Comac ARJ21
Comac ARJ21 Xiangfeng (Hanzi: 翔凤; Pinyin: xiángfèng; harfiah: 'Foniks Terbang')[1] adalah pesawat jet regional berkapasitas 78–90 kursi yang diproduksi oleh perusahaan dirgantara milik Tiongkok, Comac. Pengembangan ARJ21 (Advanced Regional Jet) dimulai pada Maret 2002, prototipe pertamanya diluncurkan pada 21 Desember 2007, dan melakukan penerbangan perdana pada 28 November 2008 dari Shanghai. Pesawat ini menerima Sertifikasi Tipe CAAC pada 30 Desember 2014, dan diperkenalkan pada 28 Juni 2016 oleh Chengdu Airlines. Pesawat ini memiliki sayap superkritis 25° yang dirancang oleh Antonov dan dua mesin General Electric CF34 yang dipasang di belakang. Sebanyak 100 unit pesawat telah dikirimkan pada akhir tahun 2022.[2] PengembanganPengembangan dari jet regional ARJ21 adalah salah satu kunci dari rencana lima tahun kesepuluh China. Proyek ini dimulai pada Maret 2002 dan dipimpin oleh konsorsium ACAC yang dikendalikan pemerintah. Penerbangan perdana dari ARJ21 awalnya direncanakan pada tahun 2005 dengan layanan komersial dimulai 18 bulan kemudian.[3] Namun, pekerjaan perancangan tertunda dan percobaan terakhir tahap produksi tidak dimulai hingga Juni 2006.[4] Pesawat pertama (nomor seri 101) tikeluarkan pada 21 Desember 2007 dengan rencana penerbangan perdana pada Maret 2008.[1] Uji coba ini pertama ditunda hingga 21 September 2008 dan akhirnya dilakukan pada 28 November 2008 di Lapangan Terbang Dachang, Shanghai.[5] Pesawat menyelesaikan uji coba penerbangan jarak jauh pada 15 Juli 2009, terbang dari Shanghai menuju Xi'an dalam waktu 2 jam 19 menit, dalam jarak tempuh 1.300 km. Pesawat ARJ21 kedua (nomor seri 102) menyelesaikan uji coba yang sama dari Shanghai menuju Xi'an pada 24 Agustus 2009. Pesawat ketiga (nomor seri 103) diluncurkan kemudian, dan menyelesaikan uji coba penerbangan pada 12 September 2009.[6] Pesawat keempat (CN 104) terbang pada November 2010. Pada Agustus 2011, tes statis, terowongan angin, dan angin samping telah terselesaikan.[7] Pesawat direncanakan untuk dikirimkan kepada konsumen pada akhir tahun 2010, dimulai dari Chengdu Airlines.[8] Konsorsium ACAC berencana untuk membangun 11 ARJ21 per tahun pada tahun 2010, dan 30 per tahun pada tahun 2015. Tahun 2009 konsorsium mengalami reorganisasi dan menjadi bagian dari COMAC.[9] Penundaan lanjutanPada November 2010, sebuah sayap ARJ21 gagal untuk mencapai rating muatan yang diharapkan saat tes statis. Kegagalan sayap kemudian membuat Civil Aviation Administration of China (CAAC) untuk membatasi penerbangan pesawat selama uji coba penerbangannya. Tanggal pengiriman baru kemudian ditentukan pada akhir tahun 2011.[10] Pada 19 Agustus 2011, dilaporkan bahwa pengiriman perdana jet regional Commercial Aircraft Corporation of China (Comac) ARJ21 kemungkinan besar ditunda hingga setahun berikutnya, setelah permasalahan yang muncul saat program uji coba penerbangan.[11] Pada 24 Agustus 2011, dilaporkan bahwa dua komponen pada program uji coba tidak dapat diselesaikan; membuat tes dapat berjalan namun tetap tertunda dan tes kecepatan stall tidak dapat dilakukan. Berdasarkan sumber anonim di dalam program menunjukkan bahwa kejadian ini dapat menunda pemberian setifikasi tipe, yang akan juga menunda pengiriman.[7] Pada 8 Juni 2012, seorang pegawai COMAC memberitahu Reuters bahwa ARJ21 tidak mungkin memperoleh persetujuan regulator sebelum tahun 2013, tanpa memberikan keterangan resmi alasan penundaan hingga selama 5 tahun ini. Investigasi Reuters memperkirakan retakan sayap dan permasalahan sistem kelistrikan dan perangkat pengendali menjadi salah satu alasan penundaan.