Daftar tingkat kematian kasus penyakit manusia

Ini adalah daftar Tingkat kematian kasus (CFR) penyakit manusia. CFR adalah angka kematian yang disebabkan oleh penyakit tertentu pada periode waktu tertentu dibagi jumlah kasus dari penyakit tersebut. Data didasarkan pada pasien yang dirawat secara optimal dan mengecualikan kasus terisolasi atau wabah kecil, kecuali dinyatakan sebaliknya.

Penyakit Penyebab Pengobatan Tingkat kematian Catatan Referensi
Ensefalopati spongiform yang dapat ditularkan Prion Belum ada pengobatan 100% Termasuk Creutzfeldt–Jakob dan semua varian, insomnia fatal, kuru, Gerstmann–Sträussler–Scheinker dan lain-lain. [1]
Fibrodysplasia Ossificans Progressiva Autosom Belum ada pengobatan ~ 100% Kematian hampir selalu hasil dari komplikasi FOP, harapan hidup sekitar 40 tahun [2]
Tay–Sachs (pra-dewasa) Enzim Belum ada pengobatan ~ 100% Meskipun dengan peraatan medis tingkat tinggi, bayi dengan penyakit Tay–Sachs biasanya meninggal dalam beberapa tahun dari kemunculan gejala awal. Remaja dengan penyakit ini kemungkinan akan meninggal sejak usia 5–15, sementara pada orang dewasa mungkin sebagian besar tidak akan terpengaruh. [3]
Penyakit tidur Parasit (Trypanosoma brucei) Belum ditemukan pengobatan khusus ~ 100% [4]
Penyakit Kala-Azar Parasit (Leishmania) Belum ditemukan pengobatan khusus ~ 100% [5]
Naegleriasis Parasit (Naegleria fowleri) Belum ditemukan pengobatan khusus ~ 99% Amfoterisin B telah menunjukkan kemanjuran, tetapi tidak pada semua pasien. Sekitar 7 orang yang sembuh yang terdokumentasikan.
Rabies Virus (Lyssavirus) Belum ditemukan pengobatan khusus ~ 99% Dapat dicegah dengan vaksin hingga ~0% CFR dan dapat diobati dengan PEP tapi, begitu gejala muncul, CFR mendekati 100%. Sekitar 16 korban yang terdokumentasi setelah gejala muncul, semua kecuali 3 pasien tidak menerima perawatan Rabies (spesifik) kapan saja sebelum gejala muncul. Dari mereka bertiga, hanya 1 yang selamat tanpa menggunakan koma terapi. [6]
Balamuthia Parasit (B. mandrillaris) Oportunistik & Belum ditemukan pengobatan khusus.[7] ~ 99% 2 selamat, keduanya memiliki kerusakan otak permanen. [8]
Glanders, sepsis Bakteri (Burkholderia mallei) Belum ditemukan pengobatan khusus 95% Angka ini turun secara signifikan hingga> 50% dengan pengobatan. [9]
Cacar, Variola major – khususnya tipe ganas atau hemoragik Virus (Variola) Belum ditemukan pengobatan khusus ~ 95% Angka ini turun signifikan hingga 10% dengan perawatan yang efektif. Telah dibasmi. [10]:28
[11]
Penyakit Ebola – khususnya EBOV Virus (Ebola) Belum ditemukan pengobatan khusus & Belum ada vaksin 83–90%
Prognosis membaik dengan perawatan suportif awal seperti yang terlihat pada Wabah virus Ebola di Afrika Barat dan Wabah Ebola Kivu. [12][13]
HIV/AIDS Virus (HIV) Belum ditemukan pengobatan khusus 80–90% Data dihitung selama 5 tahun pertama infeksi di negara maju. HIV tidak membunuh inangnya tetapi pasien biasanya dibunuh oleh penyakit pernapasan, seperti flu atau pneumonia karena defisiensi imun yang disebabkan oleh virus HIV. [14]:1
Antraks, khususnya paru-paru Bakteri (Bacillus anthracis) Belum ditemukan pengobatan khusus & Belum ada vaksin > 85% Perawatan awal menurunkan CFR menjadi 45% seperti yang terlihat pada serangan Antraks 2001.

