Dampak ekonomi pada pandemi COVID-19 di Indonesia

Dampak ekonomi pada pandemi COVID-19 di Indonesia
Peta yang menampilkan tingkat pertumbuhan PDB nyata pada 2020 seperti yang diproyeksikan Dana Moneter Internasional.
TanggalMaret 2020 – sekarang
JenisResesi global
Penyebabpembatasan sosial dan ketidakstabilan pasar akibat pandemi COVID-19
Hasil
  • Kontraksi pertumbuhan ekonomi

Pandemi COVID-19 berpengaruh signifikan terhadap kegiatan perekonomian di Indonesia.

Dampak terhadap perorangan

Upah minimum provinsi

Hingga 30 Oktober, 27 dari 34 provinsi memastikan tidak akan menaikkan upah minimum provinsi, terdiri dari Aceh, Lampung, Bengkulu, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Banten, Jawa Barat, Banten, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua, dan 9 provinsi yang belum diumumkan.[1] Sementara itu, Jawa Tengah memilih menaikkan upah minimum provinsi hingga 3,27%,[2] yang juga diikuti Daerah Istimewa Yogyakarta hingga 3,54%.[3]

Dampak terhadap sektor ekonomi

Pertumbuhan ekonomi

Pada triwulan kedua, BPS melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi hingga 5,32% untuk pertama kalinya sejak krisis finansial Asia 1997.[4][a]

Pariwisata

Pada Februari, Joko mempertimbangkan memberikan insentif berupa diskon hingga 30% bagi wisatawan dalam dan luar negeri.[5]

Ritel

Berdasarkan penelitian oleh Inventures, kunjungan ke pusat perbelanjaan diperkirakan sulit bangkit walau vaksin COVID-19 sudah diproduksi dan disalurkan pada tahun 2021.[6] Hero Supermarket Group, Ramayana Lestari Sentosa, dan Matahari Department Store dilaporkan mengalami kerugian imbas pandemi.[7]

Pemulihan

Pada 20 Juli, Joko membentuk Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) yang dipimpin Erick Thohir.[8]

Sri Mulyani Indrawati menyebut pemulihan masih belum mampu mengatasi tekanan terhadap perekonomian.[9]

Kritik

Pengutamaan ekonomi dan kesehatan

Kritik terhadap pemulihan ekonomi seringkali menyasar kepada ekonomi yang lebih diutamakan daripada kesehatan.[10] Walau demikian, pemerintah menyebut penanganan kesehatan dan ekonomi dilakukan bersamaan.[11] Namun, Sri menegaskan musuh yang dihadapi saat ini adalah COVID-19.[12]

Catatan

  1. ^ Sebagai perbandingan, Malaysia mengalami kontraksi hingga 17,1%, Filipina hingga 16,5%, Singapura hingga 13,2%, dan Thailand hinga 12,2%, sementara itu hanya Vietnam yang melaporkan pertumbuhan ekonomi hingga 0,36%.

Rujukan

  1. ^ Lidyana, Vadhia (30 Oktober 2020). "Daftar Provinsi yang Sudah Tetapkan Tak Naikkan UMP 2021". detikcom. Diakses tanggal 30 Oktober 2020. 
  2. ^ Purbaya, Angling Adhitya (30 Oktober 2020). "Tak Ikut Menaker, Ganjar Naikkan UMP Jawa Tengah 3,27%". detikcom. Diakses tanggal 30 Oktober 2020. 
  3. ^ Pertana, Pradito Rida (31 Oktober 2020). "Nggak Ikuti Menaker, Sultan HB X Naikkan UMP DIY 3,54%". detikcom. Diakses tanggal 31 Oktober 2020. 
  4. ^ Kusuma, Hendra (5 Agustus 2020). "Ekonomi RI Kuartal II-2020 Minus 5,32%". detikcom. Diakses tanggal 5 Agustus 2020. 
  5. ^ Sugianto, Danang (18 Februari 2020). "Jokowi Akan Beri Diskon Spesial Buat Turis Asing dan Lokal". detikcom. Diakses tanggal 18 Februari 2020. 
  6. ^ "Mal Diramal Sulit 'Ramai' Meski Vaksin Corona Tersedia". CNN Indonesia. Diakses tanggal 28 Oktober 2020. 
  7. ^ "Matahari, HERO, dan Ramayana 'Dihantam' Corona, Begini Kondisinya". detikcom. 30 oktober 2020. Diakses tanggal 30 Oktober 2020. 
  8. ^ Sugianto, Danang (20 Juli 2020). "Erick Thohir Pimpin Satgas Pemulihan Ekonomi dan Corona". detikcom. Diakses tanggal 20 Juli 2020. 
  9. ^ Laucereno, Sylke Febrina (24 Oktober 2020). "Sri Mulyani: Ekonomi Kita Masih Tertekan Meski Ada Tanda Pemulihan". detikcom. Diakses tanggal 24 Oktober 2020. 
  10. ^ "Prioritas Ekonomi Ketimbang Kesehatan Komite Covid-19 Jokowi". CNN Indonesia. 22 Juli 2020. Diakses tanggal 22 Juli 2020. 
  11. ^ Medistiara, Yulida (24 Juli 2020). "Penjelasan Pemerintah Tangani Dampak Ekonomi-Kesehatan Corona Bersamaan". detikcom. Diakses tanggal 24 Juli 2020. 
  12. ^ Kusuma, Hendra. "Sri Mulyani: Musuh Kita Sama, COVID-19!". detikcom. 
Kembali kehalaman sebelumnya