Crenarchaeota
Crenarchaeota adalah salah satu filum yang termasuk ke dalam domain Archaea. Mikroorganisme yang termasuk di dalam filum ini tersebar di habitat yang sangat panas atau sangat dingin seperti air mendidih dan air beku.[1] Semua Crenarchaeota yang berhasil dikultur hingga saat ini merupakan mikroorganisme hipertermofil yang tumbuh optimal pada suhu di atas 80 °C dan beberapa diantaranya memiliki suhu optimum di atas titik didih air.[1] Crenarchaeota yang hidup di habitat panas (Hipertermofil)Sebagian besar Crenarchaeota hipertermofil diisolasi dari tanah panas geotermal dan air yang mengandung sulfur dan sulfida.[2] Lingkungan terestrial, sumber air panas kaya sulfur, lumpur mendidih, dan tanah dengan suhu mencapai 100 °C umumnya bersifat sangat asam karena adanya oksidasi biologis H2S dan S0 menghasilkan asam sulfat (H2SO4).[2] Lingkungan yang panas dan kayak sulfur tersebut disebut sebagai solfataras, seperti yang terdapat di Italia, Selandia Baru, dan Yellowstone National Park, Wyoming, Amerika Serikat.[1] Solfataras dapat bersifat asam hingga alkali (pH 5-8) atau sangat asam (pH«1) tergantung dari lingkungan geologis di sekitarnya.[1] Mayoritas Crenarchaeota hipertermofil ditemukan pada daerah netral atau dengan tingkat keasaman sedang, dan beberapa spesies lainnya ditemukan tumbuh pada sumber air panas bawah laut yang disebut hydrothermal vents.[3] Sumber air panas bawah laut ini bersuhu lebih panas dibandingkan air permukaan karena air berada di bawah tekanan.[3] Semua hipertermofil dengan suhu optimum di atas 100 °C berasal dari daerah perairan tersebut.[3] Crenarchaeota yang hidup di habitat dinginCrenarchaeota yang hidup di habitat dingin (atau cold-dwelling Crenarchaeota) dapat diidentifikasi dari sampel lingkungan non-termal dengan menganalisis gen penyandi 16S ribosomal RNA.[1] Crenarchaeota di lingkungan perairan dapat ditemukan pada air dingin dan laut es seperti yang terdapat di antartika.[1] Golongan mikroorganisme ini bersifat planktonik yang berarti secara bebas tersuspensi atau menempel pada partikel tersuspensi di air. Pada perairan yang miskin nutrisi dan bersuhu sangat dingin (2-4 °C hingga kurang dari 1 °C di laut es)), golongan Crenarchaeota tetap dapat ditemukan dengan jumlah yang tinggi, yaitu ~104/ml.[4] Untuk dapat bertahan hidup di perairan dengan kedalaman yang tinggi, Crenarchaeota memiliki lipida dengan ikatan eter.[4] Metabolisme energiHampir semua spesies Crenarchaeota hipertermofil merupakan bakteri anaerobik yang melakukan metabolisme secara kemoorganotrof atau kemolitotrof.[1] Golongan Crenarchaeota termofil jarang melakukan fermentasi dan mendapatkan energi dai respirasi anaerob.[1] Antara spesies yang satu dan lainnya memiliki donor elektron dan akseptor elektron yang berbeda.[1] Mekanisme konservasi energi yang dilakukan selama proses respirasi adalah transfer elektron di dalam membran sitoplasma yang mengaktifkan pompa proton dan ATP dapat dibuat dari translokasi proton oleh ATPase.[1] Sebagian Crenarchaeota anaerob memanfaatkan H2 sebagai donor elektron dan S0 atau NO3- sebagai akseptornya.[5] Aktivitas kemolitotrof lainnya melibatkan S0 dan Fe2+ secara aerob atau Fe2+ secara anaerob dengan NO3- sebagai akseptor elektron.[1] Referensi
Pranala luar
|