[12] Memperoleh sertifikasi tipe dari Federal Aviation Administration (FAA) Amerika Serikat merupakan kondisi awal bagi ARJ21-700 untuk memaasuki pasar dunia. Sejak tahun 2003, otoritas penerbangan dari China dan AS telah melakukan negosiasi mengenai aplikasi ARJ21-700 untuk sertifikasi tipe FAA dan sertifikasi bayangan.. Hasilnya adalah FAA akan menyetujui aplikasi sertifikasi tipe dari AVIC I Commercial Aircraft Company ARJ21-700 yang akan dikirim oleh Civil Aviation Administration of China (CAAC). FAA juga memutuskan untuk mengembangkan sertifikasi bayangan untuk ARJ21-700 di dalam standard saat ini dan mendirikan Kantor Pendukung Teknologi CAAC di Shanghai dan Beijing. Dalam pertemuan tersebut, Luo Ronghuai, asisten manager umum dari AVIC 1 dan manager umum dari ACAC, menyatakan ACAC akan mengikuti standard kelayakan terbang ketat yang diberlakukan oleh CAAC dan FAA.[13] Pada 28 Juni 2012, ARJ21-700 melakukan perjalanan kecepatan tinggi di jalur tes khusus di Bandar Udara Xi'an Yanliang. Sejak 22 Juni, pesawat telah melakukan 10 tes untuk taksi, lepas landas, dan pendaratan pada kecepatan yang berbeda di lintasan yang terendam air. Uji coba dilakukan untuk memastikan bahwa pesawat mampu melakukan taksi, lepas landas, dan pendaratan meskipun terdapat air di landasan pacu. Sejak pesawat memasuki tahapan uji coba penerbangan validasi pada Februari 2012, telah direncanakan akan mengiktui 1,500 jam uji coba penerbangan validasi yang melibatkan 280 subjek. Pesawat ini telah menyelesaikan uji coba kalibrasi kecepatan udara, pembekuan alami, anti pembekuan mesin, angin samping, dan mempersiapkan tes penerbangan kecepatan stall.[14] Pengguna pertama, Chengdu Airlines direncanakan menerima pesawat pertama pada akhir tahun 2011, tetapi penundaan yang terjadi dalam proses sertifikasi menyebabkan penundaan hingga satu tahun.[14] Meskipun begitu, menurut juru bicara COMAC, ARJ-21 pertama akan dikirimkan kepada pembelinya pada akhir tahun 2013.[15] Pada Juli 2012, CFO Comac Tian Min menyatakan di Farnborough Airshow bahwa ia mengharapkan pesawat menerima sertfikasi dari FAA dan Administrasi Penerbangan Sipil China pada tahun 2013, dengan pengiriman perdana kepada Chengdu Airlines dilakukan pada akhir tahun of 2013. Dia menyatakan bahwa "Program ini sedang melakukan penerbangan dan ujicoba sertifikasi. Terdapat beberapa masalah namun perkembangan dan prosesnya pada setiap tahap berjalan dengan baik. Tidak terdapat masalah serius".[16] RancanganComac dituduh menyalin rancangan dari MD-80, meskipun ACAC menyatakan bahwa ARJ21 sebagai "rancangan warga China yang bebas dari hak properti lainnya". Namun dipercaya pesawat ini merupakan tahap latihan karena pesawat terbaru mereka, Comac C919 sepenuhnya ibangun sendiri.[17][18][19] Dperkrakan bahwa pesawat dibangun dengan menggunakan perlengkapan yang disediakan oleh McDonnell Douglas untuk pembangunan dengan lisensi MD-90 di China yang tetap berada di China saat kontrak berakhir. Sebagai konsekuensinya, pesawat mempunyai kemiripan dengan pesawat keluarga DC-9, dengan profil potongan melintang kabin, hidung, dan ekor yang identk. Pesawat memiliki sayap super kritis yang memiliki tekukan 25 derajat dan dirancang oleh biro desain Ukraina, Antonov. Pesawat dilengkapi dengan winglet untuk meningkatkan performa aerodinamika.[20][21][22] Antonov juga membantu dalam pembuatan keputusan geometri dan anaisa integral terhadap kekuatan ARJ21.[20] Some of China's supercomputers have been used to design parts for ARJ-21.[23] Pimpinan perancangan pertama dari ARJ-21 adalah Mr. Wu Xingshi (吴兴世), yang juga pimpinan perncang untuk Shanghai Y-10, dan pimpinan perancang saat ini untuk ARJ-21 adalah Mr. Chen Yong (陈勇). Sebagai tambahan dari versi awal dan perpanjangan kabin, ACAC telah merencanakan versi jarak jauh, kargo, dan jet bisnis. ManufakturAnggota dari konsorsium ACAC, yang ibentuk untuk mengembangkan pesawat, akan membangun komponen utama pesawat sebagai berikut:
Varian
Pesanan dan opsiHingga akhir tahun 2021, sebanyak 66 pesawat telah terkirim ke pelanggan.[26] Dan hingga akhir tahun 2022, sebanyak 100 pesawat telah terkirim.[27]
Spesifikasi
Lihat juga
Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Comac ARJ21. |