Cen Chunxuan

Cen Chunxuan
Informasi pribadi
Lahir1861
Xilin, Guangxi, Dinasti Qing
Meninggal27 April 1933 (aged 72–73)
Shanghai, Tiongkok
KebangsaanTiongkok
Partai politik Kuomintang (KMT)
AnakCen Deguang
PekerjaanPolitikus
Karier militer
PihakKekaisaran Tiongkok
Kuomintang
Tentara Revolusioner Nasional
Republik Tiongkok
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini
Cen Chunxuan
Hanzi: 岑春煊
Yunjie (nama kehormatan)
Hanzi tradisional: 雲階
Hanzi sederhana: 云阶

Cen Chunxuan (1861 – 27 April 1933), nama kehormatan Yunjie, adalah seorang politikus beretnis Zhuang Tiongkok pada akhir dinasti Qing dan Republik Tiongkok.[1][2]

Revolusi Xinhai

Pada 15 September 1911, istana kekaisaran mengirim perintah mendesak kepada Cen, yang telah empat tahun terakhir berada di Shanghai sejak dipecat dari jabatannya, memerintahkan dia untuk segera meninggalkan Shanghai dan bergabung dengan Zhao Erfeng guna menumpas gerakan pemberontak anti-Qing. Namun, Cen mengirim pesan melalui telegraf ke istana kekaisaran, isinya menyalahkan pemerintah Qing karena kegagalannya menjadi monarki konstitusional untuk menenangkan para pemberontak dan mempertahankan dinasti. Pada malam 9 Oktober, ketika Pemberontakan Wuchang pecah, para pemberontak tidak mengganggu Cen sama sekali ketika mereka berkeliling menyerang pasukan Qing di Wuchang. Pagi hari tanggal 10 Oktober, Cen meninggalkan Wuchang dan pergi ke Shanghai. Dalam perjalanan, dia mengetahui bahwa Li Yuanhong telah ditunjuk menjadi pemimpin militer pemberontak dan Revolusi Xinhai telah berakhir.

Kehidupannya pada masa Republik Tiongkok

Tahun 1913, ketika Revolusi Kedua pecah, Cen mengirim pesan via telegraf dari Shanghai kepada Yuan Shikai di Beijing, meminta Yuan agar menyelesaikan konfliknya dengan Sun Yat-sen dan kaum revolusioner dengan cara damai, tetapi Yuan mengabaikannya. Pada 17 Juli 1913, kaum revolusioner menominasikan Cen untuk menjadi panglima agung mereka dan mengeluarkan maklumat yang mengangkatnya menjadi Presiden Republik Tiongkok.[3] Setelah Revolusi Kedua gagal, Cen menjadi buronan ketika Yuan mengadakan sayembara berhadiah uang bagi siapa saja yang bisa memberikan kepala Cen kepadanya, sehingga Cen terpaksa melarikan diri ke Asia Tenggara.

Perang Perlindungan Nasional pecah pada tahun 1915, ketika Yuan Shikai mendeklarasikan dirinya sebagai kaisar dan berusaha untuk mendirikan sebuah Kekaisaran Tiongkok. Li Genyuan (李根源) mengirim perwakilan ke Asia Tenggara untuk mengundang Cen kembali ke Tiongkok guna bergabung dengan kaum revolusioner dalam perang mereka melawan Yuan Shikai. Pada 4 Januari 1916, Cen kembali ke Shanghai, bertemu dengan Liang Qichao, mereka mendiskusikan bagaimana caranya menghadapi Yuan Shikai. Dia menulis surat kepada mantan bawahannya Lu Rongting dan Long Jiguang, yang saat itu masing-masing mengendalikan Guangxi dan Guangdong, untuk mendeklarasikan kemerdekaan provinsi mereka dari rezim Yuan Shikai. Pada 19 April 1916, Cen bertemu dengan Liang Qichao dan Lu Rongting di Zhaoqing, Guangdong, mereka mendirikan Pemerintah Militer Perlindungan Nasional. Cen dinominasikan untuk menjadi panglima tertinggi Tentara Perlindungan Nasional dan Liang Qichao sebagai kepala stafnya. Cen menyatakan perang melawan Yuan Shikai dengan mengeluarkan pernyataan "Jika Yuan Shikai hidup, aku mati; jika Yuan Shikai mati, aku hidup!"

Tahun 1918, Cen menjadi pemimpin pemerintahan militer di Guangzhou. Dua tahun kemudian, pemerintahan militer ini dibubarkan dan digantikan oleh pemerintahan Nasionalis pimpinan Sun Yat-sen, sehingga Cen mengumumkan pengunduran dirinya dan kemudian menghabiskan masa pensiunnya di Shanghai. Dia meninggal di Shanghai pada 27 April 1933.

Referensi

  1. ^ Eminent Chinese of the Chʻing period, 1644–1912, Volume 2, pp 742–745; Library of Congress, edited by Arthur W. Hummel; Washington : U.S. Govt. Print Off., 1943–1944. Tsen Chun-hsuan (Cen Chunxuan) and his brothers are mentioned in an article about their father Tsen Yu-ying (Cen Yuying), Governor-General of Yunnan-Guizhou, and their family history.
  2. ^ Who's Who in China, Third Edition, pp 743–744; M.C. Powell, Editor; Published by The China Weekly Review, Shanghai, June 1, 1925, Tsen Chun-hsuan.
  3. ^ "Loyal Chinese Defeat the Rebels", The New York Times, July 19, 1913, Tsen Chun-hsuan, President of the Republic of China (However, the proclamation was not accepted by all provinces in China, and therefore, he never became the President of the Republic of China or had a chance to consider declaring himself the Emperor of China).
Kembali kehalaman sebelumnya