Crows Zero
Crows Zero (クローズZERO , Kurōzu Zero), juga dikenal sebagai Crows: Episode 0,[2] adalah sebuah film aksi Jepang yang didasarkan pada manga Crows karya Hiroshi Takahashi. Film ini disutradarai oleh Takahi Miike dengan screenplay oleh Shogo Muto dan dibintangi Shun Oguri, Kyosuke Yabe, Meisa Kuroki dan Takayuki Yamada. Alurnya menyajikan sebuah prekuel manganya dan memfokuskan pada pertarungan kekuatan antara geng siswa-siswa di Sekolah Khusus Pria Suzuran.[3] Film ini dirilis di Jepang pada 27 Oktober 2007. Ia berhasil menghasilkan dua sekuel, Crows Zero 2 dan Crows Explode, juga sebuah adaptasi manga yang dirilis pada 13 November 2008. AlurTakiya Genji (Shun Oguri) adalah siswa kelas tiga yang baru saja pindah ke Sekolah Khusus Pria Suzuran. Saat masuknya bertepatan dengan masa orientasi siswa kelas satu. Selama orientasi siswa baru, yakuza datang ke sekolah tersebut untuk melakukan pembalasan dendam pada siswa kelas tiga Tamao Serizawa (Takayuki Yamada) karena sudah menyerang beberapa anggota geng mereka. Para preman tersebut salah mengira Genji adalah target mereka dan sebuah kericuhan pun terjadi di lapangan sekolah. Sementara itu, Serizawa sedang mengunjungi teman baiknya Tatsukawa Tokio (Kenta Kiritani) yang baru saja keluar dari rumah sakit. Pada saat kembali ke sekolah, Serizawa menyaksikan Genji yang mengalahkan yakuza terakhir. Malam itu, Genji pergi ke sebuah klub malam yang ia sering kunjungi dan bertemu dengan penyanyi R&B Aizawa Ruka (Meisa Kuroki). Dia kemudian pergi untuk menemui ayahnya, seorang bos yakuza Takiya Hideo (Goro Kishitani) untuk mencanangkan ambisinya untuk menguasai Suzuran. Ayahnya juga dulu bermimpi untuk menguasai Suzuran tetapi gagal. Genji membuat Hideo berjanji untuk mengakuinya sebagai penerusnya jika dia berhasil. Keesokan harinya, Genji menantang Serizawa berkelahi, tetapi dihentikan oleh Tokio. Dia memberi tahu Genji bahwa jika dia benar-benar ingin membuat sebuah impresi dia harus mulai dengan mengalahkan Rindaman, seorang petarung legendaris di sekolah tersebut. Setelah Rindaman menolak tantangannya, Genji berjumpa dengan Ken Katagiri, salah satu yakuza yang mendatangi sekolah pada hari sebelumnya. Dia menyerang Genji dengan tujuan membalas dendam karena membuat gengnya ditahan, tetapi ia dikalahkan dengan satu pukulan. Merendah, Ken pergi dengan Genji ke sebuah klub dimana mereka mendiskusikan rencana selanjutnya untuk menguasai Suzuran. Mengikuti saran dari Ken, Genji mulai membangun pasukannya yang disebut "Genji Perfect Seiha" (a.k.a "GPS"). Mengantisipasi konflik, Serizawa juga mulai merekrut fraksinya sendiri. Genji berhasil menghimpun beberapa anggota kuat, mencakup Tamura Chuta, Makise Takashi dan Izaki Shun. Serizawa diperingatkan oleh kekuatan Genji yang meningkat cepat, tetapi ia memilih tidak melakukan apapun. Salah satu bawahan Serizawa, Tokaji Yuji, tidak terlalu ambivalen dan mulai menyerang anggota GPS secara rahasia, ia dengan keras menghajar Chuta dan membuat Izaki masuk rumah sakit. Provokasi ini menyebabkan ketegangan antara dua geng tersebut naik drastis, tetapi Genji dilarang untuk bertindak dulu oleh Makise. Satu malam, Tokio dan Serizawa memasuki klub malam dan menjumpai Genji. Saat Tokio berusaha menengahi kedua pemimpin itu, dia pingsan dan cepat-cepat dibawa ke rumah sakit dimana dia mengetahui bahwa dia harus segera dioperasi karena penyakit otak yang dideritanya sudah parah. Walaupun awalnya ragu-ragu pada tingkat kesuksesan prosedurnya yang hanya 30%, Tokio akhirnya menyetujui operasi tersebut. Tokaji mendekati Bando Hideto, pemimpin geng motor "The Front of Armament", dengan rencana untuk menculik Ruka dan selanjutnya mengusik Genji. Di tempat lain, bos yakuza Yazaki Joji memerintahkan Ken untuk membunuh Genji yang merupakan anak dari saingannya. Tugas ini terbukti terlalu berat untuk Ken yang