Antibodi monoklonal (Obilotoxaximab & Raxibacumab) dapat menurunkan penyakit ini lebih lanjut.

[10]:88
Macanine alphaherpesvirus 1 Virus (Macacine alphaherpesvirus 1) Belum ditemukan pengobatan khusus ~ 80% Pengobatan dini termasuk asiklovir dapat meningkatkan prognosis. [15]
Aspergillosis, bentuk paru-paru invasif Fungi (Aspergillus) Oportunistik dengan COPD, Tuberkulosis dan kelainan imun 50–90% [16]
Cacar, Variola major – pada wanita hamil Virus (Variola) Belum ada vaksin > 65% [10]:88
Kriptokokosis Fungi (Cryptococcus) Bersamaan dengan HIV 40–60% Kematian 6 bulan > = 60% dengan terapi berbasis flukonazol dan 40% dengan terapi berbasis amfercin dalam studi penelitian di negara berpenghasilan rendah dan menengah. [17]
Flu H5N1 Virus (Influenza) ~ 60% [18]
Pes bubo Bakteri (Y. pestis) Belum ditemukan pengobatan khusus & Belum ada vaksin 5–60% [10]:57
Tularemia, pneumonia Bakteri (Francisella tularensis) Belum ditemukan pengobatan khusus ≤ 60% [10]:78
Antraks, tipe usus Bakteri (Bacillus anthracis) Belum ditemukan pengobatan khusus & Belum ada vaksin > 50% [10]:27
Penyakit virus Marburg – kombinasi semua wabah Virus (Marburg) Belum ditemukan pengobatan khusus 23–90% 23% pada tahun 1967 ketika pertama kali diidentifikasi dan 90% pada tahun 2004-2005 ketika wabah penyakit terburuk terjadi. Galidesivir diperkirakan dapat mengobati Filoviridae [19][20]
Pes pneumonia Bakteri (Yersinia Pestis) Belum ditemukan pengobatan khusus & Belum ada vaksin 50% [10]:58
Tetanus, bentuk umum Bakteri (Clostridium tetani) Belum ditemukan pengobatan khusus & Belum ada vaksin 50% CFR turun menjadi 10-20% dengan pengobatan yang efektif. [21]
Sindrom Reye Tidak diketahui > 40% [22]
Baylisascariasis Parasit (Baylisascaris procyonis) ~40% Dengan terjadinya Neural Larva Migrans; pengobatan dini, agresif diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi hanya 2 pemulihan penuh dari NLM yang pernah didokumentasikan. [23]
Pes sepsis Bakteri (Yersinia Pestis) Belum ditemukan pengobatan khusus & Belum ada vaksin 30–50% [10]:58
Infeksi virus Hanta Virus (Orthohantavirus) 36% Ribavirin mungkin merupakan obat untuk HPS dan HFRS tetapi efektivitasnya masih belum diketahui, saat ini, pemulihan spontan dimungkinkan dengan pengobatan suportif.
