Consensus TigurinusConsensus Tigurinus atau Konsensus Zurich adalah sebuah dokumen Protestan yang ditulis pada tahun 1549 oleh John Calvin dan Heinrich Bullinger. Dokumen tersebut dimaksudkan untuk mempersatukan gereja-gereja Protestan dalam hal doktrin sakramen, khususnya Perjamuan Kudus. Pandangan Calvin berada di antara pandangan Lutheran yang mengajarkan Kehadiran Nyata dan pandangan Zwinglian yang mengajarkan simbolisme murni. Ia menuliskan draf pertama dokumen tersebut pada bulan November 1548, dengan catatan oleh Bullinger. IsiDokumen ini meliputi 26 Pasal Sakramentologi Reformed. Calvin menekankan bahwa ada makna besar di dalam simbol-simbol sakramental, tetapi mereka tidak memiliki kuasa untuk bertindak dengan sendirinya.[1] Dokumen ini mengajarkan:
PenerimaanCalvin mengirimkan dokumen tersebut ke gereja-gereja Swiss, tetapi Sinode di Berne menentang dengan keras pandangan Calvin dan tetap menentangnya hingga setelah kematian Calvin. Pada bulan Mei 1549, Calvin bertemu dengan William Farel dan Bullinger di Zurich, dan ketiganya merevisi dokumen tersebut ke bentuk finalnya, yang diterbitkan di Zurich dan Jenewa pada tahun 1551. Versi asli dalam bahasa Latin diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman oleh Bullinger dan bahasa Prancis oleh Calvin.[3] Consensus Tigurinus berupaya untuk mempersatukan doktrin-doktrin Calvinis dan Zwinglian dengan tetap menentang transubstansiasi, pandangan Katolik Roma, dan kemanunggalan sakramental, pandangan Lutheran. Dokumen ini diterima oleh gereja-gereja di Zurich, Jenewa, St. Gallen, Schaffhausen, Graubünden, Neuchâtel, dan akhirnya oleh Basel, dan membuat mereka saling harmonis. Dokumen ini "diterima dengan baik" di Prancis dan beberapa bagian Jerman, tetapi meskipun Melancthon mengatakan bahwa ia memahami orang Swiss untuk pertama kalinya dan tidak akan lagi menulis menentang mereka, dokumen ini diserang oleh Gnesio-Lutheran Joachim Westphal dan "menjadi peristiwa yang tidak bersalah dalam perang sakramental kedua."[4] Konsensus ini diterima dengan baik di Inggris, dengan Martin Bucer memujinya dan Peter Martyr Vermigli mendukungnya.[5] Calvin menolak untuk menjawab serangan-serangan yang dipublikasikan hingga serangan-serangan tersebut mulai me these started to merenggangkan hubungan Lutheran-Reformed, khususnya klaim Westphal bahwa mereka yang mendukung dokumen tersebut adalah kaum Sakramentarian.[6] Menurut Westphal dalam karyanya Campuran dari Berbagai Pendapat yang Membingungkan dan Berbeda tentang Perjamuan Tuhan, Zwingli dan Calvin adalah bidat karena mereka menolak pandangan mengenai memakan tubuh Kristus secara literal dalam Perjamuan Kudus.[3] Referensi
Pranala luar
|