Cibungur, Bungursari, Purwakarta

Cibungur
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
KabupatenPurwakarta
KecamatanBungursari
Kode Kemendagri32.14.13.2005 Edit nilai pada Wikidata
Luas-
Jumlah penduduk-
Kepadatan-
Peta
PetaKoordinat: 6°28′5″S 107°29′7″E / 6.46806°S 107.48528°E / -6.46806; 107.48528


Cibungur adalah sebuah desa yang terletak wilayah di kecamatan Bungursari, Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia.

Terdiri dari 2(dua) Dusun

  • Dusun I: Meliputi 2(dua) perwakilan Rukun Warga (RW) 01 dan (RW) 05,
  1. RW 01 Terdiri dari 3(tiga) RukunTetangga (RT) yaitu RT 01, RT 02, RT 03.
  2. RW 05 Terdiri dari 3(dua) RukunTetangga (RT) yaitu RT 14, RT 15, RT 16.
  • Dusun II: Meliputi 3(tiga) perwakilan Rukun Warga (RW) 02, (RW) 03 dan (RW) 04,
  1. RW 02 Terdiri dari 3(tiga) RukunTetangga (RT) yaitu RT 04, RT 05, RT 06.
  2. RW 03 Terdiri dari 3(tiga) RukunTetangga (RT) yaitu RT 07, RT 08, RT 09.
  3. RW 04 Terdiri dari 4(empat) RukunTetangga (RT) yaitu RT 10, RT 11, RT 12, RT 13.

Sejarah

Etimologi

Nama Cibungur berasal dari 2(dua) unsur yaitu air dan tumbuhan;

Ci = (Cai;bahasa sunda), (Air;bahasa indonesia)

Bungur =pohon bungur (Lagerstroemia;latin),

Cibungur diambil dari sebuah tempat dipinggiran hutan dan rawa – rawa yang terdapat sebuah sumber mata air (masyarakat menyebutnya “Ciburial” = selalu menyemburkan air dari dalam tanah) dan didekat mata air tersebut terdapat banyak pohon bungur, dengan kata lain Cibungur adalah yang berarti “sumber mata air di dekat pohon bungur”

Peradaban

Kerajaan

Desa Cibungur diperkirakan berdiri sekitar abad ke-17 pada masa kerajaan sumedang larang yang dipimpin oleh Pangeran Rangga Gede yang telah berdaulat dibawah kesultanan mataram yang dipimpin oleh Sultan Agung di mana kekuasaannnya hampir menguasai seluruh pulau jawa dan Madura.

Peradaban di Desa Cibungur tidak terlepas dari peristiwa sejarah nasional disaat pasukan mataram bersama pasukan Sumedang Larang melakukan penyerangan terhadap tentara VOC Belanda di Batavia (Jakarta) pada tahun 1628 M – 1629 M, tetapi penyerangan tersebut selalu dipukul mundur oleh tentara VOC Kolonial Belanda. setelah peristiwa tersebut Sultan Agung Mataram mengutus Penembahan Galuh (Ciamis) bernama R.A.A. Wirasuta yang bergelar Adipati Panatayuda atau Adipati Kertabumi III dari Sumedang Larang untuk menduduki mendirikan benteng di Rangkas Sumedang Sebelah Timur Citarum (Sekarang menjadi kota karawang).


Kembali kehalaman sebelumnya