telah berteman denga Genji dan mulai meratapi keputusannya untuk menjadi seorang yakuza. Dia memutuskan untuk memberi tahu Takiya Hideo persekongkolan untuk membunuh anaknya. Genji mendapat panggilan dari Ruka yang memberitahunya bahwa dia disekap oleh pria-pria dengan tengkorak di jaket mereka dan bahwa penculiknya menyebut nama "Bando". Menduga bahwa penculiknya adalah The Armament, Genji mengumpulkan anggota GPS dan lanjut menyerang markas besar geng motor tersebut. Sebuah pertarungan terjadi, tetapi Genji segera menyadari bahwa orang yang mereka lawan telah menghilangkan ciri khas tempelan tengkorak mereka. Bando tetap ingin mengakhiri pertarungan tersebut, ia mengungkap bahwa dia menyuruh tengkoraknya dilepas setelah memutuskan aliansi The Armament dengan Tokaji. Setelah menemukan Tokaji dan menyelamatkan Ruka, Genji memutuskan ini adalah waktu yang tepat untuk perang melawan Serizawa. Mereka memutuskan untuk bertempur pada pukul lima sore esok harinya, saat yang sama dimana Tokio akan melakukan operasinya. Besoknya, saat pertarungan dimulai, tampak geng Serizawa akan menang, tetapi setelah fraksi Bando tiba dan bergabung dengan GPS, keadaan berbalik. Pertarungan berlanjut sampai hanya Serizawa dan Genji yang masih berdiri. Sementara itu, Ken dibawa ke pelabuhan untuk dieksekusi karena membangkang perintah untuk membunuh Genji. Yazaki memberikan Ken pakaiannya sebagai hadiah perpisahan sebelum menembak punggunya. Dia jatuh ke dalam air dan mulai tenggelam. Pertarungan Genji dan Serizawa berlangsung sampai malam dan walaupun terluka dan kelelahan, Genji pada akhirnya meraih kemenangan. Sambil mempertahankan kesadarannya, Serizawa menerima panggilan dari rumah sakit yang menginformasikan bahwa operasi Tokio berhasil. Kembali ke dermaga, Ken tiba-tiba pulih kembali dan berenang ke permukaan. Dia menyadari bahwa pakaian yang Yazaki berikan padanya antipeluru dan bahwa "eksekusi"-nya adalah sebuah skema untuk membiarkannya meninggalkan organisasi tersebut dan menjalani hidup yang berbeda. Beberapa hari kemudian, Genji menantang lagi Rindaman, penghambat terakhir untuk langkahnya memerintah Suzuran. Rindamamn menunjukkan keyakinannya bahwa Suzuran tidak pernah bisa benar-benar dikuasai dan akan selalu ada orang lain yang tersisa untuk dilawan. Film ini berakhir dengan sebuah perkelahian antara Genji dan Rindaman dimulai. Geng-geng di Suzuran1. Genji Perfect Seiha (GPS)
3. The Front of Armament (Kelas Dua, Geng Motor)
Pemeran
PerilisanFilm ini dirilis di Jepang pada 27 Oktober 2007. Ia juga ditayangkan secara internasional di Singapura, Taiwan, Korea Selatan dan Hong Kong di sepanjang 2008. Film ini dirilis pada DVD di United States pada 31 Maret 2009. PenerimaanBox OfficeFilm ini meraup US$22.036.607 di seluruh dunia.[1] Penerimaan kritikusUlasan film ini adalah rata-rata. Najib Zulfikar dari Total Film memberi film ini 3 dari 5 bintang, dia mengatakan,"Miike amps it all up to 11 in his inimitable style, as impossibly coiffured pretty boys duke it out and the Yakuza take an interest in the outcome. Sadly, the story's so overpopulated it's hard to care who'll survive to graduate."[4] Serupa, David Brook dari Blueprint Review memberi film ini 2,5 dari 5 bintang dan menandai,"Teenage boys will lap up every minute of it (other than the songs which probably won't appeal to many Westerners) and the lack of obviously 'bad' and 'good' guys means the conclusion wasn't always going to be clear cut (after an hour or so you can see where its heading though)."[5] Sekuel dan AdaptasiFilm ini memiliki dua sekuel: Crows Zero 2 (juga disutradari oleh Takashi Miike) pada 2009 dan Crows Explode pada 2014. Ia juga diadaptasi ke dalam sebuah manga oleh pengarang Crows (manga) Hiroshi Takahashi, dengan bab individu yang dipublikasikan di majalah Weekly Shonen Champion. Lihat pulaReferensi
Pranala luar
|