. ^ "It's not too late to free ourselves from this idiotic addiction to Russian gas | George Monbiot". the Guardian. March 9, 2022. 
  27. ^ "Fennovoimas kärnkraftsprojekt avbryts – delägaren Åbo Energi förlorar 20 miljoner euro" [Fennovoima's nuclear power project suspended - co-owner Åbo Energi loses EUR 20 million]. Svenska Yle. 2022-03-03. Diakses tanggal 2022-03-09. 
  28. ^ "Finnish government unsure about nuclear plant with Russia, minister says". Reuters. February 24, 2022 – via www.reuters.com. 
  29. ^ Winkler, Hartmut. "Russia's nuclear power exports: will they stand the strain of the war in Ukraine?". The Conversation. 
Kembali kehalaman sebelumnya