Middle Eastern Respiratory Syndrome (MERS) Virus (MERS-CoV) 35% Galidesivir diperkirakan mampu mengobati Coronaviridae [24]
Tularemia, tifus Bakteri (Francisella tularensis) Belum ditemukan pengobatan khusus 3–35% [10]:77
Ensefalitis kuda timur Virus (togavirus) ~ 33% [25]
Antraks, tipe gastrointestinal, orofaringeal Bakteri (Bacillus anthracis) 10–50% [10]:27
Tuberculosis, negatif HIV Bakteri (Mycobacterium tuberculosis) Vaksin 43% Vaksin telah dikembangkan tetapi sering diberhentikan karena telah menerima pengujian yang kontroversial dan tidak tepat pada populasi Afrika. [26]
Cacar, Variola major Virus (Variola) Belum ada vaksin 30% [10]:88
Varicella (cacar air), pada bayi baru lahir Virus (Human alphaherpesvirus 3) Belum ditemukan pengobatan khusus ~ 30% Di mana para ibu terserang penyakit antara 5 hari sebelum, atau 2 hari setelah melahirkan. [14]:110
Kanker Bermacam-macam Ditemukan 30% ~ 97% akan mati dalam lima tahun jika tidak diobati.[27] [28]
Demam berdarah Virus (Dengue) Belum ditemukan pengobatan khusus 26% Demam berdarah dengue juga dikenal sebagai demam berdarah parah.[29] [30]
Sindrom paru-paru virus Hanta Virus (Orthohantavirus) Belum ditemukan pengobatan khusus ~21% Galidesivir diperkirakan bisa mengobati Bunyavirales [31]
Leptospirosis Bakteri ( Leptospira) < 5–30% [14]:352
Penyakit legiuner Bakteri (Legionella) ~ 15% [14]:665
Anoreksia Nervosa Tidak diketahui Ringkasan kelompok 16% [32]
Meningokokus Bakteri ( Neisseria meningitidis) Belum ditemukan pengobatan khusus & Belum ada vaksin 10–20% [33]
Demam tifoid Bakteri (Salmonella) Belum ditemukan pengobatan khusus & Belum ada vaksin 10–20% [14]:665
Severe acute respiratory syndrome (SARS) Virus (SARS-CoV) 11% Galidesivir diperkirakan bisa mengobati Coronaviridae [34]
Penyakit kapiler usus Paraasit (Capillaria philippinensis) Belum ditemukan pengobatan khusus ~ 10% [35]
Penyakit Kala-Azar Parasit (Leishmania) ~ 10% [36]
Botulisme Bakteri ( Clostridium botulinum) Ditemukan < 10% Botulisme bawaan makanan yang tidak diobati diperkirakan ~ 50% [37]
Difteri, Penyakit pernapasan Bakteri (Corynebacterium diphtheriae) Belum ditemukan pengobatan khusus & Belum ada vaksin ~ 5–10% [38]
Demam kuning Virus (Flaviviridae) Belum ada vaksin 7.5% [39]
Penyakit koronavirus 2019 (COVID-19) Virus (COVID-19) ~6.04% Global, hingga 10 April 2020.[40][41] [42]
Pertussis (batuk rejan), bayi di negara berkembang Bakteri ( Bordetella pertussis) Belum ada vaksin ~ 3.7% [14]:456
Cacar, Variola major Virus (Variola) Vaksin ditemukan 3% [10]:88
Flu Spanyol Virus (Influenza) Ditemukan > 2.5% [43]
Angiostrongyliasis Parasit (Angiostrongylus) ~2.4% Dari kasus Hawaii. [44]
Campak, di negara berkembang Virus (Measles morbillivirus) Belum ada vaksin ~ 1–3% Dapat mencapai 10–30% di beberapa tempat. [14]:431
Brucellosis Bakteri (B. melitensis) Belum ditemukan pengobatan khusus ≤ 2% [14]:87
Hepatitis A, dewasa diatas 50 tahun Virus (Hepatovirus A) Belum ada vaksin ~ 1.8% [14]:278
Demam lassa Virus (Lassa mammarenavirus) ~ 1% 15% pada pasien rawat inap; lebih tinggi di beberapa epidemi. [14]:334
Beguk Virus (Mumps orthorubulavirus) Belum ada vaksin ~ 1% [14]:431
Pertussis (batuk rejan), anak-anak di negara berkembang Bakteri (Bordetella pertussis) Belum ada vaksin ~ 1% Untuk anak-anak 1-4 tahun. [14]:456
