ChintheChinthe (bahasa Burma: ခြင်္သေ့; MLCTS: hkrang se., IPA: [tɕʰɪ̀ɴðḛ]; Mon: ဇါဒိသိုၚ်, [cɛ̀atìʔsaŋ]; bahasa Shan: သၢင်ႇသီႈ, [sàːŋ si]) adalah sejenis makhluk yang mirip singa yang sering terlihat pada jalan masuk di pagoda dan kuil di Burma, Kamboja, Laos, dan terkait dengan Singha (สิงห์) di Thailand dan Simha (සිංහ) di Sri Lanka serta patung singa lain yang serupa di bagian lain Asia. Chinthe dan simha ditampilkan dengan jelas pada masing-masing kyat Burma dan rupee Sri Lanka. Chinthe hampir selalu dibuat berpasangan, dan mereka berfungsi untuk melindungi pagoda. Mereka biasanya muncul sebagai hewan, tetapi kadang-kadang ditemukan dengan wajah manusia.[1] Seperti halnya komainu dari Jepang, shisa dari Okinawa dan Singa Salju dari Tibet, chinthe merupakan variasi dari singa penjaga yang ditemukan di Tiongkok. Penjaga pagodaKisah mengapa chinthe menjaga pintu masuk pagoda dan kuil diberikan seperti berikut dari Mahavamsa. Seorang putri memiliki seorang putra melalui pernikahannya dengan seekor singa, tetapi kemudian meninggalkan singa yang kemudian mengamuk dan memulai jalur teror di seluruh negeri. Sang putra kemudian pergi keluar untuk membunuh singa yang sedang meneror ini. Putranya kembali ke rumah dan kepada ibunya dia menyatakan telah membunuh singa tersebut, dan kemudian mendapati bahwa dia membunuh ayahnya sendiri. Putranya kemudian membangun sebuah patung singa sebagai penjaga kuil untuk menebus dosanya.[2] Chinthe dihormati dan dicintai oleh orang-orang Burma dan digunakan secara simbolis pada takhta kerajaan Burma. Mendahului penggunaan koin untuk uang, bobot kuningan yang dicetak dalam bentuk binatang mistis seperti chinthe secara umum digunakan untuk mengukur jumlah standar barang-barang kebutuhan pokok.[3] ManussihaManussiha (bahasa Burma: မနုဿီဟ manothiha, bahasa Shan: မၼုၵ်ႉသီႇႁႃႉ manuk siha), kombinasi dari bahasa Pali manussa (manusia) dan siha (singa) adalah makhluk mistis setengah singa dan setengah manusia yang melambangkan penjaga, biasanya ditemukan menjaga empat penjuru pagoda. Patung ini memiliki kepala dan batang tubuh manusia dan singa mulai dari bagian pinggang ke bawah.[4] Patung ini mirip dengan sphinx. Hubungan dengan Chindit dalam Perang Dunia IISelama Perang Dunia II, Brigadir Britania Orde Wingate diberi komando pasukan dengan tugas operasi penerobosan jarak jauh di belakang garis Jepang di Burma. Atas usul Kapten Aung Thin dari Burma Rifles, Wingate memutuskan untuk menamakan pasukan ini "The Chinthes" - sebuah nama yang diubah menjadi "The Chindit" dan sebagaimana yang dikenang dalam catatan sejarah Perang Dunia II. Lihat jugaWikimedia Commons memiliki media mengenai Chinthe. Referensi
|