Ci Anten

Sungai Cianten
Sungai Cianten difoto dari Jalan Raya Cidokom, Bogor
PetaKoordinat: 6°31′24″S 106°41′26″E / 6.52333°S 106.69056°E / -6.52333; 106.69056
Ciri-ciri fisik
Hulu sungaiTaman Nasional Gunung Halimun
Muara sungaiCisadane
 - koordinat6°31′22″S 106°41′27″E / 6.52278°S 106.69083°E / -6.52278; 106.69083
Panjang49.2 km
Daerah Aliran Sungai
Luas DAS426.5 km2

Ci Anten adalah salah satu sungai yang terletak di sebelah barat Kabupaten Bogor, Jawa Barat dan bermuara di Kabupaten Tangerang, Banten. Hulu sungai Cianten berada di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun. Sungai Cianten merupakan anak sungai Cisadane. Aliran air sungai di Ci Anten cukup stabil, karena di atas lokasi Batu Beulah merupakan Dam yang berfungsi untuk PLTA.

Geografi

Sungai ini berhulu dari Taman Nasional Gunung Halimun Salak, mengalir ke utara.[1] Mengalir sejauh 49,2 km, bertemu dengan Sungai Cisadane yang masih terletak di Kabupaten Bogor. Ini adalah anak sungai terpanjang Cisadane, dengan daerah aliran sungai 426,5 kilometer persegi.[2]

Sejarah

Curug Lontar di Sungai Cianten

Sebuah prasasti, tertanggal 536 M dari zaman Kerajaan Tarumanagara, telah ditemukan di pertemuan Cianten dengan Cisadane.[3]

Pembangkit listrik tenaga air, pembangkit listrik Kracak, didirikan di Cianten pada tahun 1926 dan masih beroperasi hingga hari ini, menghasilkan listrik 18,9 MW.[4] Pada tahun 1942, selama kampanye Hindia Belanda, Pertempuran Leuwiliang terjadi antara pasukan Australia dan Jepang di tepi sungai Cianten.[5]

Pemanfaatan

Selain tujuan pembangkit listrik tenaga air dan irigasi, Cianten adalah tujuan rafting yang populer. Rute arung jeram umumnya berakhir di pertemuan Cisadane.[6]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Dransfield, John (June 1975). "Gunung Halimun and its importance to Java". Indonesia Circle. School of Oriental & African Studies. Newsletter. 3 (7): 15–17. doi:10.1080/03062847508723608. 
  2. ^ "Kali Cisadane". Catalogue of Rivers for Southeast Asia and The Pacific - Volume V. International Hydrological Programme. 2004. 
  3. ^ "Peninggalan Sejarah Kerajaan Tarumanegara". KOMPAS.com. 2 September 2020. Diakses tanggal 30 July 2021. 
  4. ^ "PLTA Kracak, Warisan Penjajah Belanda yang Masih Beroperasi". Tribunnews.com. 18 October 2019. Diakses tanggal 30 July 2021. 
  5. ^ National Defense College of Japan (2015) [1967]. The Invasion of the Dutch East Indies (PDF). Diterjemahkan oleh William Remmelink. Leiden: Leiden University Press. hlm. 490–494. ISBN 978-9087-28-237-0. 
  6. ^ "Arung Jeram dalam Geliat Alam". KOMPAS.com. 16 June 2014. Diakses tanggal 30 July 2021. 
Kembali kehalaman sebelumnya