Cacar, Variola minor Virus (Variola) Belum ada vaksin 1% [10]:87–88
Venezuelan Equine Encephalitis (VEE) Virus (Venezuelan equine encephalitis virus) < 1% [10]:97–98
Antraks kulit Bakteri (Bacillus anthracis) < 1% [10]:27
Malaria Parasit (Plasmodium) ~ 0.3% [45]
Hepatitis A Virus (Hepatovirus A) Belum ada vaksin 0.1–0.3% [14]:278
Flu Asia Virus (Influenza) ~ 0.1% [46]
Flu Hong Kong Virus (Influenza) ~ 0.1% [46]
Influenza A, pandemi tipikal Virus (Influenza) < 0.1% [43]
Varicella (cacar air), dewasa Virus (Human alphaherpesvirus 3) Belum ada vaksin 0.02% Perbandingan 1:5,000. [14]:110
Flu Singapura, anak-anak dibawah 5 tahun Virus (Picornaviridae) 0.01% Perbandingan 1:10,000. [47]
Varicella (cacar air), anak-anak Virus (Human alphaherpesvirus 3) Belum ada vaksin 0.001% Perbandingan 1:100,000. [14]:110

Lihat juga

Referensi

  1. ^ Krance SH, Luke R, Shenouda M, Israwi AR, Colpitts SJ, Darwish L, et al. (January 2020). "Cellular models for discovering prion disease therapeutics: Progress and challenges". Journal of Neurochemistry. n/a (n/a): e14956. doi:10.1111/jnc.14956. PMID 31943194. 
  2. ^ Kaplan FS, Zasloff MA, Kitterman JA, Shore EM, Hong CC, Rocke DM (March 2010). "Early mortality and cardiorespiratory failure in patients with fibrodysplasia ossificans progressiva". The Journal of Bone and Joint Surgery. American Volume. 92 (3): 686–91. doi:10.2106/JBJS.I.00705. PMC 2827822alt=Dapat diakses gratis. PMID 20194327. 
  3. ^ Colaianni A, Chandrasekharan S, Cook-Deegan R (April 2010). "Impact of gene patents and licensing practices on access to genetic testing and carrier screening for Tay-Sachs and Canavan disease". Genetics in Medicine. 12 (4 Suppl): S5–S14. doi:10.1097/GIM.0b013e3181d5a669. PMC 3042321alt=Dapat diakses gratis. PMID 20393311. 
  4. ^ "African Sleeping Sickness". Seattle Biomed. 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-06-07. Diakses tanggal 2014-06-04. 
  5. ^ World Health Organization, (2013) "Health Topics: Leishmaniasis."
  6. ^ "Rabies Fact Sheet N°99". World Health Organization. July 2013. Diakses tanggal 28 February 2014. 
  7. ^ Baig AM (December 2014). "Granulomatous amoebic encephalitis: ghost response of an immunocompromised host?". Journal of Medical Microbiology. 63 (Pt 12): 1763–1766. doi:10.1099/jmm.0.081315-0. PMID 25239626. 
  8. ^ (2003)
  9. ^ New Jersey Department of Agriculture (2003), Glanders: Infections in Humans
  10. ^ a b c d e f g h i j k l m n o USAMRIID (2011). USAMRIID's Medical Management of Biological Casualties Handbook (PDF) (edisi ke-7th). U.S. Government Printing Office. ISBN 9780160900150. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2015-02-09. 
  11. ^ "Smallpox Disease and Its Clinical Management" (PDF). From the training course titled "Smallpox: Disease, Prevention, and Intervention" (www.bt.cdc.gov/agent/smallpox/training/overview). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2016-05-10. Diakses tanggal 2007-12-26. 
  12. ^ "Ebola virus disease Fact sheet N°103". World Health Organization. March 2014. Diakses tanggal 12 April 2014. 
  13. ^ Fauquet CM, Mayo MA, Maniloff J, Desselberger U, Ball LA, ed. (2005). Virus taxonomy: classification and nomenclature of viruses. Oxford: Elsevier/Academic Press. hlm. 648. ISBN 978-0-08057-548-3. 
