Dadang ChristantoDadang Christanto (lahir di Tegal, Jawa Tengah, tahun 1957) adalah seniman berkebangsaan Indonesia. Namanya sudah diakui secara internasional sebagai perupa yang mengkhususkan diri dalam seni instalasi. Mengawali kiprahnya pada tahun 1978 bersama Eko Tunas di Yogyakarta, dengan mengikuti pameran seni rupa besar di Sanggar Bambu. Berbagai karyanya dipamerkan di Sydney Biennale (2010), the Venice Biennale (2003), Biennale Jogja (2003), Kwangju Biennale, South Korea (2000), the Bienal de Sao Paulo, Brazil (1998) dan Asia-Pacific Triennials Contemporary Art pertama dan ketiga, Brisbane (1993 & 1999).[1][2][3][4] Latar belakangDadang Christanto lahir di Tegal, Jawa Tengah, tahun 1957. Dia adalah keponakan dari salah satu penyair Dari Negeri Poci, Widjati. Karya-karyanya banyak dipamerkan di ruang publik dan menjadi koleksi pribadi para kolektor berbagai negara. Oei Hong Djien asal Indonesia adalah salah satu kolektor karya Dadang. Dadang Christanto, sepanjang kariernya, melalui karya-karyanya, merupakan perwujudan penghormatan kepada para korban kekerasan politik dan kejahatan kemanusiaan yang tidak terhitung jumlahnya. Karyanya mengungkapkan penderitaan para korban dan membiarkan rasa sedih dan kesedihan yang dialami oleh orang-orang yang ditinggalkan. Terlepas dari sifat sosio-politik karyanya, Dadang Christanto terus menghasilkan seni yang memohon belas kasihan, terlepas dari perbedaan keyakinan dan kepercayaan politik. Karya terpilih
Lihat pulaReferensi
|