  14. ^ a b c d e f g h i j k l m n o Heymann DL, ed. (2008). Control of Communicable Diseases Manual (edisi ke-19th). Washington, D.C.: American Public Health Association. ISBN 978-0-87553-189-2. 
  15. ^ Liu D (2014-04-08). Manual of Security Sensitive Microbes and Toxins (dalam bahasa Inggris). CRC Press. hlm. 33. ISBN 978-1-4665-5396-5. 
  16. ^ M. Kousha, R. Tadi and A.O. Soubani, Pulmonary aspergillosis: a clinical review, European Respiratory Review, September 1, 2011, vol. 20, no. 121, 156–174.
  17. ^ Rajasingham R, Rolfes MA, Birkenkamp KE, Meya DB, Boulware DR (25 September 2012). "Cryptococcal meningitis treatment strategies in resource-limited settings: a cost-effectiveness analysis". PLOS Medicine. 9 (9): e1001316. doi:10.1371/journal.pmed.1001316. PMC 3463510alt=Dapat diakses gratis. PMID 23055838. 
  18. ^ "Cumulative number of confirmed human cases for avian influenza A(H5N1) reported to WHO, 2003-2013" (PDF). World Health Organization. Diakses tanggal January 16, 2015. 
  19. ^ Jacob H, Solcher H (July 1968). "[An infectious disease transmitted by Cercopithecus aethiops ("marbury disease") with glial nodule encephalitis]". Acta Neuropathologica. 11 (1): 29–44. doi:10.1007/bf00692793. PMID 5748997. 
  20. ^ Hovette P (2005). "[Epidemic of Marburg hemorrhagic fever in Angola]". Medecine Tropicale. 65 (2): 127–8. PMID 16038348. 
  21. ^ "What is the mortality rate for tetanus (lockjaw)?". www.medscape.com. Diakses tanggal 2019-08-14. 
  22. ^ Degnan LA (20 March 2012). "Reye's Syndrome: A Rare But Serious Pediatric Condition". USPharmacist.com. 
  23. ^ Kazacos KR (2016). "Baylisascaris Larva Migrans". Circular 1412. 
  24. ^ Alsolamy S, Arabi YM (2015). "Infection with Middle East respiratory syndrome coronavirus". Canadian Journal of Respiratory Therapy. 51 (4): 102. PMC 4631129alt=Dapat diakses gratis. PMID 26566382. 
  25. ^ Centers for Disease Control and Prevention, (16 August 2010) "Eastern Equine Encephalitis."
  26. ^ Tiemersma EW, van der Werf MJ, Borgdorff MW, Williams BG, Nagelkerke NJ (April 2011). "Natural history of tuberculosis: duration and fatality of untreated pulmonary tuberculosis in HIV negative patients: a systematic review". PloS One. 6 (4): e17601. Bibcode:2011PLoSO...617601T. doi:10.1371/journal.pone.0017601. PMC 3070694alt=Dapat diakses gratis. PMID 21483732. 
  27. ^ Shimkin MB, Griswold MH, Cutler SJ (1984). "Classics in oncology. Survival in untreated and treated cancer". Ca. 34 (5): 282–94. doi:10.3322/canjclin.34.5.282. PMID 6432240. 
  28. ^ Cancer Australia (2015-12-18). "5-year relative survival". National Cancer Control Indicators. Diakses tanggal 2018-12-10. 
  29. ^ "Dengue and severe dengue". World Health Organization. Fact sheet N°117. March 2014. Diakses tanggal 2014-08-08. 
  30. ^ Ranjit S, Kissoon N (January 2011). "Dengue hemorrhagic fever and shock syndromes". Pediatric Critical Care Medicine. 12 (1): 90–100. doi:10.1097/PCC.0b013e3181e911a7. PMID 20639791. 
  31. ^ Alonso DO, Iglesias A, Coelho R, Periolo N, Bruno A, Córdoba MT, et al. (July 2019). "Epidemiological description, case-fatality rate, and trends of Hantavirus Pulmonary Syndrome: 9 years of surveillance in Argentina". Journal of Medical Virology. 91 (7): 1173–1181. doi:10.1002/jmv.25446. PMID 30840775. 
  32. ^ Löwe B, Zipfel S, Buchholz C, Dupont Y, Reas DL, Herzog W (July 2001). "Long-term outcome of anorexia nervosa in a prospective 21-year follow-up study". Psychological Medicine. 31 (5): 881–90. doi:10.1017/S003329170100407X. PMID 11459385. 
  33. ^ Ghuneim N, Dheir M, Issawi F (2013-12-05). "Incidence and case-fatality rate of meningococcal meningitis and meningococcal septicaemia in the Gaza Strip, occupied Palestinian territory, during 2011". The Lancet (dalam bahasa English). 382: S12. doi:10.1016/S0140-6736(13)62584-2. ISSN 0140-6736. 
  34. ^ "Consensus document on the epidemiology of severe acute respiratory syndrome (SARS)" (PDF). Department of Communicable Disease Surveillance and Response. World Health Organization. 2003. hlm. 10. 
  35. ^ Bernstein D. "Intestinal Parasite Infections From Roundworms – Description, Diagnosis, Treatment". Fungus Focus. 
  36. ^ "Initiative for Vaccine Research (IVR): Parasitic Diseases – Leishmaniasis". World Health Organization. 2013. 
  37. ^ Centers for Disease Control and Prevention (1998), "Botulism in the United States: A Clinical and Epidemiologic Review"
  38. ^ Centers for Disease Control and Prevention, (7 February 2011) "Diphtheria."
  39. ^ "Yellow fever". Fact sheets. World Health Organization. 7 May 2019. 
  40. ^ "Coronavirus Update (Live)". Worldometer. 
  41. ^ "Johns Hopkins Coronavirus Resource Center". Johns Hopkins Coronavirus Resource Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-03-18. 
  42. ^ "Coronavirus disease (COVID–19)". Our World In Data. Diakses tanggal 12 March 2020. 
  43. ^ a b Taubenberger JK, Morens DM (January 2006). "1918 Influenza: the mother of all pandemics". Emerging Infectious Diseases. 12. Coordinating Center for Infectious Diseases, Centers for Disease Control and Prevention. 12 (1): 15–22. doi:10.3201/eid1201.050979. PMC 3291398alt=Dapat diakses gratis. PMID 16494711. 
  44. ^ Johnston DI, Dixon MC, Elm JL, Calimlim PS, Sciulli RH, Park SY (September 2019). "Review of Cases of Angiostrongyliasis in Hawaii, 2007-2017". The American Journal of Tropical Medicine and Hygiene. 101 (3): 608–616. doi:10.4269/ajtmh.19-0280. PMC 6726938alt=Dapat diakses gratis. PMID 31287041. 
  45. ^ "Malaria". WHO. WHO. December 2014. Diakses tanggal 14 Jan 2015. 
  46. ^ a b Li FC, Choi BC, Sly T, Pak AW (June 2008). "Finding the real case-fatality rate of H5N1 avian influenza". Journal of Epidemiology and Community Health. 62 (6): 555–9. doi:10.1136/jech.2007.064030. PMID 18477756. 
  47. ^ Wang X, Wu X, Jia L, Li X, Li J, Li S, Qian H, Wang Q (August 2014). "Estimating the number of hand, foot and mouth disease amongst children aged under-five in Beijing during 2012, based on a telephone survey of healthcare seeking behavior". BMC Infectious Diseases. 14: 437. doi:10.1186/1471-2334-14-437. PMC 4149051alt=Dapat diakses gratis. PMID 25117760. 


Kembali kehalaman sebelumnya